Fimela.com, Jakarta Virus corona atau COVID-19 menjadi pandemik yang membuat banyak orang harus lebih ketat menjaga kesehatan, apalagi cuaca di musim penghujan yang membuat orang lebih rentan sakit.
Umumnya orang akan lebih rentan terserang flu ketika musim hujan, dan karena gejalanya yang mirip flu, orang akan cenderung khawatir apakah itu flu biasa atau virus corona. Tapi apakah cuaca dapat memengaruhi ketahanan virus di udara? Jika cuaca panas dan suhu naik, apakah virus corona akan lebih mudah mati?
Untuk menjawab hal ini, beberapa peneliti masih belum bisa memastikan dan meskipun sudah ada analisis terkait subjek tersebut namun belum ada publikasi resmi yang dimuat dalam jurnal kesehatan, seperti dikutip dari Bloomberg.com.
Advertisement
Advertisement
Virus corona
Namun hingga saat ini, tempat-tepat yang paling banyak persebaran virus corona adalah tempat yang memiliki suhu dan kelembapan hampir sama yaitu berkisar antara 5 hingga 11 derajat Celcius di musim dingin. Sedangkan di beberapa tempat yang lebih hangat seperti Bangkok, peneliti mengatakan bahwa virus ini tidak menyebar cepat ke masyarakat.
Di negara empat musim, virus flu/influenza lebih mudah menyebar saat musim dingin, sedangkan di negara-negara tropis dan subtropis lebih mudah menyebar saat musim penghujan karena banyak teori dan bukti menemukan bahwa kondisi lembap memudahkan virus untuk menyebar.
Itulah mengapa banyak ahli yakin bahwa cuaca yang panas atau suhu yang tinggi mampu memperkecil penyebaran virus dan membunuh virus yang berada di udara.
Meski demikian, prediksi ini juga harus dicermati dengan hati-hati. Orang harus tetap menjaga kesehahatn kapan pun di cuaca apa pun.
#ChangeMaker with FIMELA