Fimela.com, Jakarta Mengubah kebiasaan lama memang tidak mudah. Mengganti kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik pun kadang butuh proses yang tak sebentar. Membuat perubahan dalam keseharian dan hidup selalu memiliki perjuangannya sendiri. Melalui Lomba Change My Habit ini Sahabat Fimela berbagi kisah dan tulisannya tentang sudut pandang serta kebiasaan-kebiasaan baru yang dibangun demi hidup yang lebih baik.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Cynthia Der Waskuri
Aku memperoleh pelajaran berharga akan penerimaan diri, rasa bersyukur, pemahaman realita hidup, kepercayaan diri pada ketidaksempurnaan melalui kesederhanaan. Semua itu berawal dari sebuah kesalahan yang mampu mengubah kebiasaan dalam menjalani hidup.
Di dunia ini para wanita secara alami menginginkan sebuah keindahan dan kecantikan. Semua itu bisa didapatkan secara terlahir atau terekayasa. Ada beberapa wanita yang sangat beruntung memiliki keindahan fisik yang memukau tanpa usaha apa pun karena faktor genetik dari orangtua atau leluhur mereka. Ada yang merasa bersyukur tapi ada juga yang tidak menyadarinya hingga menimbulkan ketidakpuasaan secara batin akan fisik yang ditakdirkan mereka miliki. Hal ini mengakibatkan para wanita seperti berlomba untuk memiliki bentuk fisik yang mereka dambakan demi memenuhi standar kecantikan dirinya dan ketetapan masyarakat akan kecantikan.
Seiring berkembangnya kebutuhan dan teknologi membuat beberapa orang yang memiliki alasan medis atupun non medis merasa membutuhkan tindakan profesional dari para dokter bertangan ajaib dikombinasikan dengan teknologi mutakhir untuk mengubah rupa seseorang menjadi apa yang dibutuhkan dan diinginkan. Selama ini tingkat kepuasaan akan fisik yang dimiliki seseorang sangat relatif, tapi berekspektasi standar tinggi, apalagi di masa tren media sosial yang memegang acuan tertinggi dalam perbandingan fisik bahkan patokan gaya hidup seseorang.
Setahun lalu aku mengalami sebuah keadaan di luar perencanaanku yang membuat aku merasa dihentikan bahkan terpaksa menghentikan untuk menjalankan beberapa rencana hidupku. Hal itu terjadi karena keawaman aku pada pengetahuan produk perawatan kulit wajah. Sebab utamanya adalah rasa bersyukur yang berkurang dan harapan terlalu tinggi pada sebuah produk yang tidak terbukti nyata sesuai klaimnya dan malah mengakibatkan kulit wajahku menjadi berubah mengerikan.
Advertisement
Salah Memilih Produk Perawatan Kulit
Di kehidupan ini kadang hanya membutuhkan satu peristiwa yang mampu mengubah pandangan akan arti dirinya sendiri sebagai manusia. Dan benar aku memiliki pengalaman itu, meski prosesnya sangat panjang dan masih berlangsung sampai saat ini, serta akan membekas selamanya di hidup aku berupa beberapa bekas jerawat bertekstur cekung tidak rata di kulit wajah.
Aku adalah wanita dewasa yang memiliki kehidupan penuh warna dan penuh semangat. Keadaan fisik aku mungkin tidak memenuhi standar kecantikan di media sosial dan iklan di televisi dan media lain. Aku secara pribadi memang tidak merasakan tertekan untuk memenuhi beauty standard dunia kecantikan, namun aku tergiur akan suatu produk yang menjanjikan proses dengan hasil alami permanen sampai mati dengan hanya memakai sebuah produk sabun wajah.
Kondisi kulit wajahku sebenarnya normal senormal wanita yang memiliki jerawat pada masa siklus menstruasi, bekas jerawat, kusam dan pori-pori wajah yang terlihat besar. Sebenarnya masalah itu bisa aku koreksi jika memakai make up. Namun karena kampanye kecantikan kulit bareface alami tanpa cela dan booming-nya kampanye produk perawatan kulit wajah yang memukau wanita, maka aku terpanggil untuk membeli dan mencobanya tanpa memikirkan harga yang terasa over price dan juga over claim. Ya, wanita yang awan maupun hapal akan produk-produk itu pasti tergiur untuk menggunakannya dan berharap memperoleh hasil yang dijanjikan.
Aku memutuskan membeli suatu produk perawatan wajah yang berbahan herbal dengan janji manis yang memabukkan. Entah apa yang membuatku langsung membelinya meski harganya sangat tidak masuk akal dan produknya sangat asing bagi orang seperti aku yang hanya mengenal produk di iklan televisi. Aku merasa terdoktrin untuk memakai produk yang menjanjikan kulit awet muda bebas jerawat dan bekasnya, flek hitam, pori-pori mengecil dan pastinya wajah glowing alami tanpa riasan.
