Fimela.com, Jakarta Punya momen yang tak terlupakan bersama ibu? Memiliki sosok ibu yang inspiratif dan memberi berbagai pengalaman berharga dalam hidup? Seorang ibu merupakan orang yang paling berjasa dan istimewa dalam hidup kita. Kita semua pasti memiliki kisah yang tak terlupakan dan paling berkesan bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam lomba dengan tema My Moment with Mom ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Andri Yuli - Solo
Ibuku adalah sosok yang kuat, keras tapi penuh dengan kasih sayang. Ibuku adalah anak nomor dua dari sepuluh bersaudara, tapi sampai sekarang ibuku sudah seperti anak yang pertama dari keluarganya. Bukan tanpa alasan kenapa ibuku seperti anak yang pertama, karena hampir di semua urusan sampai dengan pengambilan keputusan di keluarganya ibuku berperan aktif. Ibuku adalah satu-satunya anak yang membantu menopang keluarganya.
Ibuku cuma lulusan SD karena waktu mau melanjutkan sekolah lagi nenekku juga masih kerja dan ibuku lebih memilih menjaga adik-adiknya daripada melanjutkan sekolah lagi. Bahkan sampai saat ini, di saat usia beliau menginjak 62 tahun, masih sering membantu adik-adiknya. Dengan banyak anak, dan perekonomian yang masih di bawah rata-rata, otomatis kehidupannya banyak ditopang oleh ibuku. Alhamdulillah di saat usia yang sudah tidak muda dengan anak-anaknya yang sudah besar, perekonomian bude juga semakin baik. Hal itu juga tak lepas dari usaha ibu dan saudara-saudara ibuku yang lain yang juga ikut membantu. Akhirnya beban ibuku atas budeku juga sudah hilang seiring dengan perekonomian keluarga Budhe yang membaik.
Ibuku kecil adalah anak yang pinter. Zaman ibuku masih sekolah di SD Pancasila Solo, ibuku tidak pernah beli peralatan tulis karena selalu dikasih dari pihak sekolah sebagai hadiah peringkat satu di kelasnya. Tapi kalau kata nenekku ibuku sering sakit-sakitan. Jadi pada zaman dulu saudara-saudaranya bisa makan tiwul, tidak demikian dengan ibuku.
Setiap dikasih tiwul, badan ibuku akan berubah menjadi biru-biru. Makanya sejak itu ibuku dititiipkan di rumah neneknya. Di sana ibuku selalu makan enak (nasi), mungkin karena secara ekonomi Simbah Buyut kecukupan. Makan enak itu ditularkan ibuku ke anak-anaknya. Dari kita kecil jajanan apa pun sudah pernah kami coba.
Advertisement
Belajar Banyak Hal
Di rumah simbah buyut ibuku disuruh untuk belajar apa pun. Salah satunya adalah belajar menjahit. Ibuku selalu bilang, “Kabeh gawean ketok moto iku iso dilakoni asal duwe niat." Kalau dalam bahasa Jawa kurang lebih adalah bahwa semua pekerjaan yang terlihat oleh mata itu bisa dilakukan asal punya niat untuk belajar. Dan sampai sekarang itu masih diterapkan oleh ibuku, aku, dan kakak perempuanku.
Kata ibuku setiap wanita harus punya keterampilan, karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan kita alami di kemudian hari. Selain bekerja, kita juga harus punya ketrampilan. Buat jaga-jaga, pada saat kita dalam kesulitan (terutama ekonomi) kita masih mampu menghasilkan dari ketrampilan yang kita bisa. Alhamdulillah, aku, ibuku, dan kakakku mempunyai ketrampilan yang bisa menghasilkan uang. Jadi bisa dikatakan hobi yang menghasilkan.
Aku dan kakakku memang sudah berumah tangga dan tinggal terpisah dengan ibuku, tapi tiap hari kita ada semacam keharusan untuk “setor muka” di rumah ibu. Baik itu saat akan berangkat kantor atau pas pulang kantor. Karena setiap hari ada saja bekal (makanan bikinan ibuku) yang diberikan kepada kami.
Buat ibuku, terima kasih sudah membentuk anak-anakmu menjadi wanita yang tangguh. Yang tidak pernah takut menghadapi apa pun yang ada di depan kita. Terima kasih sudah menyokong kami di kehidupan yang sekarang dan membekali kami dengan ilmu dan keterampilan yang kamu punya.
Terima kasih sudah dengan sabar mendengar keluh kesah kami, dari soal teman sekantor, tetangga, dan banyak hal persoalan kehidupan yang kami alami. Ibuk, semoga selalu diberi kesehatan untuk terus menemani kami.
#GrowFearless with FIMELA