Fimela.com, Jakarta Mungkin kamu juga termasuk ke dalam salah satu orang yang melakukan panic buying ketika mendengar pandemi virus Corona telah sampai di Indonesia, benar? Panic buying dianggap sebagai reaksi yang dapat dimengerti, terutama di situasi seperti saat ini.
BACA JUGA
Advertisement
Kecemasan tentang wabah virus Corona benar-benar normal dan dorongan untuk mempersiapkan diri juga merupakan reaksi yang wajar. Namun, penting untuk mengetahui bahwa panic buying dapat memperburuk situasi yang ada, bukan hanya untuk mereka yang membutuhkan, namun bagi siapapun yang melakukannya.
Nick Blackburn, seorang psikoterapis mengatakan bahwa banyak orang berusaha mengatasi rasa cemas mereka dengan membeli banyak barang. Ketika orang-orang ini mendapati stok yang menipis atau kritik dari sekitarnya tentang perilaku tersebut, ini hanya akan memperburuk perasaan mereka sendiri di tengah pandemi virus Corona, seperti dilansir dari huffpost.com, Selasa (17/3/2020).
Â
Advertisement
Mengetahui psikologi di balik panic buying
Panic buying tidak hanya didorong oleh rasa cemas, namun juga perasaan tidak berdaya, ketakutan, dan hilang kendali. Selain itu, panic buying juga justru membuat orang lain merasa cemas karena mereka tidak dapat menemukan barang-barang yang dibutuhkan dan ini bisa mengarah pada efek domino.
Lantas, bagaimana cara mengatasi panic buying? Pertama, cobalah mendapatkan informasi dari sumber yang terpercaya, seperti WHO.
Kedua, batasi paparan terhadap rasa cemas dari sebuah kelompok. Perbanyaklah komunikasi dengan orang- orang yang memiliki optimisme bahwa diri mereka baik- baik saja.
Terakhir, kamu harus memiliki perencanaan yang baik tentang apa yang harus disiapkan menghadapi wabah virus Corona saat ini. Lakukan aktivitas seperti hari-hari biasanya, pastikan diri sendiri dan orang-orang sekitar dalam kondisi sehat.
Saksikan video menarik setelah ini
#ChangeMaker