Fimela.com, Jakarta Setiap keluarga memiliki banyak kisah dan makna tersendiri. Baik kisah bahagia maupun kisah yang berurai air mata. Kisah tentang orangtua, saudara, atau kerabat dalam keluarga. Ada makna dan pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kisah yang kita miliki dalam keluarga. Melalui Lomba My Family Story ini Sahabat Fimela bisa berbagai kisah tentang keluarga.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Ridha Hrn
Istri mana pun akan merasa terpukul dan sakit hati bila suaminya berkhianat di belakangnya. Padahal sebagai seorang istri, sudah banyak berkorban dan tetap setia mendampingi dalam suka dan duka. Suatu hari yang tak ingin kuingat selama hidupku, karena inilah awal mula luka di hatiku tergores begitu tajam karena ulah Mas Adrian. Baru saja aku menikmati kebahagiaan bersamanya tiba-tiba suatu malam aku dikejutkan oleh sebuah SMS misterius yang masuk ke HP suamiku.
Mulanya aku tidak ingin lancang membuka-buka dan membacanya. Tapi kulihat Mas Adrian tertidur sangat pulas karena mungkin kelelahan, hingga tak mendengar sms yang masuk ke handphone-nya. Aku yang penasaran, akhirnya nekad membuka HP suamiku. Deg! Begitu kubuka dan kubaca, SMS-nya diawali ucapan mesra dari seorang wanita. Rasanya aku tak sanggup membacanya. Yang jelas isinya mengatakan bahwa seorang wanita berinisial si A akan pulang ke kota Gudeg besok pagi dari Bandung.
Aku curiga untuk apa dia SMS tentang kepulangannya pada suamiku? Apa hubungannya dengan Mas Adrian? Apakah suamiku mencoba berselingkuh di belakangku. Oh Tuhan. Semoga ini semua tidaklah benar, mengingat betapa besar pengorbanan diriku selama ini. Bukankah aku tak hanya mendampinginya disaat senang saja? Tapi di saat susah sekalipun aku jumpalitan menghadapinya. Tanpa terasa, air mata mengalir dari kedua mataku.
Kutatap Mas Adrian yang sedang tertidur pulas di sampingku. Apakah Mas Adrian setega itu dengan mencoba mengkhianatiku? Aku tak boleh gegabah dalam mengambil langkah dalam hal ini. Kucoba tahan emosiku untuk segera marah-marah dan membangunkan Mas Adrian untuk mengaku. Tapi aku lebih memilih menyelidiki dulu kebenarannya.
Keesokan harinya, diam-diam aku pun menguntit kepergian Mas Adrian. Setelah dia pamit dengan alasan mau pergi keluar kota karena urusan bisnis. Dengan hati berdegup kencang kuikuti terus mobilnya dengan sebuah takdi. Begitu sampai di stasiun kereta, Mas Adrian pun terburu-buru turun. Kuputuskan untuk mengikutinya sampai ke dalam. Dan apa yang kulihat benar-benar membuat duniaku serasa ingin runtuh!
Tadinya aku ingin menghibur diri bahwa prasangkaku salah. Siapa tahu mungkin saja itu temannya Mas Adrian. Tapi begitu kulihat dari jarak beberapa meter, Mas Adrian tanpa malu-malu memeluk wanita berambut panjang sepinggang di depanku. Lalu mereka bergandengan mesra keluar dari stasiun. Sungguh menyakitkan rasanya menerima kenyataan karena dugaanku meleset. Tak mungkin seorang teman diperlakukan begitu mesranya.
Advertisement
Berpisah
Tanpa mampu menahan lagi segera kuputuskan pulang sambil menangis. Aku memang tak mau melabrak mereka di depan orang banyak demi harga diriku dan suamiku. Sepanjang perjalanan, air mataku tak berhenti mengalir. Inilah luka pertamaku selama pernikahan yang begitu menyakitkan. Aku pun memilih menanyakan kebenarannya setelah Mas Adrian pulang ke rumah.
"Baiklah Mas, aku tak ingin menyimpan kegundahan ini berlama-lama." Akhirnya kuceritakan apa yang kulihat kemarin di stasiun kereta.
"Jadi, siapa sebenarnya wanita itu? Kuharap Mas berkata jujur! Aku ingin mendengar jawaban itu dari mulutmu Mas. Meskipun itu pahit, aku sudah siap," ucapku sambil menarik nafas berat. Air mata kembali mengalir membasahi pipiku.
Mas Adrian tidak langsung menjawab. Wajahnya terlihat pucat pasi seperti habis tertangkap basah.
