Fimela.com, Jakarta Penerbang tempur atau biasa dikenal dengan sebutan fighter cenderung dianggap sebagai profesi pilot dalam dunia militer untuk kaum pria. Namun untuk pertama kalinya di Indonesia, profesi ini ditempati oleh seorang perempuan.
Letda Pnb Ajeng Tresna Dwi Wijayanti, S.Tr. (Han) merupakan seorang perwira lulusan AAU tahun 2018 lalu dan saat ini sedang mengabdi di Skuadron Udara 15 Wing Udara 3 Lanud Iswahjudi Magetan, Jawa Timur. Ajeng terpilih untuk mengoperasikan pesawat tempur T50i Golden Eagle.
Advertisement
BACA JUGA
Ajeng baru saja dilantik menjadi seorang pilot atau penerbang tempur TNI AU pada tanggal 18 Mei lalu. Diakui olehnya melalui wawancara yang dilakukan oleh tim Liputan6.com melalui acara Sharing Session bahwa dirinya mantap masuk ke dunia militer setelah menjadi anggota Paskibraka dan terpilih menjadi penata rama.
"Saya bukan orang yang punya mimpi khusus dari dulu. Saya cuma berusaha menjalani hidup saya dengan sebaik-baiknya. Ketika menjalani Paskibraka, saya baru merasa nyaman dan mantap dengan apa yang saya jalani sekarang," ungkap Ajeng ketika ditanya mimpinya sewaktu kecil apakah memang ingin menjadi seorang pilot.
Advertisement
Latar belakang keluarga Ajeng Tresna Dwi Wijayanti
Dunia militer sebenarnya bukan hal baru dalam keluarga Ajeng, sang ayah yang juga merupakan seorang tentara dan tempat tinggal Ajeng di kawasan Halim memang membuatnya dekat dengan dunia militer sejak kecil. Namun, di antara saudara-saudara kandungnya yang lain, hanya Ajenglah yang memutuskan untuk terjun ke dunia militer hingga berhasil dilantik menjadi seorang fighter.
"Keluarga tentu punya kekhawatiran, ya, apalagi saya anak perempuan, terutama ibu saya. Tapi bagaimana caranya bisa menyakinkan keluarga saja, kemarin saya sampaikan ke ibu saya bahwa saya ini sudah jadi anak negara, jadi harus berusaha menjalankan tugas negara sebaik-baiknya," jelas Ajeng.
Tidak hanya berhasil mengubah pandangan umum bahwa dunia militer hanya bisa dijalani oleh para pria, namun Ajeng juga membuktikan bahwa perempuan juga bisa berprofesi untuk menjaga negara. Menariknya lagi, perempuan kelahiran tahun 1995 ini juga mengaku bahwa dulunya ia adalah seorang penari.
"Jangan salah, saya dulunya penari, jadi saya ini, ya perempuan yang normal, cuma berbeda profesi dan tugas saja. Dan kalau sekarang saya nggak di dunia militer, mungkin saya akan melanjutkan profesi di bidang teknik elektro, karena terakhir, jurusan saya adalah teknik elektro," kata Ajeng ketika ditanya apa dirinya masih suka berdandan. Bagaimana menurutmu?
Saksikan video menarik setelah ini
#ChangeMaker