Fimela.com, Jakarta Beasiswa Erasmus Plus dari Uni Eropa diberikan setiap tahun pada mahasiswa dan dosen di Indonesia sejak 2014. Pada 2020 ada 94 mahasiswa dan dosen dari Indonesia yang akan berangkat ke negara Uni Eropa dan diklaim jumlah tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Para penerima beasiswa Erasmus + yang akan menempuh studi tingkat S-1, S-2, dan S-3 di Eropa tersebut tetap akan berangkat di tengah situas pandemi Covid-19. Meski acara pelepasan harus dilangsungkan secara virtual pada akhir pekan lalu (18/7).
Advertisement
BACA JUGA
"Eropa sangat terbuka untuk para pelajar yang memasuki negaranya dengan memenuhi semua aturan. Hampir semua negara dalan kondisi yang kondusif dan positif terutama pada September mendatang. Yang pasti tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti pakai masker dan jaga jarak," ujar Bapak Vincent Piket, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia saat video conference.
Dalam video conference beberapa awardee atau penerima beasiswa yang rencananya akan berangkat pada September 2020 menceritakan kendala yang paling menantang serta aturan yang baru diberlakukan selama pandemi virus corona untuk angkatannya.
"Pastinya persiapan visa atau residence permit karena retrisksi di Eropa tapi untungnya student is extempted. Juga aturan lain di masing-masing negara seperti Health Certificiate Bebas Covid19 dengan Negative PCR Swab Test less than 72 hours sebelum memasuki negara tujuan," ujar salah seorang mahasiswa.
Sebelum berangkat ke negara tujuan masing-masing, komunikasi dari universitas dengan para penerima beasiswa Erasmus Plus berjalan baik. Seperti pemberitahuan program belajar yang tetap berlangsung atau mengalami penundaan karena Covid-19.
"Atau ada juga yang hybrid, jadi lewat daring dan tatap muka. Lalu ada juga info program yang di-postponed atau tetap in schedule yang dimulai Autumn ini. So far konsorsium tetap keep in touch membantu dan selalu memberi arahan pada kami," ujar awardee lainnya Flalisa Asriwardhani.
Advertisement
Menjalani Program Mobilitas di Lebih dari 2 Negara Eropa
Meski semua pihak saling menyesuaikan dengan tatanan hidup baru saat pandemi Covid-19, tak menyurutkan semangat para awardee seperti Charlah Arlens Wowor, mahasiswi asal Papua yang akan menempuh pendidikan jenjang S-2 di bidang European Master in Tourism Management.
"Saya akan studi di tiga negara; Denmark, Slovenia, dan Spanyol. Saya berharap dapat menerapkan ilmu yang didapat untuk mengembangkan sektor pariwisata di Papua, kampung halaman saya," ujar Charlah.
Begitu juga awardee lainnya Viddy Ranawijaya yang akan menemuph studi jenjang S-2 di bidang European Master in Euroculture: Society, Politics, and Culture in a Global Context di Prancis, Polandia, dan Belanda.
"Program mobilitas yang dimiliki Erasmus+ untuk menempuh pendidikan minimal di dua negara menarik bagi saya. Sebagai praktisi di sektor pendidikan tinggi, saya ingin mempelajari bagaimana universitas-universitas di Eropa dapat bekerja sama menjalani program tersebut untuk bisa menerapkan mobilitas ini di Indonesia bahkan di tingkat Asia Tenggara," kata Viddy.
Sebab itu, para awardee selalu diingatkan untuk membangun networking yang dimulai dengan menjalin pertemanan dengan banyak orang dari negara lainnya.
"Bertemanlah dengan banyak orang di sana, bersahabatlah dengan orang banyak negara untuk mendapatkan global outlook dan network. Atas nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kami sampaikan terima kasih kepada Uni Eropa atas dukungan beasiswa Erasmus+ serta selamat kepada para penerima beasiswa, "tutup Bapak Prof. Ir. Nizam, MSc, DIC, PhD, Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Simak Video Berikut
#ChangeMaker