Fimela.com, Jakarta Kita semua pasti punya pengalaman tak terlupakan terkait negeri kita tercinta Indonesia. Ada kebanggaan yang pernah kita rasakan sebagai bagian dari Indonesia. Kebanggaan terhadap keindahan alam Indonesia, kekayaan tradisi dan budaya, kecintaan terhadap masyarakat Indonesia, dan lain sebagainya. Kita pun punya cara tersendiri dalam mengartikan kebanggaan terhadap tanah air ini. Melalui Lomba Share Your Stories Bulan Agustus: Bangga Indonesia ini, Sahabat Fimela bisa berbagi cerita, pengalaman, dan sudut pandang tentang hal tersebut.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Ranti Uli
“Ini Medan, Bung!” Slogan itu yang akan menyapa orang-orang ketika datang ke ibu kota Sumatera Utara ini. Mungkin kalau kamu baru datang ke Medan, muncul pertanyaan, “Lalu kenapa kalau ini Medan?”
Di Medan, banyak hal berbeda dari kota-kota lainnya. Di Medan, kamu tidak hanya akan menemukan Indonesia, tapi kamu akan terkagum-kagum dengan perpaduan berbagai budaya yang menyatu secara harmonis dan membuat kota ini, bagiku, akan selalu manis.
Di Indonesia, Kota Medan adalah kota terbesar ke-3. Namun, Medan menjadi kota terbesar pertama yang berada di luar Pulau Jawa. Lokasi yang dekat dengan negeri Jiran membuat Medan cukup kental dengan budaya Melayu dan Tamil. Namun, kota ini sekaligus jadi salah satu kota dengan penduduk Tionghoa terbanyak di Indonesia.
Dulu aku suka bertanya-tanya, bagaimana seluruh penduduk dengan kebudayaan yang sangat berbeda bisa hidup harmonis. Setelah melewati masa SD, SMP, dan SMA di kota ini, aku selalu terkesima karena sudut-sudut kota Medan diisi oleh orang-orang dari berbagai latar budaya. Tidak ada yang monoton atau homogen di kota ini. Semua penduduk dengan budayanya masing-masing membawa warna dan corak tersendiri yang membuat Medan jadi kota yang meriah dan berwarna.
Advertisement
Rindu Medan
Lalu aku kuliah di Pulau Jawa dan meninggalkan kota yang turut membesarkanku. Perbedaan membuat aku merasa semakin kaya dalam pengenalan akan karakter manusia dan budaya-budaya yang ada. Namun, aku selalu merasa Medan adalah kota yang berbeda.
Aku rindu mendatangi kawasan Kesawan lalu bertemu dengan teman-teman berlatar budaya Tamil. Atau bergeser sedikit ke Jalan Thamrin, lalu aku akan menemukan jejeran toko yang dikelola secara turun-temurun oleh orang Tionghoa.
Namun, kawasan-kawasan ini tidaklah ekslusif. Orang-orang dari budaya lain diterima dengan tangan terbuka ketika mengunjungi kawasan tersebut. Kamu tidak akan dianggap aneh atau dipandang sebagai orang asing. Keragaman budaya adalah hal biasa dan diakui penduduk Medan.
Lantaran budaya yang beragam, dampak yang muncul pun beragam pula. Keberagaman budaya membuat Medan juga kaya akan variasi kuliner, tekstil, dan industri lain. Dengan semua yanga ada di kota ini, aku merasa Indonesia harus bangga punya Kota Medan. Begitu pula Medan harus bangga jadi bagian dari Indonesia.
Ah, aku jadi semakin rindu pada Medan!
#ChangeMaker