Fimela.com, Jakarta Punya kisah atau kesan tak terlupakan terkait bulan Ramadan? Atau mungkin punya harapan khusus di bulan Ramadan? Bulan Ramadan memang bulan yang istimewa. Masing-masing dari kita pun punya kisah atau pengalaman tak terlupakan yang berkaitan dengan bulan ini. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam My Ramadan Story: Berbagi Kisah di Bulan yang Suci ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Udewianik Oktaviani
Ramadan 2020 adalah Ramadan istimewa. Tak pernah terbayang di benak siapa pun untuk menjalani bulan puasa di tengan pandemi Covid-19 yang masif dan progresif. Yang destruktif. Yang ah... pokoknya Covid-19 ini serasa menampar semua aspek kehidupan umat. But life must go on. Hidup harus tetap bergulir dengan tempaan semangat tiada akhir.
Nama saya Dewi. Kebetulan saya bekerja di sektor kesehatan. Banyak sekali tugas di masa pandemi ini. Suatu ketika saya bertugas jadi "kurir" untuk mengambil hasil pemeriksaan swab bagi pasien suspect Covid. Siang itu terik dan dehidrasi saat puasa membuat tenggorokan ini tercekat oleh haus. Tahan. Tahan. Terus bertahan selama perjalanan pulang pergi ke laboratorium pemeriksaan yang memakan waktu 5 jam. Matahari sudah turun saat saya sampai d rumah. Alhamdulilah masih sempat menyiapkan buka puasa untuk suami dan anak anak.
Baru saja selonjoran kaki setelah berbuka, ada perintah lagi untuk melakukan pelacakan pada pasien yang positif Covid-19. Kesal dan lelah. Tetap juga berangkat. Kalau sudah dilabeli “tugas negara’’ mana bisa kita tolak? Sampailah tim kami di lokasi. Setelah berinteraksi dan mendapatkan data yang dibutuhkan, kami pamit.
Advertisement
Perlu Lebih Banyak Bersyukur
Tahu tidak? Sebelumnya saya sering berpikir Covid-19 ini membuat saya lelah, sangat menyebalkan. Tapi ketika banyak bertemu dengan pasien positif Covid-19 dan keluarganya, saya sadar, mereka jauh lebih lelah, lebih tertekan, lebih menderita. Seperti pasien barusan. Rumahnya sangat sederhana, tidur berjubelan dalam kamar yang luasnya tak seberapa. Harus menghadapi masyarakat yang seakan menghakimi dan mengucilkan mereka. Harus mengikuti serangkaian prosedur yang melelahkan di RS, harus ini, harus itu.
Akhirnya saya paham, saya harus lebih banyak bersyukur. Kita harus lebih banyak bersyukur. Selelah lelahnya kita karena WFH, sebosan bosannya kita saat #stayathome, setidaknya kita sehat. Perbanyak bersyukur, kurangi mengeluh. Lelah boleh, mengeluh jangan. Insyaallah semua ini segera berlalu. Itulah pelajaran yang saya dapatkan selama Ramadan di pandemi ini. Bagaimana dengan kamu?
#ChangeMaker