Aku mempercayai semua proses yang penjual artikan sebagai proses detoks berupa munculnya jerawat selama pemakaian sebagai tanda sedang ada pembuangan racun di wajah aku. Dan aku percaya saja dan malah senang kulitku menjadi berjerawat banyak karena itu dijelaskan sebagai proses pembersihan kulit mati. Aku sangat telaten memakainya meski wajahku malah berjerawat parah. Namun penjualnya tetap meyakinkan dan menyemangati aku bahwa kulit wajah aku dalam proses pembersihan akan tetapi dia tidak tahu kapan akan segera selesai proses menyakitkan itu.
Memperbaiki Kebiasaan Merawat Kulit
Aku terus memakainya hingga enam bulan dengan harapan akan memperoleh kecantikan awet muda alami dari pemakaian produk itu. Aku pasrah menerima dan memakan mentah-mentah setiap proses dan janji yang dijelaskan oleh penjual tanpa aku selidiki lebih rinci di media sosial dan testimoni jujur pengguna lainnya. Hati dan otak aku sangat lama untuk tersadar dan terketuk, betapa bodoh dan naifnya aku sampai enam bulan pemakaian baru menyadari ada kesalahan dan kejanggalan akan produk itu hingga menjadi awal mimpi buruk dari perjalanan hidup aku.
Wajahku menjadi rusak dan setiap bangun pagi aku menangis dan ingin berteriak melihat selalu tumbuh jerawat baru bernanah di area wajah yang berbeda. Dan puncaknya saat hampir seluruh wajah memerah berjerawat dan bernanah bahkan bibirku bengkak dan telingaku ditumbuhi jerawat, bukan hanya itu tapi juga aku mengalami kerontokan yang dahsyat, mungkin kerontokan rambut itu akibat aku super stres karena mentalku jatuh akibat kondisi wajahku.
Akhirnya aku menyelidiki dan menelusuri eksistensi produk itu, aku mencari testimoni dan pengalaman jujur pengguna lain di media sosial dan platform lainnya yang cukup membuatku tersadar dan tercengang. Aku menyadari betapa aku tidak mendengarkan dan memahami reaksi alami kulitku saat dia menjerit seakan memohon padaku agar menghentikan pemakaian produk itu.
Kulitku memberiku tanda protes dan tersiksa dari awal berupa rasa tidak nyaman, kemerahan, dan banyaknya jumlah jerawat yang tidak wajar. Dia seperti menangis tapi aku mengabaikannya. Aku mulai tergerak karena reaksi dan pendapat jujur keluargaku, mereka yang menyadarkanku. Dan akhirnya aku setop pemakaian produk itu dengan rasa kecewa, marah, dan sesal teramat dalam. Jerawat ini tidak hanya menyerang fisik aku tapi juga mental aku.
Aku mengalamai fase rendah diri yang belum pernah aku alami, aku berubah menjadi pribadi yang tertutup. Efek traumatis akan kesalahan memakai suatu produk perawatan wajah menjadi sangat berdampak pada proses pemulihan kulit wajahku. Aku merasa frustasi, traumatis, dan paranoid untuk mencoba produk skincare baru dan mulai mencari dan membaca tentang khasiat bahan-bahan alami dari alam. Aku berpikir bahwa kulit wajahku harus dinetralkan dan diobati secara aman tanpa bahan kimia.
Selama hampir satu tahun aku mempelajari kulit wajahku sendiri, mendengarkan dan memahami apa kemauan dan kebutuhannya karena dahulu pernah begitu egois memaksakan suatu produk yang tidak memberi hasil positif demi hasil kulit indah tanpa cela tapi berakhir duka. Aku melakukan banyak tes ke kulitku, seperti mengoles dahulu di area belakang telinga dan lengan dalam bagian atas. Jika dalam waktu 24 jam tidak ada reaksi negatif, maka aku oles di dagu aku, itu adalah area yang paling cepat pemulihannya jika terjadi suatu reaksi negatif atau ketidakcocokan suatu produk. Jika area dagu aman, maka esok harinya aku beranikan diri mengoles keseluruh wajah.
Advertisement
Beralih ke Bahan-Bahan Alami
Akhirnya aku memakai masker wajah dari bebarapa bahan-bahan alami bukan pabrikan seperti madu murni, tanaman lidah buaya asli, pare, kentang, wortel, tomat, jagung, beras kencur, kunyit, dan teh hijau serta dedaunan herbal. Selama masa ini aku mencuci wajahku dengan oatmeal dan menjadikannya masker wajah favorit aku. Dan alhamdulillah semua bahan-bahan itu sehat, aman, nyaman, dan cocok di kulitku. Hasilnya memang tidak instan tapi dipastikan aman untuk pemakaian jangka panjang. Butuh keyakinan, ketelatenan, konsistensi dan kesabaran.
