Destinasi Domestik Menjadi Alternatif Liburan Wisatawan Indonesia

Fimela.com, Jakarta Delapan dari sepuluh wisatawan Indonesia sudah bersiap dan berencana pergi berlibur. Data ini diambil berdasarkan hasil survei GoLocal Domestic Travel untuk platform perjalanan digital Agoda.

Sebanyak 76 persen responden siap menjelajah kepulauan Indonesia dalam 12 bulan ke depan dan sangat bersemangat mengunjungi destinasi lokal, pasar terbesar kedua setelah Vietnam. Angka ini juga secara signifikan lebih tinggi dibandingkan rata-rata global sebesar 65 persen, dengan Bali menjadi tujuan wisata lokal teratas, diikuti Jakarta, dan Yogyakarta.

Berwisata sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat, dan mereka memiliki keinginan besar untuk kembali melakukannya. Namun, ada beberapa perubahan dalam tujuan dan cara wisatawan bepergian di era new normal.

Survei GoLocal Domestic Travel Agoda menunjukkan adanya pergeseran tren, dari wisata luar negeri ke wisata domestik, karena beberapa negara masih menutup perbatasannya. Secara keseluruhan, sebanyak 65 persen wisatawan ingin mengunjungi destinasi lokal dalam satu tahun ke depan, dengan wisatawan Vietnam 87 persen tercatat paling ingin bepergian, diikuti Indonesia 76 persen dan Amerika Serikat 74 persen.

Beberapa tren perjalanan yang kini bergeser dan disesuaikan dengan era new normal. Berikut hal-hal yang dipertimbangan wisawatan ketika ingin kembali berlibur, yang dirangkum Fimela, Senin (10/8/2020).

1. Jarak Perjalanan

Pada era baru wisata saat ini, survei menemukan bahwa 44 persen wisatawan Indonesia paling nyaman bepergian dengan durasi perjalanan maksimum tiga hingga empat jam, dibandingkan dengan 46 persen rata-rata wisatawan dunia. Sementara 36 persen wisatawan memilih melakukan perjalanan selama dua jam, 15 persen memilih lima hingga delapan jam, dan hanya 6 persen yang bersedia bepergian dengan perjalanan di atas delapan jam. Mengemudi kendaraan pribadi menjadi transportasi pilihan bagi 24 persen wisatawan Indonesia, dengan penerbangan menjadi pilihan teratas 57 persen, sejalan dengan data global.