Sukses

Lifestyle

Covid-19 Bebaskan Gadis yang Buta Sejak Lahir Ini Disentuh Orang Asing

Fimela.com, Jakarta Milagros Costabel telah buta total sejak lahir dan kini ia berbagi kisahnya selama masa pandemi. Menyebrang jalan selalu menjadi tantangan tersendiri bagi Mila.

Satu-satunya cara Mila memahami situasi adalah dengan mendengarkan suara kendaraan di sekitarnya. Sayangnya, di Colonia, Uruguay, lampu lintas sensor akustik untuk tunanetra juga tidak banyak tersedia, seperti melansir dari Huffpost Personal.

Baru-baru ini, Mila berjalan di sepanjang trotoar dengan mengikuti tembok sebagai panduannya. Secara tiba-tiba ada orang asing yang menariknya dan membawa Mila ke sebrang jalan karena tahu bahwa dirinya buta.

Hal ini mungkin mengejutkan bagi beberapa orang, namun adalah hal yang biasa dihadapi oleh Mila. Orang-orang mencoba membantunya, tanpa bertanya apakah Mila bener-benar membutuhkan bantuan tersebut.

Banyak orang telah menyentuh dan mencoba membawa Mila ke tempat yang mereka percaya adalah tempat yang diinginkannya, tanpa bertanya terlebih dahulu. Dalam beberapa kasus, ada orang yang bertanya, namun tidak pernah benar-benar mendengarkan Mila, seolah pertanyaan tersebut hanya sebuah kesopanan dan jawaban yang diberikan bukan sesuatu yang diharapkan dari penyandang disabilitas buta.

Ruang pribadi bagi Mila sebagai penyandang disabilitas tunanetra

Bagi Mila, ruang pribadi adalah konsep yang sangat kabur. Milagros Costabel lahir secara prematur di usia kehamilan yang ke-26 minggu.

Ia harus menghabiskan waktu selama berbulan-bulan di dalam inkubator dan menggunakan oksigen, yang akhirnya merusak retinanya secara permanen. Sejak usia yang sangat muda, orangtua Mila selalu mendidiknya menjadi pribadi yang mandiri dan melakukan segala sesuatu sendiri.

Di sekolah dasar, sang ibu harus belajar Braille dan mentranskripsikannya kepada guru Mila, karena tidak adanya bantuan dari pemerintah. Selain itu, Mila adalah salah satu dari sedikit penyandang disabilitas tunanetra di daerah tempat tinggalnya, sehingga lebih sulit untuk berinteraksi dengan orang lain.

Keengganan Mila untuk mengoreksi bantuan orang lain berasal dari takut membuat orang tersebut tersinggung atau kecewa. Selain itu, Mila juga merasa bahwa lingkungannya masih menggeneralisasi para penyandang disabilitas.

Hal ini berubah ketika Mila menyadari bahwa ibunya tidak suka melihat orang lain membantu sang anak tanpa benar-benar tahu apa yang dibutuhkannya. Mila mulai berusaha menjelaskan kebutuhannya kepada orang-orang yang ingin membantunya.

Pandemi mengubah cara Mila meminta dan menerima bantuan dari orang lain

Ternyata, cara tersebut mengubah hidup Mila, tidak hanya karena ia menerima bantuan dengan cara yang diinginkannya, namun juga dapat mengendalikan hal-hal yang terjadi pada dirinya dan cara orang berinteraksi dengannya. Sejak itu, Mila tidak lagi kesulitan untuk menolak bantuan yang tidak beralasan.

Mila merasa orang-orang cenderung lupa bahwa ia masih bisa bicara dan mendengar, walaupun ia tidak bisa melihat. Bahkan di masa pandemi seperti ini, masih banyak orang yang akan mendekati dan menyentuh Mila tanpa bertanya, serta mengabaikan protokol kesehatan sama sekali.

Inilah yang kemudian membuat Mila semakin tegas mengatakan tidak untuk bantuan-bantuan yang tidak diperlukan dan menjelaskan bahwa ini bukan langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan dirinya dan orang tersebut. Mila kemudian mengakui bahwa dirinya menjadi jarang keluar rumah, karena semakin sulit baginya untuk berinteraksi dengan orang lain di masa pandemi seperti ini.

Satu-satunya cara yang ia gunakan untuk berinteraksi dengan ruang sekitar adalah sentuhan, sedangkan virus Corona paling banyak menyebar melalui kontak fisik. Lebih dari sebelumnya, Mila menyadari bahwa di masa pandemi inilah para penyandang disabilitas bisa menutut kebebasan atas tubuh mereka, atas keputusan mereka.

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading