Fimela.com, Jakarta Tahun baru, diri yang baru. Di antara kita pasti punya pengalaman tak terlupakan soal berusaha menjadi seseorang yang lebih baik. Mulai dari usaha untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan, menjalin hubungan, meraih impian, dan sebagainya. Ada perubahan yang ingin atau mungkin sudah pernah kita lakukan demi menjadi pribadi yang baru. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Change the Old Me: Saatnya Berubah Menjadi Lebih Baik ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Christina - Bekasi
Memang berkhayal itu mudah, semudah mengatakan khayalan itu sendiri. Sama juga mimpi, mudah. Namun, 2019 adalah tahun di mana aku harus berubah. Mengubah kebiasaan dan mengubah cara berpikir.
Aku adalah seorang perempuan, istri, dan ibu satu anak. Sejak anakku lahir aku menjalani hidup lebih santai alih-alih dari menikmati hidup. Karena terlalu santai aku sampai pada titik puncak masalah. Pekerjaan rumahku yang tidak ada habisnya yang kutunda-tunda untuk mengerjakannya, diriku yang tidak pernah lagi berhias karena alasan tidak ada waktu, pakaian kantorku yang seadaanya bisa dibilang tidak pernah ganti, bahkan tubuhku yang membesar karena lemak bukan masalah bagiku. Kadang suamiku pun harus lebih banyak diam daripada mengatakan sesuatu yang membangun pribadiku, katanya nada suaraku naik lebih tinggi dari biasanya.
Dan keadaan ini berlangsung lama. Sampai suatu hari aku berkaca di ruang ganti salah satu mall. Mengapa semua baju yang kuinginkan tidak muat? Mengapa aku seperti ibu hamil lima bulan ya? Dan ini menyebalkan. Sungguh menyebalkan.
Advertisement
Perubahan untuk Lebih Baik
Aku pulang ke rumah dengan merenungkannya sepanjang hari. Aku memulainya dengan lipstik merah muda merona, aku mulai berhias, dan berolahraga. Rajin merapikan rumah dan memulai hariku dengan senyum. Mudah ya dikatakan, tapi tidak untuk dilakukan.
Waktuku mulai berhias, aku harus berhias pagi sebelum anakku bangun, kalau tidak alat hiasku akan jadi mainannya. Waktu aku mulai olahraga, aku harus mulai dengan berjalan kaki, mengganti kebiasaan ojol (walau jarak 2 km), aku memperbanyak jalan, dan kadang malas melanda, tapi terus bertekad. Pura-pura lari mengejar bus kota.
Waktu aku mulai rajin merapikan rumah, terkadang anakku pikir kami sedang main-mainan. Jadi curi-curi waktu saat dia tidur. Waktu ku mulai hari dengan senyum, rasa kantuk melanda. Rasa semangat melawannya.
Memang tidak mudah untuk berubah dan perlu waktu untuk melewati masa transisinya. Nikmati saja prosesnya.
#GrowFearless with FIMELA