Fimela.com, Jakarta Tahukah bahwa utang dibagi menjadi tiga kategori? Mengutip buku MoneySmart Parent: Panduan Praktis Perencanaan Keuangan Orangtua Baru, utang dikategorikan menjadi utang baik, utang jelek, dan utang jahat. Kepepet tak semestinya jadi satu-satunya alasan dan pembenaran kita berutang, apalagi bila mengambil utang jahat untuk modal traveling.
Yang masuk dalam kategori utang baik adalah pinjaman rumah, pinjaman untuk modal usaha, dan pinjaman untuk pendidikan. Kita bisa saja mengambil utang dengan perhitungan yang matang dan ditujukan untuk hal produktif. Sedangkan, utang jahat adalah utang yang diambil untuk konsumsi sehari-hari dan ini tidak disarankan. Jenis utang ini berbeda dengan utang baik.
Advertisement
BACA JUGA
Untuk keperluan liburan atau traveling, sebaiknya kita tak berutang. Sebab ada sejumlah dampak negatif yang akan kita rasa atau alami bila nekat mengambil utang jahat untuk liburan.
1. Liburan Makin Stres
Tujuan utama liburan adalah melepas stres. Namun, bila uang yang kita pakai adalah hasil utang, akibatnya kita akan malah merasa stres saat liburan. Sebab pikiran kita akan terus dihantui oleh tuntutan untuk bisa segera melunasi utang. Hal ini jelas tak akan membuat kita merasa nyaman.
2. Merusak Nama Baik Sendiri
Coba kita posisikan diri pada orang yang memberi utang. Saat ada orang yang meminta bantuan kita untuk meminjamkan uang kita padanya, kita pasti akan mencari tahu alasannya. Jika memang alasannya sangat penting dan mendesak, kita bisa ikhlas memberi utang. Namun, bila ternyata uang yang kita pinjamkan ternyata untuk kesenangan pribadinya, hm... pasti kita pun akan dongkol. Sebaiknya kita tak perlu nekat berutang demi memuaskan hasrat atau keinginan untuk liburan. Nama baik kita bisa rusak dan ke depannya mungkin kita tak akan lagi dipercaya.
Advertisement
3. Berisiko Makin Boros
Liburan boleh-boleh saja, tapi untuk bujet atau anggarannya sebaiknya dipersiapkan dengan baik. Perlu pos pengeluaran tersendiri untuk kebutuhan liburan, sehingga anggaran bisa tetap terjaga dan tak membuat kita gampang boros. Sedangkan jika kita liburan dengan berutang, ada kemungkinan kita malah makin boros sebab kita merasa "punya banyak uang" tanpa menyadari bahwa uang itu adalah pinjaman.
4. Memicu Kecanduan Berutang
Begitu kita merasakan "kemudahan" berutang, ke depannya kita bisa makin kecanduan. Kita menganggap berutang bisa jadi solusi terbaik dari berbagai masalah keuangan, termasuk masalah keuangan untuk kebutuhan liburan. Hal ini nantinya malah akan membuat kita kecanduan atau ketagihan berutang. Padahal masih ada prioritas lain dalam hidup yang lebih penting.
5. Kebahagiaan yang Dirasakan Semu
Mungkin ada juga sih yang cuek dan bersikap masa bodoh. Tetap percaya diri liburan meski ternyata uang yang dipakai adalah utang. Namun, bila kita masih memiliki perasaan dan emosi, kita akan sadar bahwa ada tanggung jawab besar dari utang yang kita dapat. Di balik senyum bahagia yang kita tampilkan saat liburan, tersimpan beban untuk bisa mencicil dan melunasi utang.
Mau traveling dan liburan ke mana saja, bebas kok. Cuma yang perlu diperhatikan di sini adalah sesuaikan dengan bujet dan anggaran yang kita punya. Menabung untuk liburan pun sangat dianjurkan. Namun, jangan sampai kita malah nekat berutang demi liburan tanpa memikirkan konsekuensinya, ya.
Â
#GrowFearless with FIMELA