Fimela.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan dalam akun instagramnya bahwa pemerintah kini telah menyiapkan sekitar 3 juta Chloroquine untuk penanganan virus corona. Kendati demikian, chloroquine ini bukannya menjadi obat opsi pertama dan utama untuk diberikan kepada pasien virus corona.
"Pemerintah memiliki persediaan 3 juta obat Chloroquine yang diproduksi oleh BUMN dalam negeri. Perlu saya sampaikan bahwa Chloroquine ini bukanlah obat first line, tapi obat second line," tutur Presiden Jokowi.
Advertisement
BACA JUGA
Hingga kini, memang belum ditemukan obat yang efektif maupun antivirus untuk mengatasi virus corona. Namun di beberapa negara, obat ini telah digunakan untuk pasien virus corona. Hasilnya, banyak pasien yang membaik bahkan sembuh.
Chloroquine sendiri bukan tergolong obat yang dijual bebas. Melainkan harus melalui resep dokter berdasarkan takarannya. Ketika obat ini diberikan kepada pasien virus corona, haruslah diberikan di rumah sakit dan melalui resep dari dokter.
Â
Advertisement
Bukan untuk pencegahan tapi penyembuhan
Achmad Yurianto selaku Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona menghimbau agar masyarakat tidak mengonsumsi obat ini tanpa adanya resep dokter. Yuri pun menegaskan bahwa Chloroquine merupakan obat untuk penyembuhan bukan pencegahan. Sehingga masyarakat tidak perlu berbondong-bondong menyimpannya.
"Tidak perlu ini obat disimpan, kami mohon jangan sampai ada persepsi yang salah, jangan sampai masyarakat berbondong dan menyimpannya di rumah ini penting kita pahami," tegas Yurianto.
Sejak lama, Chloroquine dikenal sebagai obat untuk pemberantasan malaria selama 70 tahun. Indonesia pun memproduksi obat yang tergolong obat keras yang menjadi kandidat potensial untuk menangani SARS-CoV-2.
Obat ini tampaknya dapat memblokir virus dengan mengikat diri ke sel manusia dan masuk untuk melakukan replikasi sel. Selain itu, obat ini juga dapat merangsang kekebalan tubuh.
Simak video berikut ini
#changemaker