Fimela.com, Jakarta PT Bank Permata Tbk (PermataBank) semakin mempertegas komitmen untuk mendukung kesetaraan penyandang disabilitas di dunia kerja melalui BRAVE (Because eveRyone is Able and creatiVE) dari PermataHati, program Corporate Responsibility (CSR) perusahaan. Mulai dari pendidikan literasi dan inklusi keuangan sampai pemberdayaan kewirausahaan telah dilakukan BRAVE. Semua hasil usaha tersebut dipamerkan dalam acara ‘Hari Disabilitas Internasional’ yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia hari ini. Dalam acara ini turut dihadirkan kewirausahaan dari mitra PermataHati, Kito Rato.
Menurut data yang diambil dari Survei Penduduk Antar Sensus atau SUPAS 2015, penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 21,84 juta atau sekitar 8,56 persen penduduk Indonesia. Hampir setengah dari jumlah tersebut adalah penyandang disabilitas ganda. Bukan rahasia lagi bila kondisi umum yang dihadapi para penyandang disabilitas adalah ketidakmampuan mereka untuk bersaing dalam berbagai sektor termasuk dalam memperoleh pendidikan dan pekerjaan yang layak.
Advertisement
BACA JUGA
Kondisi ini dipahami oleh PermataBank yang melalui program BRAVE telah memberikan kesempatan penyandang tunanetra untuk mendapatkan pembinaan dan peluang bekerja di perusahaan sejak tahun 2010.
“Sudah saatnya penyandang disabilitas diberi kesempatan yang sama untuk bekerja dan berkarya seperti individu lainnya. Kami di PermataBank telah membuktikan bagaimana para penyandang disabilitas ini juga mampu memberikan kinerja yang baik, telah terbukti kekurangan mereka dalam satu keterampilan justru menjadi pendorong semangat mereka untuk lebih maksimal dibanyak kemampuan,” kata Ridha DM Wirakusumah Direktur Utama PermataBank.
Program BRAVE juga telah bekerja sama dengan Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Penyandang Disabilitas (BBRVPD) Cibinong untuk mendorong semangat kewirausahaan dari para penyandang disabilitas.
Melalui kerja sama ini, BBRVPD Cibinong melatih para penyandang disabilitas dalam berbagai keterampilan, termasuk pembentukan karakter, literasi keuangan dan perbankan, kewirausahaan serta kemampuan dan kesiapan kerja. Seluruh kurikulum pelatihan ini diharapkan dapat membantu para peserta pelatihan penyandang disabilitas baik untuk siap terjun ke dunia kerja ataupun untuk membangun usahanya sendiri.
“Kami yakin pada dasarnya siapapun, termasuk para penyandang disabilitas, bisa menjadi wirausaha yang sukses. Lihat saja Kito Rato, kedai kopi yang dibangun oleh empat pemuda disabilitas lulusan dari program BRAVE, yang kini mampu bersaing dengan kedai kopi ternama lainnya. Cerita sukses seperti inilah yang menjadi inspirasi kami di PermataBank untuk terus memperjuangkan kesetaraan penyandang disabilitas,” tambah Ridha.
Advertisement
Kito Rato, Bisnis Kopi Mitra PermataHati
Kito Rato merupakan salah satu mitra program CSR PermataBank, dimana sebagian besar dari pendirinya merupakan lulusan Disable Associate Program dari PermataBank. Disable Associate Program merupakan program pelatihan internal PermataBank untuk para penyandang disabilitas terpilih. Kedai kopi Kito Rato, didirikan sejak September 2019 oleh empat anak muda penyandang disabilitas yakni Wahyu Alistia, Saldi Rahman, Rendi Agustra dan Oktra Densi.
Saldi mengatakan bahwa tidak ada yang tidak mungkin dilakukan bila memiliki semangat dan cita-cita yang kuat. Selain itu, ia mendorong para penyandang disabilitas untuk tetap percaya diri dan mengikuti berbagai pelatihan yang bisa mendukung keahlian mereka.
“Program BRAVE dari PermataBank yang dilakukan bekerja sama dengan BBRVPD Cibinong telah membuka kesempatan bagi kami untuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman kewirausahaan kami. Tidak hanya bertemu dengan teman-teman yang satu visi, namun bekal wawasan dan pengetahuan dari pelatihan ini mendorong kami untuk terus berkarya dan berdaya,” ujar Saldi sembari memperagakan cara meracik kopi.
Kito Rato memulai usahanya di Kawasan Serpong, Tangerang Selatan, dengan konsep food truck.
“Kito Rato menjadi ajang pembuktian bahwa penyandang disabilitas seperti kami bisa mandiri, berprestasi, bahkan mampu berwirausaha seperti anak muda lainnya.” ujar Saldi mewakili rekan-rekannya.
#GrowFearless with Fimela