Sukses

Lifestyle

Memaknai Ramadan di Tengah Pandemi, Tetap Bersyukur dan Mengharagai Waktu

Fimela.com, Jakarta Meski pandemi virus Covid-19 belum mereda, umat muslim diseluruh dunia juga harus mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadan. Bukan tidak mungkin bahwa Ramadan 2020 akan terasa asing, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Ibadah puasa yang diadakan dari fajar hingga senja selama bulan Ramadan, adalah salah satu dari lima rukun islam. Dalam masyarakat muslim, bulan ini selalu menjadi waktu untuk merayakan kebersamaan dengan keluarga dan orang-orang terkasih. Namun, menurut himbauan yang diberikan oleh pemerintah, dimana masyarakat harus menerapkan social dan physical distancing selama pandemi virus Covid-19 ini memungkinkan masyarakat tidak lagi bisa berkumpul untuk perayaan buka bersama, seperti Ramadan di tahun-tahun sebelumnya.

Meski begitu ada banyak hal yang tetap bisa kita lakukan selama menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan. Melansir dari Daily Sabah bahwa kesedihan akibat pandemi tidak seharusnya menghilangkan suka cita kita menyambut dan menjalankan ibadah selama Ramadan, sebab meski harus menjaga jarak sosial atau bahkan sedang dalam masa karantina, banyak hal yang harus kita maknai terkait Ramadan di tahun ini, seperti memaknai empat hal berikut ini yang mungkin belum sempat dilakukan.

Merangkul kenyataan

Mengeluh sepanjang hari tentang realitas suram pandemi Covid-19 tidak akan mengubah keadaan. Orang dapat menghabiskan waktu untuk merenungkan tentang bagaimana beberapa negara berhasil mengendalikan virus tersebut. Hingga hari ini mungkin banyak dari kita yang terus mengkhawatirkan peningkatan orang-orang yang telah terinfeksi dan meninggal di seluruh dunia. Bukan berarti berhenti, mengeluh mungkin merupakan sifat manusia, tetapi realisme adalah jalan yang harus ditempuh. Virus ini masih di depan mata kita dan kita harus terus tinggal di rumah hingga waktu yang belum bisa dipastika untuk membantu memutus rantai penyebaran virus tersebut. Jadi, daripada mengeluh sepanjang waktu, cobalah untuk menerima keadaan. Tahun ini, umat islam di seluruh dunia tidak akan dapat menghadiri iftar jamaah, mempraktikkan muqabala (membaca Al-Quran satu sama lain di masjid) atau pergi keluar untuk minum kopi setelah tarawih, tapi apa baiknya? kamu mendapat banyak waktu untuk istirahat serta beberapa peluang mengejutkan lainnya. 

Makna Ramadan di tengah pandemi virus corona

Menghidupkan kembali tradisi

Siapa sangka, ketika pandemi ini menghantui dunia, hal yang harus kamu syukuri adalah kemajuan teknologi yang memberikan banyak kemudahan. Misalnya memesan makanan secara online, berbelanja online, dan apapun yang kita butuhkan bisa kita dapatkan hanya dengan satu kali klik. Lalu, apakah kamu tidak pernah memikirkan tentang Ramadan online juga? pada Ramadan terakhir, beberapa dari kita mungkin lupa dengan beberapa saudara kita. Atau mungkin beberapa dari kita lupa atau secara sadar tidak pernah mengundang orang tua untuk berbuka puasa bersama. Maka, Ramadan ini bisa menjadi waktu untuk merefleksi diri dan lebih menghargai orang yang dicintai.

Keajaiban teknologi seperti FaceTime, Skype, Discord, WhatsApp, Facebook Messenger, Google Duo, Zoom, dan Houseparty akan melakukan semuanya, dan kamu dengan mudah melakukan konferensi video dengan anggota keluarga dan orang-orang terdekat dalam waktu singkat. Lakukan hal ini dengan pengaturan yang sederhana, seperti meletakkan tripod dan ponsel kamu untuk menghadap ke meja saat berbuka puasa, dengan begitu kamu tetap bisa merasakan makan bersama orang yang kamu cintai. Atau kamu juga bisa membuat tayangan video di Instagram untuk keluarga dan teman-teman yang berkaitan dengan resep makanan berbuka atau sahur misalnya, sehingga mereka dapat mengambil inspirasi dari resep kamu.

Memanfaatkan kemajuan tenologi

Ramadan tidak hanya tentang puasa dan makanan berbuka puasa, tetapi juga merupakan waktu untuk bertaubat, mendekatkan diri dengan sang pencipta dan merenungkan perbuatan seseorang. Pada siang hari di bulan Ramadan biasanya umat islam berduyun-duyun ke masjid untuk muqabala. Karena kita sedang melewati pandemi yang berbahaya, praktik ini tidak akan menjadi ide bagus di tahun ini. Jadi, mengapa tidak mencari mitra muqabala, mungkin saudara kandung atau orang tua, saudara atau teman, dan melafalkan kata-kata indah Allah satu sama lain bersama-sama melalui aplikasi panggilan video atau suara.

Memanfaatkan hidup bersama

Meskipun sholat Tarawih hanya bersifat perorangan untuk orang yang biasanya tinggal sendiri, keluarga atau teman serumah yang tinggal di bawah satu atap tetap bisa melakukan sholat tarawih bersama, seperti di masjid, bedanya tarawih kali ini dilakukan di rumah. Dengan minimal dua orang, kamu dapat tetap melakukan Tarawihh dalam bentuk shalat jama'ah. Jadi, jika seorang Muslim memiliki teman serumah atau pasangan, mereka dapat melakukan Tarawih jamaah di rumah dan tetap merasakan suka cita selama bulan Ramadan ini.

Tetap mewaspadai bahaya Covid-19

Ketika pandemi COVID-19 berlanjut, mengambil tindakan pencegahan akan terus menjadi kewajiban untuk sementara waktu. Sebagaimana Nabi Muhammad memperingatkan 1.400 tahun yang lalu, “Jika kamu mendengar wabah wabah di suatu negeri, jangan memasukinya; tetapi jika wabah itu pecah di suatu tempat ketika kamu berada di dalamnya, jangan tinggalkan tempat itu."

Tetap merayakan

Ramadan adalah waktu sepanjang tahun yang dinantikan oleh semua muslim. Setiap muslim di seluruh dunia telah menunggu 30 hari yang indah untuk berhubungan kembali dengan Allah. Jika kita melihat keadaan dunia saat ini dari sudut pandang agama, tahun ini, selama Ramadan dalam karantina mandiri dapat menjadi hal pertama dan terpenting yang harus tetap disyukuri. Misalnya, meski saat tinggal di rumah, semua orang harus terus mematuhi aturan kebersihan. Alih-alih pergi ke restoran mewah untuk berbuka puasa bersama yang mahal, nyatanya semua orang dapat membuat pesta mereka sendiri di rumah. Sekali lagi dari sudut pandang agama, berhemat sudah menjadi salah satu dari banyak ajaran islam, jadi hal-hal seperti ini juga bisa menjadi kesempatan untuk merefleksikan beberapa kebiasaan yang mungkin berlebihan. Alih-alih menghabiskan banyak uang, makan dengan hidangan yang sederhana namun penuh berkah. Ramadan ini memang akan menjadi kesempatan utama untuk merefleksikan diri dan merayakan kembali bersama orang-orang terdekat yang dicintai yang mungkin selama ini jarang terjamah oleh pandangan kita.

Penulis: Iffah Nurahmah

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading