Fimela.com, Jakarta Tahun ini menjadi kali pertama orang Katolik tidak meramaikan Paskah di Vatikan, Roma selama 2000 tahun. Tidak ada ritual Paskah secara katolik yang biasanya dihadiri oleh ribuan orang di Vatikan karena ancaman virus Corona.
Tidak adanya kerumunan orang di Basilika Santo Petrus diimbau oleh Paus Fransiskus sejak perayaan Minggu Palma di Lapangan Santo Petrus. Tidak ada Stasiun Salib atau Via Crucis di Colosseum dengan ribuan orang di sekitar landmark paling terkenal di Roma untuk menyaksikan Paus membawa Salib pada hari Jumat Agung.
Advertisement
BACA JUGA
Masyarakat yang ingin mengikut misa bersama Paus Fransiskus hanya bisa melalui siaran televisi atau live streaming. Dalam situasi social distancing tidak ada lagi pilihan selain menerima pembatasan kegiatan yang belum pernah diberlakukan sebelumnya. Termasuk selama masa sibuk seperti Paskah.
Paus Fransiskus sendiri yang kini telah berusia 83 tahun dianggap memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi virus corona. Pasalnya, ia hanya memiliki satu paru-paru, di mana paru-paru yang lain telah diangkat akibat infeksi ketika ia masih muda. Sehingga Paus Fransiskus harus tetap berada di Vatikan untuk terhindar dari penularan.
Meski demikian, Paus Fransiskus tetap menjalani ritual Paskah sederhana dengan mengurangi jumlah orang. Hanya para petugas Gereja dan lima pengunjung gereja yang diterima di gereja terbesar di dunia itu. Jumlah paduan suara pun dikurangi untuk memastikan social distancing tetap berlaku.
Advertisement
Ritual sederhana Paskah oleh Paus Fransiskus
Sementara, untuk menggantikan kedekatan fisik bersama ribuan umat, Paus Fransiskus memanfaatkan internet dan memastikan seluruh umat tetap bisa menjalani perayaan Paskah.
"Paus Fransiskus tahu betul bahwa seorang gembala harus selalu dekat dengan kawanananya, terutama ketika masa sulit. Dia kadang-kadang mengkritik penyalahgunaan media sosial, tetap dengan wabah COVID-19 dia memutuskan untuk menggunakannya sehingga bisa tetap berhubungan dengan umat beriman di seluruh dunia sehingga mereka tahu bahwa gembala mereka tetap peduli," ungkap Uskup Agung Claudio Maria Celli, selaku Presiden Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial Kota Vatikan, melansir dari Arab News pada Minggu (12/4/2020).
Pekan lalu, Paus Fransiskus berdiri sendirian di Lapangan Santo Petrus untuk memberkati umat Katolik di seluruh dunia yang menderita akibat virus corona. Ini merupakan kejadian pertama sepanjang sejarah di mana Paus melakukan pemberkatan Urbi et Orbi (diterjemahkan: Ke Kota dan Dunia) dari tangga basiliki ke lapangan kosong. Menyapa mereka yang berada di rumah melalui televisi, radio, dan media sosial.
Berkat Urbi et Orbi biasanya diberikan hanya pada tiga kesempatan. Yakni ketika Paus baru terpilih, saat Natal, dan Paskah. Berkat ini menawarkan pengampunan penuh bagi setiap dosa yang dilakukan bagi mereka yang menerimanya.
Paus mengajak semua orang untuk membangun kembali dan mempraktikkan solidaritas serta harapan yang mampu memberikan kekuatan, dukungan, dan makna di tengah hantaman virus corona. Dengan cara ini, gereja yang besar tidak akan sekosong yang terlihat, melainkan diisi oleh doa semua orang agar pandemi virus corona segera berakhir.
Simak video berikut ini
#changemaker