Fimela.com, Jakarta Bicara merupakan kebutuhan setiap orang, untuk mengungkapkan pendapat, perasaan, dan bahkan agar diakui dan menunjukkan eksistensi. Namun ada dua jenis orang yang dapat dibedakan terkait bicara, yaitu mereka yang banyak bicara dan tidak.
Tapi tahukah apa alasan beberapa orang punya kebiasaan suka bicara panjang lebar, bahkan terkadang suka melebih-lebihkan cerita dan membual?
Advertisement
BACA JUGA
Berdasarkan sebuah penelitian yang dimuat di Harvard Business Review, ada alasan ilmiah mengapa beberapa orang banyak bicara, yaitu pelepasan hormon kebahagiaan bernama dopamin. Ketika orang bicara, terutama tentang dirinya sendiri, hal itu mampu merangsang pelepasan stres dan pelepasan hormon dopamin yang membuatnya rileks.
Advertisement
Tanda Orang Banyak Bicara
Alasan lain orang banyak bicara adalah, manusia merupakan makhluk yang haus perhatian dan selalu ingin didengar. Penulis penelitian, Mark Goulston, mengungkapkan bahwa ada cara mengetahui apakah seseorang termasuk banyak bicara atau tidak, yaitu dari lama waktu bicara, yang ia sebut dengan "aturan lampu lintas".
Dalam hal ini dijelaskan
- Lampu Hijau: Seseorang berada di lampu hijau jika hanya bicara selama 20 detik. Orang yang mendengarkan menyukainya, selama apa yang dikatakan relevan dengan topik pembicaraan.
- Lampu Kuning: Jika seseorang bicara lebih dari 30 detik dan mulai membosankan untuk pendengar, ia memasuki lampu kuning. Di sini ia mulai dianggap banyak bicara.
- Lampu Merah: Seseorang memasuki tanda lampu merah jika terus bicara lebih dari 40 detik. Ketika pendengar benar-benar kehilangan ketertarikan dengan apa yang sedang dibicarakan. Di sini, orang tersebut dianggap mulai menyebalkan, bahkan egois.
Jadi, apakah Sahabat Fimela termasuk orang yang banyak bicara? Coba cek apakah setiap bicara melampaui waktu 20 detik.
#GrowFearless with FIMELA