Fimela.com, Jakarta Setiap keluarga memiliki banyak kisah dan makna tersendiri. Baik kisah bahagia maupun kisah yang berurai air mata. Kisah tentang orangtua, saudara, atau kerabat dalam keluarga. Ada makna dan pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kisah yang kita miliki dalam keluarga. Melalui Lomba My Family Story ini Sahabat Fimela bisa berbagai kisah tentang keluarga.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Asih Kurniawati
Pada umumnya saat-saat kehadiran buah hati adalah momen terindah dan menambah kehangatan dalam kehidupan suami istri. Tapi tidak dengan yang kualami. Rumah tanggaku kini menginjak lima tahun. Dan sudah dikaruniai dua orang putra, usia 4 tahun dan 11 bulan.
Sudah setahun ini rumah tanggaku diterpa badai besar karena hadirnya orang ketiga. Suamiku memang bekerja di luar kota sejak aku mengandung dua bulan beliau belum bisa pulang ke rumah. Sampai saatnya putra kedua lahir, dia pulang dan menemani proses persalinanku. Sungguh saat itu sangat bahagia sekali karena anakku lahir saat suami berada di sisiku. Tak ada yang aneh dan berubah dengan suamiku. Begitu pula dengan telepon selulernya masih leluasa aku otak-atik.
Sampai seminggu pasca melahirkan tiba-tiba ada nomor tak dikenal yang mengirimkan foto bugil suamiku dengan wanita. Wanita tersebut berkata, "Kembalikan priaku. Di sini istrinya." Hancur lebur saat itu perasaanku. Aku hanya bisa menangis tanpa mampu berkata-kata kepada suamiku.
Sampai saatnya dia harus berangkat bekerja di luar kota, aku meminta penjelasannya. Dia akhirnya mengakui perselingkuhan itu dan berjanji untuk meninggalkan wanita tersebut. Tapi janji tinggalah janji. Saat bertemu dengan wanita tersebut dia seolah menjadi dungu. Menuruti semua permintaan wanita tersebut.
Nomor Wa-ku diblok. Dan suamiku hanya menelpon kami seminggu sekali. Nafkah pun jarang dia berikan. Tiga bulan berlalu dia tak juga menceraikanku seperti apa yang aku minta. Justru dia malah menghilang. Wanita tersebut menghalangi suamiku untuk mengirimkan nafkah. Lagi-lagi dia menuruti wanita itu.
Advertisement
Berusaha Kuat demi Anak-Anak
Di bulan keenam saat emosiku sudah stabil, saat aku sudah mulai bangkit, tiba-tiba aku mendapatkan kabar dari keluarganya di kota yang sama dengannya. Ternyata suamiku terkena guna-guna oleh wanita tersebut. Akhirnya dengan bantuan keluarganya kami bisa saling berkomunikasi via videocall.
Dia terlihat sangat kangen dengan anak-anaknya. Kulihat kesedihan di gurat wajahnya. Tak lama berselang dia kembali pulang ke rumah. Saat itu walau masih merasa trauma tapi demi anak aku singkirkan perasaan itu. Aku terima kedatanganya ke rumah orangtuaku. Di situ kami saling berbagi pengalaman saat kami terpisah. Saat aku kesulitan untuk melanjutkan hidup dengan kedua buah hati kami.
Sebulan lamanya kami hidup bersama. Sampai aku mencium perubahan sikap dari suamiku. Rupanya wanita tersebut sudah bermain guna-guna lagi. Dan kali ini upayaku untuk merukyah suamiku terlambat. Dia sudah terpengaruh lagi dan kembali ke wanita tersebut.
Dia hilang dengan handphone yang tidak aktif sampai hari ini. Dan wanita tersebut dengan bangga menghujatku dengan kata-kata kasarnya. Awalnya aku ingin menjemput suamiku di kota tempat mereka tinggal tetapi karena covid-19 tidak memungkinkan untuk ke luar kota. Perjuanganku rasanya tak ada guna lagi.
Aku pasrahkan urusan ini pada Sang Pemilik Hidup. Aku fokuskan hari hariku untuk buah hatiku. Merawat mereka. Menjadi ibu sekaligus ayah. Aku mulai menata hidup. Mencari nafkah. Semoga Tuhan memberi kemudahan di setiap kesulitanku. Semoga kami bertiga bisa hidup bahagia kelak walaupun sosok ayah tak lagi ada di masa-masa emas anakku.
#ChangeMaker