Fimela.com, Jakarta Pandemi Corona atau COVID-19 sejak muncul pertama kali telah memengaruhi perekonomian dunia, khususnya di Indonesia. Pada kuartal III di tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan tumbuh negatif. Artinya, jika Indonesia terus mengalami pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut di tahun yang sama, Tanah Air mengalami resesi ekonomi.
CNBC melaporkan, sejumlah tokoh yakin pertumbuhan ekonomi masih akan tumbuh minus pada kuartal III-2020. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun memproyeksikan perekonomian Indonesia akan membaik dengan prediksi -2 hingga -1% pada kuartal III. Namun, dia masih berharap perekonomian Indonesia dapat tumbuh positif.
Advertisement
BACA JUGA
"Indonesia masih turun -5,32% [pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020], diharapkan kuartal III bisa membaik dengan prediksi -2%, 1% atau bahkan diharapkan bisa masuk positif," kata Airlangga.
Meski pemerintah sudah menyiapkan beberapa langkah untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia seperti memperlebar defisit anggaran negara, namun masyarakat perlu waspada. Untuk menghadapi ancaman resesi ini, masyarakat perlu menyiapkan dana likuid untuk mempersiapkan diri.
Advertisement
Dana Darurat
Dana likuid merupakan dana tunai atau dana yang mudah untuk dicairkan. Dana ini berfungsi sebagai dana darurat. Dilansir dari berbagai sumber, para ahli keuangan menyarankan untuk menyiapkan dana darurat paling tidak 30% dari penghasilan per bulan. Atau, 3 kali gaji bulanan bagi Sahabat Fimela yang masih lajang, dan 6 kali gaji bulanan bagi kamu yang sudah berumah tangga.
Dana darurat ini nantinya akan berguna ketika kamu terpaksa menghadapi sebuah kondisi yang menekan keuangan pribadi saat Indonesia resesi nanti. Misalnya, ketika terjadinya lay off, dirumahkan tanpa gaji, atau omset mengalami penurunan drastis bagi para pengusaha.
#ChangeMaker