Ada Nilai Ibadah dari Setiap Pekerjaan yang Dilakukan Perempuan

Fimela.com, Jakarta Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Pada bulan yang suci ini, ada banyak kesempatan yang bisa kita lakukan untuk meraih banyak pahala. Bahkan dari pekerjaan yang kita lakukan, kita juga bisa mendapatkan nilai ibadahnya.

Perempuan boleh bekerja. Mengutip buku Haid Menghalangi Ibadah? No Way! dijelaskan bahwa bekerja merupakan salah satu ibadah muamalah, dan pada prinsipnya, Islam tidak melarang perempuan bekerja di dalam atau di luar rumahnya, secara mandiri atau bersama-sama, dengan pihak swasta atau pemerintah, siang atau malam. Selama tetap dapat menjaga kehormatan diri dalam lingkungan kerja, dapat memelihara tuntunan agama, dan dapat menghindari dampak-dampak negatif dari pekerjaan itu terhadap diri dan lingkungannya dengan baik.

Pekerjaan Bisa Memiliki Nilai Ibadah

Bagi yang selama bulan Ramadan masih harus bekerja, tetap semangat. Bekerja dengan niat menjemput rezeki bisa menjadikan pekerjaan yang kita lakukan memiliki nilai ibadah di sisi Allah SWT. Banyak perempuan pada zaman Nabi SAW dan sahabat yang bekerja, baik demi dirinya sendiri atau guna membantu suami yang tidak mampu memenuhi kewajibannya menafkahi keluarga.

Ada Ummu Salim binti Malham yang bekerja sebagai perias pengantin. Qilat Ummi Bani Ammar sebagai pedagang. Zainab binti Jahsy yang dikenal terlibat dalam pekerjaan menyamak kulit binatang. Al-Syaffa’ yang mendapat tugas dari Khalifah Umar ibn Al-Khaththab untuk menangani pasar Madinah.

Bagi yang sudah berstatus sebagai istri, maka wajib untuk mendapat izin terlebih dahulu dari suami untuk bekerja. Seandainya seorang istri bekerja tanpa izin suami, kewajiban suami untuk memberinya nafkah bisa gugur.