"Jadi, Adik siap mendengar jawaban apa pun dari Mas? Meskipun.... "
"Meskipun apa Mas?" tanyaku semakin tak tahan. Perasaanku semakin berdebar tidak karuan.
"Meskipun Mas berkata yang sesungguhnya bahwa Mas memang dekat dengan Reni, wanita yang Adik lihat bersama Mas di stasiun kereta kemarin."
Jeder! Petir serasa menghantam tubuhku, hingga aku pun mendadak berkunang-kunang. Oh, aku tidak mau jatuh pingsan saat ini. Berusaha kukuatkan tubuhku, meski lututku terasa lemas sekali.
"Jadi, hubungan Mas dengan wanita itu bukan hubungan biasa? Sudah berapa lama Mas?" desakku mulai emosi.
Mas Adrian tak segera menjawab, tapi malah bangkit mencoba menenangkanku.
“Tinggalkan aku Mas!" pintaku sambil membuang muka.
"Mas tidak ingin berpisah darimu, Dik. Maafkanlah Mas yang sedang khilaf.” Mas Adrian berlutut dan menyembah-nyembah meminta maaf padaku.
"Keterlaluan kamu Mas! Kalau begitu, Mas harus mengakhiri hubungan dengannya!" Tegasku.
Mas Adrian lagi-lagi diam seperti orang bingung dan hanya mampu menundukkan kepalanya. Ternyata benar dugaanku, setelah kudesak akhirnya Mas Adrian mengaku bahwa mereka sering pergi berdua sambil meminta maaf padaku.
Akhirnya aku memilih menerimanya kembali, meski masih sulit melupakan pengkhianatannya. Namun di saat kedua kali aku memergokinya dengan wanita lain, hatiku sangat hancur dan tak bisa lagi memaafkannya. Aku memilih berpisah saja, meski Mas Adrian tak ingin bercerai dariku. Ia memang meminta izin untuk menikah lagi, tapi tetap ingin bersamaku. Aku yang tak siap dimadu, memilih mundur menjadi istrinya.
Menikah Lagi dengan Suami yang Setia
Bertahun-tahun aku memilih sendiri karena masih trauma dengan pengkhianatan yang kualami. Sampai suatu hari aku bertemu dengan teman kampusku sewaktu kuliah di Yogya. Seorang pria yang dulu diam-diam jatuh hati padaku. Tapi karena aku sudah dekat dengan Mas Adrian, Mas Bambang sebut saja demikian, akhirnya memilih mundur dan menikah dengan wanita lain.
Tak disangka, takdir mempertemukan kami kembali lewat dunia maya. Aku yang berstatus janda, bertemu Mas Bambang yang sudah menjadi duda. Ia mengatakan bahwa istrinya sudah dua tahun pergi meninggalkannya karena kanker usus. Ia hanya hidup bersama putrinya yang berusia 9 tahun dan tak berniat menikah lagi.
Mas Bambang pun mengenalkanku pada putrinya yang cantik. Tak kusangka, putrinya suka dengan kehadiranku. Ia bahkan sering bermanja-manja denganku, dan berkata ingin punya ibu. Apalagi menurut cerita Mas Bambang, putrinya sempat menangis karena ingin sekolah bisa diantar sama ibu, seperti teman-temannya yang lain. Hatiku tersentuh mendengarnya, karena aku juga rindu memiliki anak. Sebab sudah bertahun-tahun menikah dengan Mas Adrian, aku sulit mengandung.
Dari hari ke hari, hubunganku pun semakin dekat dengan Mas Bambang dan putrinya. Kami benar-benar sudah seperti sebuah keluarga. Jodoh memang ada di tangan Tuhan, hingga kuterima lamaran Mas Bambang.
Setelah menikah, aku merasa sangat bahagia. Selain baik hati dan penyayang, Mas Bambang juga suami yang penuh tanggung jawab dan setia. Meski akhirnya Mas Bambang juga pergi meninggalkanku. Aku pun harus menerima takdir kembali menjadi janda. Bedanya Mas Bambang pergi bukan karena mengkhianatiku, tapi karena penyakit stroke yang dideritanya.
Namun satu yang masih aku syukuri, Mas Bambang telah memberikan aku seorang malaikat kecil, hingga aku tak merasa kesepian lagi. Aku pun memilih untuk tidak menikah lagi, tapi fokus membesarkan putri Mas Bambang yang semakin tergantung padaku. Aku tak ingin meninggalkannya seorang diri tanpa asuhan seorang ayah dan ibu. Aku berpikir mungkin ini takdir terbaik yang Tuhan berikan padaku. Ah, sungguh takdir Tuhan adalah sebuah misteri.
Advertisement
Cek Video di Bawah Ini
#ChangeMaker