Fimela.com, Jakarta Punya momen yang tak terlupakan bersama ibu? Memiliki sosok ibu yang inspiratif dan memberi berbagai pengalaman berharga dalam hidup? Seorang ibu merupakan orang yang paling berjasa dan istimewa dalam hidup kita. Kita semua pasti memiliki kisah yang tak terlupakan dan paling berkesan bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam lomba dengan tema My Moment with Mom ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Hana Nugraheni - Surakarta
Bagi kebanyakan orang, sosok ibu menjadi pahlawan dan panutan. Penggambaran seorang ibu yang senantiasa ada saat anak membutuhkan, ibu yang penuh cinta memberikan kasihnya, juga ibu yang selalu sabar dan setia mendampingi anak-anaknya dalam kondisi apapun. Namun rupanya, gambaran seperti itu tidak kutemukan pada sosok ibuku.
Aku hampir lupa bagaimana ibu merawatku saat aku kecil dulu. Tak terasa aku sudah dewasa hingga akhirnya aku bisa merasakan bagaimana pola pengasuhan ibuku saat ini. Aku tumbuh bersama adikku yang terpaut 5 tahunan di bawahku. Bagi ibu, hanya adik yang disayang. Dia sering mendapat perlakuan istimewa dan cenderung dimanja oleh ibu. Berbeda 180 derajat denganku. Semakin bertambahnya usia, ibu justru semakin menempaku menjadi perempuan mandiri. Di mata ibu, aku dipandang sebagai gadis perkasa yang bisa melakukan apa pun dengan kedua tangan dan kakiku. Bagi ibu, aku dipandang lebih tangguh dalam hal apa pun.
Jujur, kadang aku merasa iri pada adikku. Apa bedanya aku dan adik yang lahir dari rahim yang sama? Apa bedanya aku dan adik yang minum ASI dari sumber yang sama? Apa bedanya aku dan adik yang sama-sama dibesarkan oleh keluarga yang sama? Apa bedanya aku dan adik yang menikmati hasil kerja keras dari orangtua yang sama?
Hingga akhirnya, saat aku benar-benar ingin menghadirkan ibu dalam perjalanan hidupku, sayangnya sosok ibu yang kuharapkan ternyata tidak sesuai dengan yang kuinginkan. Saat aku ingin berbagi cerita tentang percintaan, tentang masa depan, justru perbincangan yang kami bina selalu berakhir dengan perdebatan yang akhirnya malah membuat obrolan kami menjadi kosong. Saat keinginan dan harapan aku ungkapkan pada ibu, ibu selalu saja tidak bisa memberi solusi yang pas dan cenderung setengah atau sengaja memaksa menginginkan hidupku seperti yang dia minta.
Advertisement
Ibu Punya Cara Sendiri dalam Membagi Cintanya
Kadang aku berpikir apakah aku hanya diberi setengah kasih sayang yang ibu punya? Sedangkan kasih sayangnya yang lain diberikan sepenuhnya pada adikku? Dengan mataku sendiri aku bisa melihat bagaimana ibu memperlakukan adikku secara berbeda.
Sebagai contoh kecil saja, saat menyiapkan bekal, adik selalu disiapkan oleh ibu, sedangkan aku dibiarkan menyiapkan sendiri. Dan masih banyak hal-hal kecil lain yang seringkali ibu lakukan untuk sekedar memanjakan adik. Ibu tidak sadar sikapnya itu akan membuat adik tidak bisa tumbuh secara mandiri. Ibarat kata, sudah sebesar itu masih saja disuapi. Lalu apa bedanya dengan bayi?
Suatu kali aku pernah bilang pada ibu untuk memperlakukan kami secara adil. Tapi ibu selalu bilang kalau adikku masih terlalu kecil untuk melakukan apa pun sendiri. Lalu aku berpikir, di usia remaja sudah sewajarnya anak melakukan hal secara mandiri. Kalau dibiarkan terus bergantung, lalu akan menjadi pribadi yang seperti apa di kemudian hari?
Rasa iri kembali muncul ketika aku melihat beberapa teman yang bercerita tentang kedekatan mereka dengan ibunya. Dengan bangga dan bahagianya mereka menceritakan banyak hal yang tidak kualami. Mereka seperti merasakan ketenangan dan ketenteraman bisa dekat dengan ibu mereka. Mereka bisa berbagi apapun dengan ibu mereka. Mereka bisa bercanda, bercerita, berkeluh, apapun bisa mereka lakukan bersama. Namun tidak denganku. Rasa canggung yang timbul karena ketidakdekatan antara kami akhirnya membuat aku menarik diri jika aku sedang berdua dengan ibu. Entahlah, tiba-tiba chemistry itu menghilang karena aku tidak yakin akan fungsi seorang ibu dalam hidupku.
Sementara ini aku terus berusaha menjalin hubungan yang lebih baik dengan ibu. Aku mencoba menciptakan obrolan-obrolan kecil dan pendekatan layaknya ibu dan anak. Namun nyatanya semua itu tidak mudah. Aku merasa ibu memang tidak begitu peduli dan terkesan cuek padaku. Di situlah kadang aku merasa tersisih sebagai anak. Namun aku mencoba berpikir positif, mungkin memang sikap dan watak ibu yang demikian. Membiarkan aku tumbuh dengan kemampuan yang aku miliki karena keyakinan ibu yang kelak akan melihatku menjadi pribadi yang sempurna.
Aku Yakin Ibu Tetap Mendoakanku
Meski ibu tidak bisa menjadi seperti yang kupinta, tapi aku percaya di dalam hatinya tersimpan rasa sayang untukku. Hanya saja mungkin ibu tidak terbiasa mengungkapkan padaku karena ego dan penjagaan image-nya yang mungkin ingin diunggulkan sebagai orangtua.
Di balik rasa kecewaku sebagai anak yang mungkin kurang perhatian, aku selalu berusaha menjadi anak yang selalu berbakti dan ada setiap ibu butuhkan. Aku selalu mendoakan untuk kesehatan dan kebahagiannya. Aku berusaha selalu siap saat ibu membutuhkan bantuan tanpa beliau minta. Aku berusaha menjadi anak yang bisa membanggakannya. Aku berusaha menjadi pelita hidupnya saat beliau merasa gelap dalam menjalani hidupnya. Aku berusaha menjadi yang terbaik di matanya walau mungkin tak terlihat baginya. Dan pastinya aku sedang berusaha memberinya penerus generasi yang mungkin saat ini belum beliau dapatkan.
Di balik sikap ibu yang terkesan dingin padaku aku percaya beliau senantiasa mendoakan aku dan menyertaiku dalam langkah hidupku. Kupikir tak perlu timbul rasa kecewa yang berlebihan karena kurasa aku masih beruntung didampingi oleh seorang ibu dalam hidupku. Hanya mungkin butuh waktu yang lebih untuk bersabar agar ikatan antara anak dan orangtua terjalin semakin baik dan semakin kuat agar kami saling menemukan fungsi hadirnya masing-masing dari kami di dalam hidup ini.
Ibu, aku punya banyak mimpi dan cita-cita yang ingin kuwujudkan untuk ibu. Walau kadang rasa sakit hati karena aku dinomorsekiankan olehmu tetapi aku selalu punya harapan tinggi untuk senantiasa membahagiakanmu dan terus menjadi yang terbaik bagimu hingga masa tuamu.
#GrowFearless with FIMELA