Fimela.com, Jakarta Physical distancing kini sudah menjadi gaya hidup dan new normal bagi masyarakat. Sehingga aktivitas di luar rumah masih terbatas. Perubahan perilaku konsumen ini menjadi kesulitan dan tantangan bagi bisnis kecil yang bergantung pada aktivitas keseharian orang untuk bertumbuh.
Dibutuhkan strategi baru, inovasi, dan yang terpenting, dibutuhkan mental berani dan kegigihan untuk bisa bertahan. Kekuatan mental untuk berusaha dan terus mengulanginya hingga berhasil sangat dibutuhkan untuk bisnis kecil dapat bertahan dan bergerak maju.
Kita bisa belajar dari strategi sukses Habitus Cafe Makassar di masa pandemi ini. Berdasarkan data internal Moka, startup kasir digital di Indonesia, pada bisnis F&B, sebanyak 16 dari 17 kota di Indonesia megalami penurunan pendapatan akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Advertisement
Data ini memaparkan penurunan pendapatan mencapai lebih dari 40 persen pada outlet-outlet bisnis yang sebagian besar adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terhitung Maret 2020. Namun sekarang, beberapa UMKM telah menunjukkan resiliensi terhadap kondisi ini dan beradaptasi dengan strategi new normal masing-masing.
BACA JUGA
Habitus Cafe, cafe modern dan nyaman di salah satu sudut kota Makassar, merupakan merchant Moka yang menunjukkan resiliensi pada masa pandemi dan dapat mempertahankan cashflow bisnis yang positif. Cafe dengan rating 4.5 dan 422 ulasan di Google ini memiliki kekuatan produk di minuman kopi, khususnya Pandan Latte, diikuti dengan beragam menu minuman unik lain seperti Dalgona Coffee, Klepon Latte, White Rabbit Latte, dan juga Lotus Biscoff Brown Sugar Bobba, hingga camilan Onde-Onde isi Nutella.
Johannes Giananta Purnadi, Co-founder dari Habitus Cafe memiliki beberapa strategi dan pengalaman bagaimana usahanya mengarungi hambatan dalam tiga bulan terakhir ini. Tidak ingin kalah dengan keadaan, ia dan tim mulai melakukan market research dan strategi baru. Berikut trik untuk usaha kuliner bertahan menuju era new normal yang bisa menjadi inspirasi, dirangkum Fimela, Rabu (24/6/2020).
1. Berhasil menggenjot penjualan dengan open pre-order
Mengikuti peraturan pemerintah, Habitus Cafe tidak menerima konsumen yang makan di tempat dan hanya melayani take-away serta pengantaran online. Namun, melihat perilaku konsumen di Makassar yang ternyata lebih merespon pasar melalui open pre-order (PO), Habitus Cafe pun melakukan open PO, dimana konsumen dapat memesan dan membayar produk sebelum diproduksi.
Ternyata strategi open PO mendapatkan respon yang positif dan membantu menggenjot pendapatan sehingga tidak terlalu turun. Melihat kondisi ini, bisa dibilang konsumen masih mencari produk mereka, hanya saja cara konsumen mendapatkan produklah yang berbeda.
Advertisement
2. Promo hemat
“Pada masa pandemi ini, banyak orang termasuk konsumen kita yang dirumahkan, pasti pendapatan mereka berkurang, jadi kami membuat promo hemat sebagai penarik mereka untuk tetap bisa menikmati produk kami,” papar Gian.
3. Transformasi operasional
Seperti kebanyakan bisnis kecil lainnya, saat penjualan sedang tidak dalam kondisi normal, tentu bahan baku menjadi perhatian para pemilik bisnis. Sulitnya mendapatkan bahan baku dan cara mengontrolnya menjadi dua perhatian khusus di Habitus Cafe. Menyiasatinya dengan produk substitusi menjadi pilihan optimis.
Selain tetap mempertahankan kualitas, Habitus Cafe mengurangi kuantitas persediaan bahan baku. Jika dalam keadaan normal persediaan bahan baku hingga dua minggu, sekarang hanya untuk persediaan satu minggu saja.
4. Cepat tanggap di semua saluran komunikasi konsumen
Selain WhatsApp dan Instagram, Habitus Cafe pun memanfaatkan Google My Business dan banyak konsumen yang bertanya melalui saluran komunikasi itu juga. Menurut Gian, cepat tanggap juga diperlukan dalam media sosial. Mulai dari pengunggahan foto, hingga ulasan konsumen.
“Konsumen kan tidak dapat melihat produk kita, maka harus sering upload foto dan instagram story agar konsumen bisa lihat barangnya seperti apa. Selain itu, Honest review itu penting, kami biasanya minta feedback langsung ke konsumen, lalu kami upload di media sosial,” tuturnya.
5. Jangan hilang arah
Sebagai penutup, Gian menyampaikan pesan bagi para pemilik usaha yang sedang mengalami hal yang sama di kondisi seperti ini. Gian menyampaikan pentingnya para pemilik bisnis untuk kembali melihat visi dan misi bisnis sejak awal.
“Jangan sampai kita lari dari visi dan misi dari awal bisnis ini terbentuk, jangan kehilangan arah meski sedang dalam keadaan sulit,” ujarnya.
#changemaker