Fimela.com, Jakarta Mencintai diri sendiri bukanlah tindakan egois. Justru dengan mencintai diri sendiri, kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik. Di antara kita ada yang harus melewati banyak hal berat dalam hidup sampai rasanya sudah tak punya harapan apa-apa lagi. Namun, dengan kembali mencintai diri sendiri dan membenahi diri, cahaya baru dalam hidup akan kembali bersinar. Melalui salah satu tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba My Self-Love Story: Caramu untuk Mencintai Diri ini kita akan memetik sebuah inspirasi baru yang dapat mencerahkan kembali hidup kita.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Kartika Sari
Mencintai diri sendiri bukan hanya melulu bersifat fisik. Menjaga asupan makanan dengan diet sehat dan bergizi, olahraga secara teratur, menyediakan me-time dengan membaca buku atau traveling, adalah sedikit di antaranya. Saya yakin dalam hal fisik, saya sudah cukup mencintai diri sendiri. Tapi saya masih harus belajar mencintai diri ini melalui kesalahan-kesalahan yang saya buat di masa lalu.
Saya seorang pekerja keras. Saya juga seorang perfeksionis. Tidak jarang saya menyalahkan diri sendiri jika melakukan hal-hal bodoh atau kesalahan kecil, apalagi besar. Bagi saya, tidak mudah memaafkan diri sendiri. Seringkali saya marah-marah, lalu menghukum diri dengan merekonstruksi kesalahan itu di pikiran, mengingatnya, terheran-heran kenapa dan kok bisa, lalu kembali lagi menyalahkan diri sendiri. Melelahkan sebenarnya. Tapi itu dulu.
Kini saya sadari bahwa belajar memaafkan diri sendiri adalah salah satu jalan untuk berdamai dengan diri. Untuk bisa meninggalkan masa lalu, melangkah maju, dan mencapai cita-cita lain dalam hidup saya.
Advertisement
Lebih Santai Sedikit
Kini saya jauh lebih santai menjalani hidup. Tentu saja saya masih seorang yang perfeksionis dan pekerja keras. Saya pasti mengusahakan yang terbaik untuk pekerjaan dan proyek-proyek pribadi. Saya akan pastikan telah melakukan semua yang saya bisa. Ketika pada akhirnya tidak sesuai dengan rencana, saya bisa tersenyum sekarang. Saya tarik napas dalam-dalam. Mengambil waktu sejenak untuk meresapi hal ini.
Saya tidak marah-marah lagi. Saya sudah melakukan semaksimal yang saya bisa. Tentu saja saya harus mengevaluasi apa yang kurang, di mana yang gagal, dan bagaimana memperbaikinya. That’s it. Itu sudah cukup. Saya tidak lagi menghukum dan menyalahkan diri sendiri. Saya tahu saya melakukan kesalahan. Tapi, hei, semua manusia melakukan kesalahan, bukan?
Ini bukan sebuah aib atau momok yang harus dihindari. Mungkin kali ini saya tidak sukses, supaya saya bisa belajar dari pengalaman ini. Bahkan kesalahan orang lain saja, saya bisa maafkan. Bukankah seharusnya saya bisa lebih peduli dan sayang pada diri sendiri?
Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Tidak ada seorang pun yang tidak pernah melakukan kesalahan. Dan sungguh, tidak apa-apa melakukan kesalahan.
#ChangeMaker