Fimela.com, Jakarta Banyak orang memanfaatkan momen datangnya bulan suci ramadan untuk memperbaiki diri. Beberapa orang bahkan merencanakan perubahan positif apa saja yang dirinya bisa latih selama bulan ramadan berlangsung. Tentunya ini adalah hal yang positif.
Ada alasan tersendiri mengapa banyak orang ingin memperbaiki diri pada saat ramadan. Aalsan yang pertama ialah momen yang bisa memicu motivasi untuk merubah diri kea rah yang lebih baik. Pada bulan ramadan, semua orang menahan diri dan berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan, momen inilah yang dimanfaatkan orang-orang untuk merubah dirinya.
Selanjutnya, alasan lain yang juga mempengaruhi orang ingin memperbaiki diri pada saat ramadan ialah rasa kedekatannya dengan Allah SWT yang bisa jadi begitu kuat pada saat menjalani ibadah di bulan ramadan. Ada banyak amalan yang bisa kita lakukan untuk menyempurnakan ibadah dan amalan itu mendekatkan kita dengan Allah SWT.
Advertisement
BACA JUGA
Jadi tidak heran mengapa banya orang bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik setelah menjalani ibadah puasa selama satu bulan. Tentunya perubahan itu harus dimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten sehingga membentuk kepribadian.
Buat kamu yang punya rencana ingin memperbaiki diri, simak artikel ini baik-baik. Fimela.com akan membagikan informasi 3 kebiasaan yang dapat memerbaiki diri selama menjalani ibadah di bulan ramadan.Â
Advertisement
Menahan Hawa Nafsu
Kebiasan yang dapat memperbaiki selama menjalani ibadan di bulan ramadan ialah menahan hawa nafsu. Menahan hawa nafsu pasti harus kamu lakukan selama berpuasa. Siapa sangka kebiasaan menahan hawa nafsu dapat membuatmu menjadi seseorang yang lebih baik.
Selama kamu menahan hawa nafsu, ada banyak hal buruk yang kamu hindari. Misalnya, kamu menahan diri dari perilaku emosional seperti marah-marah yang pastinya itu bisa melukai hati orang lain. Dengan menahan hawa nafsu, kamu dituntut untuk sabar dan tidak boleh marah karena akan mengurangi pahala puasamu.
Selain bisa menjaga lisan untuk tidak marah-marah, menahan hawa nafsu juga menuntut kamu untuk tidak membicarakan orang lain. Secara tidak disadari, kita sering membicarakan keburukan orang lain dan itu bukan perbuatan terpuji karena rawan terjadi fitnah.
Maka dari itu, dengan menahan hawa nafsu kamu bisa berubah dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih berhati-hati dalam bertindak dan mampu menguasai diri dari perbuatan buruk yang mungkin biasanya kamu lakukan dulu setiap hari.
Bersedekah dan Berbagi
Kedua, kebiasaan yang dapat memperbaiki diri selanjutnya ialah kebiasaan bersedekah dan berbagi. Pada saat bulan puasa, kamu memiliki banyak kesempatan untuk memperbanyak sedekah dan berbagi dengan orang lain, terutama dengan orang yang membutuhkan.
Salah satu contoh berbagi yang bisa kamu lakukan saat ramadan ialah memberi makan orang yang sedang berpuasa karena pahalanya akan berbalik padamu tanpa mengurangi pahala orang yang kamu bantu. Kamu bisa membagikan takjil pada saat berbuka sekaligus menghangatkan hubungan sosial dengan sesama.
Tentunya melalui kebiasaan ini kamu akan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki simpati dan empati yang tinggi pada sesama. Kamu berbagi agar mereka bahagia dan kamu akan merasa bahagia karena sudah membantu orang lain. Tentu rasa kemanusiaanmu akan langsung terpanggil dan ini adalah cara memperbaiki diri.
Advertisement
Menjaga Tali Silaturahmi
Selanjutnya, kebiasaan yang dapat memperbaiki diri selama menjalani ibadah di bulan ramadan ialah menjaga tali silaturahmi. Sebagai makhluk sosial, kita pasti tidak bisa hidup tanpa orang lain, maka dari itu penting sekali menjaga hubungan tali silaturhami, baik dengan keluarga, sahabat, dan juga kerabat.
Selama bulan ramadan, kita dianjurkan untuk tidak saling bermusuhan dan memaafkan orang-orang yang pernah menyakiti. Dengan saling bermaaf-maafan hubungan tali silaturahmi yang mungkin sempat renggang bisa hangat kembali.
Melalui kebiasaan ini, kamu bisa memperbaiki diri menjadi pribadi yang pemaaf dan tidak anti sosial. Kamu juga bisa menjadi seseorang yang lebih dewasa dengan tidak mengedepankan ego karena pernah berselisih paham dengan orang. Hidup tanpa memiliki musuh pasti lebih menyenangkan dan membahagiakan.