Fimela.com, Jakarta Mengubah rutinitas di tengah panedemi virus corona ini memang tidak mudah. Mengatasi rasa cemas dan was-was pun membuat kita tak nyaman. Kita semua pun berharap semua keadaan akan segera membaik. Melalui Lomba Share Your Stories: Berbagi Cerita tentang Pandemi Virus Corona ini Sahabat Fimela berbagai cerita dan harapannya di situasi ini. Langsung ikuti tulisannya di sini, ya.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Mei Kristina Panjaitan
Aku tinggal di rumah yang sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kami hidup dari bahan tani. Kami bersyukur punya mama dan papa yang baik hati mencukupi kami. Aku punya saudara 5 ditambahkan aku menjadi 6. Aku sendiri kuliah dan empat saudara yang lain masih sekolah, satu lagi baru berumur 4 tahun, biasa untuk menemani mama ke ladang. Bapak kerja biasa sebagai buruh kotor ya hasil uangnya untuk mencukupi kuliah dan sekolah. Aku bersyukur banget sampai sekarang aku masih dicukupi uang kuliahnya, walaupun itu kami nggak pernah sama sekali dapat bantuan dari mana-mana, dan untuk uang makan sehari hari ditambah dengan hasil dari lahan.
Sebulan berlalu dengan kuliah online di rumah karena virus corona. Awalnya ketika ada kabar kuliah online aku bingung harus bagaimana, aku bayangkan pasti bapak juga akan di rumah. Kami bakal makan apa? Uang kuliah dari mana? Dan lain sebagainya. Tapi ingat, mengeluh bukan solusi untuk itu. Aku punya bisnis berbisnis online. Aku juga ikut mama jika waktu kosong kuliah ke ladang. Lumayan untuk mencukupi makan sehari hari, ngambil kopi ditambah cabai atau jagung dijual untuk uang kuliah sama sekolah adik.
Advertisement
Bertahan dengan Hasil Kebun
Kami berangkat pagi sekitar tengah tujuh pagi balik lagi sekitar sebelas siang. Jika ada pepaya atau pisang dibawa ke rumah. Kami jarang beli buah karena mama pintar menanam banyak jenis buah di ladang. Di kebun juga ada singkong kami gunakan pengganti ikan, bisa juga jadi camilan nikmat jika ditambah sambal cabe hasil dari ladang meski buahnya tak terlalu banyak tapi itu yang mencukupi buat kami bertahan di tengan situasi seperti ini. Lahan yang kami gunakan lumayan bisa jadi tempat tanaman yang bisa dimanfaatkan tapi bukan lahan pribadi, hanya lahan yang tidak dipakai tapi bisa digunakan untuk kami gunakan sebelum digunakan pemiliknya.
Aku tak mau patah semangat dengan keadaan. Kalau aku bisa kerjakan kenapa aku harus menunggu. Istilahnya jangan tunggu terlalu lama, jika kamu bisa memulai. Banyak orang nggak menyangka aku bisa kuliah hanya dari hasil keringat mama dan bapak. Itu mukjizat bagiku hingga hari ini aku bertahan bisa kuliah. Orang Batak bilang, "Anakkon hi do hamoraon," artinya anakku adalah hartaku. Jika satu sukses makanya yang lainnya juga sukses. Ini membuatku juga harus semangat supaya bisa membanggakan orangtuaku. Dan bisa juga bantu adik-adikku sekolah, istilah orang Batak, "Marsitogu toguan, marsipairing iringan tu dolok tu toruan."
Tangan Tuhan juga selalu terbuka sama yang minta tolong. Di tengah pandemi ini kita harus bijak. Jaga kesehatan, jangan pergi ke tempat ramai.
Cek Video di Bawah Ini
#ChangeMaker