Fimela.com, Jakarta Pada kesempatan Hari Perempuan Internasional pada tanggal 8 Maret 2020 kemarin, sejumlah momen selebrasi berlangsung sangat meriah di Jakarta. Salah satu agenda seru yang menarik banyak perhatian adalah Women's 10 K. Ajang seru ini diikuti oleh para perempuan untuk mengikuti lari marathon dengan jarak 10 kilometer.
Rute dimulai dari Cipete Raya, Flyover Antasari, Wijaya, Panglima Polim, Dharmawangsa, Haji Nawi, Fatmawati, dan garis akhir kembali ke Cipete Raya. Antusiasme para peserta terlihat nyata. Semangat yang membara berhasil membuat para peserta semangat berlari melewati sejumlah halangan dan batasan diri untuk sampai ke garis finish.
Dan ternyata dengan semangat dan dukungan dari peserta satu dan lainnya, kekuatan para perempuan memiliki energi besar untuk wujudkan sebuah pencapaian. Dalam hal ini, Nike juga turut menggandeng sejumlah figur dengan berbagai latar belakang untuk mengikuti Women's 10 K pada Hari Perempuan Internasional.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Setiap orang memiliki journey tersendiri
Para profil yang diajak Nike diantaranya adalah Ayla Dimitri, Sivia Azizah, Rendha Rais, Monica Kurnia. Dengan latar yang beragam mereka ditantang oleh Nike untuk mengikut Women's 10 K. Sejumlah persiapan telah dilakukan, Nike merancang program pelatihan intensif selama 1,5 bulan, sehingga keempat profil ini mampu mencapai garis finish.
Pada tanggal 8 Maret kemarin, Nike juga mengadakan panel diskusi bersama keempat profil dan juga menghadirkan Emilia Nova sebaga Atlet Lari Gawang Putri Indonesia yang berhasil meraih sejumlah prestasi untuk mengharumkan nama bangsa. Bertajuk Stronger With Support, event yang digelar di Nike Store Grand Indonesia dimulai dengan sesi yoga dan ditutup dengan panel diskusi.
Masuk ke sesi diskusi, Herlina Winardo selaku Key Executive Nike Indonesia menjelaskan bahwa untuk persiapan menuju Women's 10 k, setiap orang memiliki journey masing-masing yang dicatat secara intensif untuk menciptakan program masing-masing sehingga dirinya mampu untuk mencapai garis finish.
Bahkan Ayla Dimitri menyatakan jika dirinya sempat ragu saat diajak untuk mengikuti marathon ini. Walau ini bukan kali pertama ia mengikuti ajang lari. Namun, ia memiliki masalah pada ankle dan juga sudah berhenti lari sejak 6 tahun lalu. Hal ni tentu menjadi kendala. Namun degan lari, Ayla juga mendapatkan banyak pengalaman. "Momentum ini memiliki banyak kesan buat aku, apalagi setelah 6 tahun berhenti lari, tapi ternyata dengan persiapan matang dan komitmen penuh, aku juga jadi bisa memahami kemampuan diri sendiri hingga akhirnya berhasil sampai di garis finish."
Begitu juga dengan Rendha Rais, Sivia Azizah, dan juga Monica Kurnia, yang berhasil membuktikan pada diri sendiri bahwa dirinya mampu melampaui batasan diri. Dalam kesempatan ini, setiap profil juga didukung dengan teman-teman yang masuk ke dalam tim masing-masing, hal ini semakin memaknai pesan bahwa suportivitas bisa membantu seseorang mencapai suatu tujuan. #StrongerWithSupport
#ChangeMaker