Selain itu aku memperbaiki pola makan aku dengan berusaha memakan makanan sehat dan banyak minum air putih untuk memperlancar proses pembuangan racun dalam tubuh. Aku seperti menjadi dokter gizi pribadi bagi diri aku sendiri dengan mulai memahami apa yang tubuh aku perlukan untuk masa pemulihan kulit wajahku dengan mengurangi asupan nasi dan memperbanyak sayuran dan buah-buahan, serta mengganti cemilan kemasan menjadi kentang, wortel, dan ketela rebus yang mengenyangkan.
Terkadang aku membuat oatmeal dicampur madu dan buah-buahan, dan rasanya ternyata sangat enak dan aku menyukainya. Makanan yang aku hindari adalah telur, susu, gula, ayam dan mi instan. Aku berusaha menahan godaan produk olahan telur, gula dan susu seperti cake dan cokelat, sungguh sangat menyiksa untuk tidak memakan semua makanan favorit aku. Dengan kombinasi pengobatan dengan bahan-bahan alami langsung dari alam tanpa proses pabrikan, manajemen stres, mengatur pola makan berupa clear skin diet, dan pola tidur hasilnya selama hampir setahun ini aku merasa dan melihat kulit wajahku berangsur membaik dan ada progress positif setiap bulannya. Bonusnya adalah tubuhku menjadi sehat dan proporsional serta rambutku tidak rontok lagi.
Aku merasa sangat bersyukur bahwa aku tersadarkan dan selalu optimis, percaya pada diri sendiri serta yakin bahwa tubuh memiliki kekuatan beregenerasi secara alami dan bahan-bahan dari alam akan memperbaiki semuanya. Aku telah mendengarkan dan memahami kebutuhan kulitku, bukan mendengarkan dan memenuhi standar kecantikan masyarakat umum. Aku nyaman dan menerima diri aku sendiri, berdamai dengan diri sendiri. Kecantikan akan terpancar dari dalam diri kita yang selalu berpikir positif dan memiliki hati yang selalu bersyukur, tenang, damai dan bahagia.
Mengutamakan Kesehatan Kulit
Dari pengalaman itu aku menjadi lebih sederhana dalam menginginkan kesempurnaan fisik. Aku selalu membiasakan diri untuk lebih bersyukur dengan melihat kekurangan pada kulit wajah orang lain namun mereka menerima dan tetap optimis dalam menjalani hidup. Aku lebih bersyukur dan menerima fisik aku dan tidak terpengaruh secara mental akan arti kesempurnaan seperti waktu dulu aku ingin memiliki kulit wajah tanpa cela dengan keputusan tergesa-gesa memakai produk tanpa diselidiki terdahulu dan mengabaikan reaksi alami kulitku saat menggunakannya. Aku menjadi mau tersadar bahwa foto di media sosial selalu melalui proses editing yang detail demi kepentingan pemilik akun tersebut. Ada beberapa orang yang sangat berani menunjukkan keaslian mereka untuk menunjukkan bahwa menjadi tidak sempurna adalah suatu hal normal dan manusiawi.
Saat ini aku tergabung dalam komunitas Acne Fighters Indonesia, mereka adalah sekumpulan teman dunia maya yang sangat suportif yang ditakdirkan saling mengenal karena memiliki pengalaman, perjuangan dan tujuan yang sama. Mereka adalah salah satu hikmah tak terduga dari pengalaman buruk hidup aku. Dan aku secara alami berusaha mengubah tragedi itu menjadi suatu kisah inspiratif berharap bisa membantu orang lain yang mengalami musibah seperti aku dan meyakinkan mereka agar tetap semangat bahwa semua hal di dunia ini ada masanya. Perjuangan mereka untuk memiliki kulit wajah bersih akan segera dimiliki selama mereka tetap berusaha, telaten, sabar, memahami reaksi kulit dan berhati-hati dalam memakai suatu produk perawatan wajah.
Kesimpulannya adalah ketahui apa masalah kulit kita, apa penyebabnya dan segera kurangi, hindari dan hentikan, selalu mendengarkan kulit kita, pahami kulit kita, bersyukur pada setiap progress positif sekecil apapun, menyadari bahwa semua hal butuh waktu dan jangan berekspektasi terlalu tinggi pada suatu produk. Selidiki dulu semua review jujur dan kandungan apa saja yang pas untuk kulit kita. Dan poin pentingnya adalah tidak semua produk bisa cocok dipakai oleh setiap orang. Artinya orang memiliki jenis kulit sama dengan permasalahan yang sama dan memakai produk yang sama akan tetapi hasilnya bisa berbeda-beda.
Untuk ke depannya semoga aku selalu berhati-hati dan bijak dalam memutuskan untuk memakai suatu produk perawatan wajah. Aku akan selalu memilih produk berbahan alami yang telah teruji secara klinis aman untuk kulit dan mendapat testimoni positif yang jujur bukan rekayasa strategi penjualan untuk kepentingan bisnis semata.
#ChangeMaker