Fimela.com, Jakarta Punya kisah atau kesan tak terlupakan terkait bulan Ramadan? Atau mungkin punya harapan khusus di bulan Ramadan? Bulan Ramadan memang bulan yang istimewa. Masing-masing dari kita pun punya kisah atau pengalaman tak terlupakan yang berkaitan dengan bulan ini. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam My Ramadan Story: Berbagi Kisah di Bulan yang Suci ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Larasaty Aprillia
Ramadan adalah bulan di mana kita menjalin silaturahmi lebih dekat lagi. Baik dengan keluarga, sahabat hingga rekan kerja. Meskipun Ramadan kali ini sedikit berbeda akibat dampak pandemi Covid-19. Tradisi seperti reuni di acara buka puasa bersama harus tertunda. Keinginan melepas rindu dengan sahabat juga harus ditahan dan diganti dengan komunikasi virtual saja.
Berbicara mengenai Ramadan juga tidak lepas dari kata maaf dan memaafkan. Hal ini yang sedang saya upayakan untuk saya perbaiki. Terkadang secara sadar ataupun tidak kita seringkali menyakiti hati orang-orang terdekat dan juga sebaliknya. Sebagian dari kita menganggap bahwa meminta maaf lebih sulit daripada memaafkan, akan tetapi saya merasakan sebaliknya.
Berbicara mengenai memaafkan, ingatan saya terlempar ke Lebaran dua tahun lalu. Seperti lebaran-lebaran sebelumnya, saya biasa mengatur waktu untuk bertemu dengan salah satu sahabat saya. Bukannya menghabiskan dengan cara yang menyenagkan, kami malah terlibat perdebatan akan sesuatu hal yang seharusnya tidak kami perdebatkan. Parahnya perdebatan itu berujung dengan segala uneg-uneg yang kami pendam selama ini, yang mungkin kami kira sudah selesai. Saya tersinggung dengan pernyataan-pernyaatan yang dilontarkan, dan mungkin dia pun tersinggung dengan ucapan-ucapan saya. Kami selesaikan dengan perkataan 'maaf' saat itu. Namun, setelah kejadian itu hubungan kami tetap baik tapi renggang. Semua jadi berbeda.
Advertisement
Benar-Benar Memaafkan
Ramadan kali ini aku coba introspeksi diri mengenai apa itu 'memaafkan'. Apakah benar aku memaafkan, atau hanya sekadar melupakan? Ternyata, selama ini aku hanya mencoba atau berusaha melupakan saja, bukan memaafkan. Aku sadar bahwa memaafkan dan melupakan adalah dua hal yang sangat berbeda. Hal tersebut yang membuat hubungan terlihat baik namun hilang kenyamanan satu sama lain. Karena masih ada yang tanpa sadar menjadi ganjalan di antara kami.
Pada akhirnya aku mencoba menyampaikannya kembali ke sahabatku mengenai apa yang aku rasakan. Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan lancar dan jujur perasaan plong itu sangat terasa sekali. Sungguh lega rasanya tidak ada lagi yang mengganjal. Sungguh Ramadan kali ini menyadarkan saya arti kata 'memaafkan' yang sesungguhnya.
Â
#ChangeMaker