Fimela.com, Jakarta Mencintai diri sendiri bukanlah tindakan egois. Justru dengan mencintai diri sendiri, kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik. Di antara kita ada yang harus melewati banyak hal berat dalam hidup sampai rasanya sudah tak punya harapan apa-apa lagi. Namun, dengan kembali mencintai diri sendiri dan membenahi diri, cahaya baru dalam hidup akan kembali bersinar. Melalui salah satu tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba My Self-Love Story: Caramu untuk Mencintai Diri ini kita akan memetik sebuah inspirasi baru yang dapat mencerahkan kembali hidup kita.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Budi Rahmah Panjaitan
Love myself, tidak semua orang bisa menyadari betapa pentingnya itu untuk dilakukan oleh dirinya sendiri. Termasuk diriku dahulu. Oke, aku akan cerita sembari memperkenalkan diri.
Namaku Intan, aku seorang fotografer. Kegiatan ini sudah lama kugeluti. Terhitung sejak 12 tahun lalu. Aku tak hanya sekadar memotret. Aku juga ikut kompetisi yang membuat aku terus bersemangat mengasah kemampuan lewat karya-karya fotografiku. Hingga suatu ketika, aku merasa telah meraih pencapaian tertinggi karena bisa mendapatkan predikit juara 1 untuk kompetisi fotografi nasional. Ya, di situ aku sangat yakin dengan kemampuaku, semua orang mengucapkan selamat padaku. Bisa kukatakan bahwa aku mencintai diriku dan aku bangga dengan diriku.
Eitss, ternyata tak sampai di situ ceritanya. Suatu hari, aku sedang menjalankan projek fotografi untuk model-model yang akan berkompetisi di ajang kecantikan internasional. Sebagai seorang fotografer, suatu kehormatan bagiki bisa ikut direkrut dalam projek tersebut. Sekitar 5 hari, aku dan tim dituntut untuk bisa menyelesaikan proyek. Semua berjalan mulus, tapi tiba-tiba saja seorang manajer model yang kupotret pada hari itu berkata, "Hai Mbak Fotografer, kamu seorang perempuan, sudah seharusnya kamu cantik seperti model-model yang kau potret. Mungkin saja kamu membutuhkan sedikit polesan make up agar terlihat lebih menarik." Sebenarnya ucapan itu diutarakannya dengan nada yang sedikit bercanda. Tapi aku kehilangan rasa percaya diri.
Semenjak itu, aku menjadi sangat overthinking. Apa benar aku tidak menarik? Aku kan perempuan, oh iya, kok aku tidak bisa seperti model-model yang kupotret. Mereka terlihat sempurna dengan kodrat kecantikan mereka sebagai seorang wanita. Sementara aku? Seorang fotografer wanita yang kadang tak jelas penampilannya. Yang penting adalah model-model yang terpotret di kamera selalu cantik. Wanita seperti apa aku ini? Ternyata tak ada artinya apa yang aku lakukan selama ini. Ah sudahlah, aku malas dengan semua ini.
Advertisement
Menjadi Versi Terbaik Diri
Semua terus berlangsung hingga aku bertemu dengan temanku Dini yang kini sudah menjadi seorang atlet karate berprestasi. Ia menceritakan betapa bangganya ia dengan pencapaiannya. Lantas aku bertanya, "Kamu merasa cantik menjadi atlet? Bukankah itu tidak elegan untuk seorang perempuan? Mengapa kamu tidak mencoba menjadi perempuan yang cantik seperti model?" Aku tak melihat apa pun dari wajah seorang Dini kecuali senyuman.
"Intan... Intan, apa yang telah membuatmu berpikir seperti itu? Percayalah Intan, setiap orang lahir dengan potensi yang berbeda, kamu ahli fotografi, aku atlet, dan mungkin banyak di luar sana yang ahli modeling serta yang lainnya. Tapi yakinlah, versi terbaik ada pada dirimu sekarang. Kamu tidak perlu perbandingan dengan diri orang lain, kamu cukup maksimalkan apa yang kamu punya. Intan, fokuslah pada bakatmu dan pada apa yang kamu miliki saat ini. Jika itu kamu lakukan, you're the best," ujar Dini.
Kata-kata Dini seakan menohok perasaanku. Aku seperti terbangun dari rasa kecewa lantaran aku terlalu fokus membandingkan diriku dengan orang lain. Ya, sekarang aku paham bahwa yang harus aku lakukan adalah mencintai diriku sendiri dengan cara fokus pada yang kumiliki bukan pada hal yang aku tidak miliki. Itu satu-satunya cara agar aku bisa bahagia serta bersyukur menjalani hidup.
Aku semakin yakin bahwa memang benar perumpamaan yang dikatakan Albert Einstein. Semua orang jenius, tapi saat menilai kemampuan ikan untuk memanjat pohon, maka itu adalah hal yang bodoh. Sama seperti aku, kemampuanku di bidang fotografi. Saat orang-orang menilai kemampuan modeling dariku, maka itu adalah hal bodoh yang mereka lakukan. Terkahir pesan dariku, jadilah versi terbaik dari dirimu. Fokuslah pada apa yang kamu miliki, bukan pada apa yang kamu tidak miliki.
Simak Video di Bawah Ini
#ChangeMaker