Fimela.com, Jakarta Tahukah kamu dari seluruh total populasi penduduk Indonesia 51% adalah perempuan? Bukan jumlah yang sedikit ya, Sahabat Fimela. Tapi lingkungan sosial dalam bermasyarakat menempatkan perempuan sebagai warga kelas kedua. Hal ini terbukti dengan banyaknya persepsi yang masih melekat di benak masyarakat, misalnya persepsi bahwa anak perempuan tidak perlu bersekolah tinggi dan bahkan 1 dari 11 anak perempuan pernah mengalami kekerasan seksual menurut data KPPA tahun 2018. Tak hanya itu, data dari World Bank dan BAPPENAS tahun 2018 juga menyebutkan bahwa rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan yaitu sekitar 50,7% saja dibanding laki-laki yang mencapai angka 84%.
Melalui kampanye #GirlsGetEqual, Plan International sebagai organisasi kemanusiaan berskala global yang memperjuangkan hak anak dan kesetaraan bagi anak-anak perempuan, menyelenggarakan acara Summit on Girls-Getting Equal: Let's Invest in Girls mengajak masyarakat bersama-sama menyuarakan tantangan yang dialami anak perempuan Indonesia. Bahwa tidak hanya laki-laki perempuan juga bisa mendapatkan hak yang sama, khususnya peran perempuan dalam pembangunan ekonomi.
Advertisement
BACA JUGA
Kampanye ini juga bertujuan untuk memastikan anak perempuan dan perempuan muda memiliki kuasa terhadap hidup dan masa depannya. Apalagi, menurut data UNAC tahun 2012 yang mengatakan bahwa perempuan mengalokasikan 90% pendapatannya untuk keluarga, sementara pria hanya mengalokasikan 30-40% saja. Oleh karena itu, perempuan patut diperhitungkan dalam sektor pembangunan. Namun, anak perempuan dan perempuan muda Indonesia masih menghadapi banyak tantangan dalam mencapai kesetaraan.
Dalam acara ini, hadir juga Direktur Bina Instruksi dan Tenaga Pelatihan Kementerian Ketenagakerjaan, Fauziah, S.E., M,SI yang mengatakan bahwa saat ini masih banyak diskriminasi yang terjadi pada perempuan di dunia kerja. Oleh sebab itu, Kementerian Ketenagakerjaan berupaya dalam mewujudkan kesetaraan dengan mengadakan berbagai pelatihan khususnya untuk perempuan dalam mengasah kompentensi mereka.
"Kemanaker telah membuka akses sebesar-besarnya kepada kaum muda, perempuan khususnya, dalam memfasilitasi pelatihan di berbagai Balai Latihan Kerja untuk mengasah kompetensi mereka. Masyarakat bisa mendatangi langsung Balai Latihan Kerja terdekat tanpa syarat tertentu dan tidak ada batasan umur, siapapun bisa mengikuti pelatihan ini. Balai Latihan Kerja ini sudah tersebar di berbagai kota di antaranya, Bekasi, Bandung, Serang, Semarang dan masih banyak lagi" jelas Fauziah.
Advertisement
Summit on Girls-Getting Equal: Let's Invest in Girls
Lebih lanjut, Fauziah juga mengajak masyarakat untuk mewujudkan Indonesia maju dengan sumber daya manusia yang unggul.
Menurut Factsheet Plan International, faktanya ketika anak perempuan dan perempuan muda memiliki akses yang lebih baik ke pendidikan, mereka dapat memiliki karier yang lebih baik. Partisipasi perempuan yang meningkat di pasar tenaga kerja dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negera mereka sendiri.
Hal ini lah yang menjadi sisi penting mengapa kita perlu berinvestasi pada anak perempuan, karena investasi ini dapat memperluas akses mereka ke pendidikan dan pilihan karier yang lebih beragam. Hal ini juga termasuk dalam rencana pembangunan lima tahunan Indonesia yang menekankan pentingnya pembangunan manusia juga kesejahteraan perempuan dan anak-anak.
Penulis: Iffah Nurahmah
#GrowFearless with FIMELA