Fimela.com, Jakarta Besarnya peran guru di dunia pendidikan Indonesia sepertinya kurang dihargai dilihat dari tingkat kesejahteraan profesi guru di daerah-daerah pelosok Indonesia. Terutama bagi guru honorer yang telah mengabdi sekian tahun mendidik anak bangsa, seolah-olah sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab mereka tanpa balasan yang sebanding.
Tidak sedikit dari tenaga pengajar ini memiliki profesi ganda dengan memiliki pekerjaan lain untuk menambah penghasilan mereka. Salah satunya dengan menjadi influencer di aplikasi pembuat video pendek, Likee, sebagai platform yang memberi kesempatan bagi para guru untuk mengedukasi lebih banyak orang secara online dan mendapat penghasilan tambahan melalui program kegiatan “Likee Live Class” bertema Cloud Education.
Advertisement
BACA JUGA
Hal ini juga yang dilakukan Miftahudin, guru honorer di Lampung Timur. Di usianya yang baru 23 tahun, Miftahudin sudah bekerja menjadi guru honorer untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sejak tahun 2013. Melihat minimnya minat anak muda yang bercita-cita menjadi guru di kotanya, ia akhirnya memutuskan untuk membantu masyarakat dengan menjadi guru honorer.
“Sebenarnya dari dulu nggak kepikiran untuk jadi guru, karena saya setelah lulus SMA pinginnya kerja di kantor, dan ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi juga, dan menjadi guru itu tuntutan masyarakat di sini. Jadi ketika aku pulang ke rumah, langsung disambangi oleh Kepala Sekolah di daerahku dan ditawarkan untuk menjadi guru,” ujar Miftahudin.
Meski begitu, Miftahudin tetap senang dan semangat memberikan pendidikan dan arahan kepada anak-anak di Lampung Timur melalui profesinya sebagai guru honorer yang kabarnya hanya diupahi 250 ribu per bulan dan itu pun dibayar setiap tiga bulan sekali.
“Karena jadi guru itu ada kesenangan tersendiri di hati, saya selalu merasa berkecukupan gitu. Padahal kalau dihitung dengan gaji sebesar itu per bulannya, yang bahkan dibayarkan setiap tiga bulan sekali. Tetapi sehari-hari saya bisa melakukannya karena saya percaya rezeki nanti pasti ada aja di mana pun. Saya juga nggak merasa terbebani untuk mengajar murid-murid, apalagi melihat anak-anak usia remaja yang membutuhkan pendidikan dan arahan," paparnya.
Miftahudin juga sempat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi mengikuti program studi Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam selama tiga semester. Sayangnya ia memutuskan untuk berhenti kuliah karena keterbatasan ekonomi, ia mengalah untuk tidak melanjutkan kuliah agar adiknya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ia memutuskan untuk melanjutkan bekerja agar dapat membantu ekonomi keluarganya dan ia pun berharap dapat melanjutkan kuliahnya suatu saat nanti.
Advertisement
Tambah penghasilan melalui konten video
Agar dapat membantu orang tua dan memenuhi kebutuhannya, guru mata pelajaran muatan lokal ini mengaku mendapat tambahan penghasilan dari rajin membuat konten video pendek di Likee, platform pembuatan video pendek terkemuka. Melalui akunnya @MIFTAHUDIN.OFFIC, ia membagikan konten video pendek dengan berbagai konsep, mulai dari drama kehidupan, humor, dance, hingga tutorial menggambar dan bershalawat. Yang awalnya hanya untuk mengisi waktu luang saja, tanpa disangka video-video pendek yang ia buat mendapat respon positif dari para penggemarnya dan juga dapat mendapat penghasilan tambahan.
“Pertama niat main Likee hanya untuk meramaikan aplikasinya, hingga akhirnya saya dapat banyak penggemar sampai 60k followers saya bersyukur sekali, nggak nyangka juga. Ada penghasilan juga yang saya dapat dari menjadi host di Likee. Dan itu sangat membantu karena saya ingin kembali kuliah, karena hasil dari guru saja belum cukup karena masih honorer dan Likee membantu saya banget untuk mendapatkan penghasilan tambahan setiap bulannya," ujarnya.
Karena profesinya sebagai guru telah diketahui oleh para penggemarnya di Likee, kedepannya Miftahudin berencana untuk aktif juga memberikan konten-konten berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran. Selain itu, ia juga berpartisipasi dalam program “Belajar Bareng Likee Live Class” dengan memberikan pengetahuan dan tipsnya dalam seni kaligrafi islam dan shalawat.
Likee Live Class
Likee melalui kampanye yang bertema Cloud Economy menghadirkan “Likee Live Class” sebagai wadah bagi para guru untuk menemukan peluang baru dan melanjutkan profesinya sebagai tenaga pengajar secara online melalui pertunjukan live (Cloud Education) di tengah penyebaran virus Corona (COVID-19) ini. "Likee Live Class" akan berlangsung selama satu minggu mulai dari 09 - 15 April 2020.
Melalui program ini guru-guru profesional akan membagikan pengetahuannya yang menarik, tanpa harus bertatap muka secara langsung dengan murid-muridnya. Program ini juga sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah agar masyarakat tetap berada di rumah dengan beralih melakukan aktivitas daring atau online.
“Di situasi seperti ini banyak organisasi beserta kegiatan-kegiatannya yang harus ditunda atau dihentikan sementara, salah satunya lembaga pendidikan. Menyayangkan hal tersebut, kami mengajak para guru untuk terus melanjutkan profesinya sebagai tenaga pengajar dengan melangsungkan kegiatan mengajar secara online lewat Likee Live Class. Program ini juga untuk mengajak masyarakat agar berkegiatan di dalam rumah saja seperti yang dianjurkan pemerintah,” ujar Erwin, Manager of Creator Operation Likee.
Melalui kampanye bertemakan Cloud Economy, Likee mendorong orang-orang Indonesia untuk beralih melakukan kegiatan daring atau online agar dapat melanjutkan profesinya masing-masing melalui berbagai kegiatan online dengan empat tema utama antara lain, Cloud Education, Cloud Medical, Cloud Food, dan Cloud Concert. Sekarang, Likee memberikan kesempatan untuk semua orang agar tidak hanya nonton pertunjukan live, tetapi juga ikut berpartisipasi menjadi host Likee Live dan mengadakan pertunjukan live nya sendiri. Ayo Live! Dan dapatkan kesempatan memenangkan iPhone terbaru
#Changemaker