Bertambah Tua Itu Takdir, Tetap Merasa Muda Itu Pilihan

Fimela.com, Jakarta Tahun baru, diri yang baru. Di antara kita pasti punya pengalaman tak terlupakan soal berusaha menjadi seseorang yang lebih baik. Mulai dari usaha untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan, menjalin hubungan, meraih impian, dan sebagainya. Ada perubahan yang ingin atau mungkin sudah pernah kita lakukan demi menjadi pribadi yang baru. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Change the Old Me: Saatnya Berubah Menjadi Lebih Baik ini.

***

Oleh: Diana - Madiun

Hai! Apa resolusi kamu tahun baru ini? Pertanyaan semacam itu selalu terdengar saat detik-detik mendekati tahun baru. Ya, kata "resolusi" selalu membawa makna harapan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik di tahun berikutnya. Dan pastinya itu menjadi harapan semua orang. Tapi apakah sekadar membuat resolusi itu cukup? Hm, setidaknya mampu membuat resolusi masih lebih baik daripada tidak memiliki harapan perubahan sama sekali. Benar, bukan?

Begitu pun aku, selalu berusaha membuat resolusi di setiap tahun baru, dengan sejuta janji akan berusaha untuk mencapainya. Namun, bila aku buka kembali resolusiku dari tahun ke tahun, kenapa selalu ada yang sama, ya? Kenapa resolusi ini masih saja muncul setiap tahunnya, ya? Berarti impianku ini belum tercapai juga. Tapi aku pun hanya tersenyum, bahwa aku setiap tahun baru masih punya harapan dan semangat untuk mewujudkannya.

Kini usiaku sudah tidak muda lagi. Namun, bagiku usia itu hanyalah sebuah angka saja. Angka usiaku bisa saja terbilang cukup besar, mendekati angka emas. Namun semangatku untuk tetap tampil muda, energik, mengikuti setiap perubahan zaman, berusaha untuk selalu update jauh lebih besar dari sekadar angka usiaku. Ya, biarlah usia menjadi tua tapi untuk tetap merasa muda adalah pilihan.

Aku memilih untuk terus merasa muda secara jiwa, meski secara fisik aku tak mampu menghindarinya untuk menua, apalagi bagi seorang wanita. Seperti terjadinya penurunan performa, kerut-kerut diwajah yang tetap tampak meski upaya menutupinya dengan make up selalu dilakukan, daya pikir, dan daya ingat yang kadang sulit diajak kompromi. Bahkan detik-detik menjelang menopause yang harus dihadapi dengan segala konsekuensinya, kadang terasa berat bagi wanita. Tapi itulah hidup, itulah proses kehidupan. Bisakah kita untuk memilih? Jawabannya bisa. Kita masih bisa untuk memilih, memilih langkah hidup kita untuk tetap berpikir dan berjiwa muda.