Fimela.com, Jakarta Setiap orang bisa merasa kesepian, bahkan ketika ia berada di keramaian dan dikelilingi banyak orang yang mengenalnya. Namun banyak penelitian menemukan bahwa ini bukan hanya sekedar sebuah bentuk perasaan, namun juga bisa dianggap sebagai penyakit, gangguan atau kondisi kesehatan yang perlu ditangani secara serius.
Sejak dahulu, perasaan kesepian menjadi penyebab banyak kejadian, terutama kematian karena bunuh diri. Apalagi baru-baru ini banyak berita mengenai artis bunuh diri dari Korea Selatan yang kemungkinan dipicu oleh rasa kesepian yang berkembang menjadi depresi.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Perspectives on Psychological Science menemukan bahwa kurangnya interaksi sosial bisa lebih berbahaya daripada merokok 15 batang sehari dan lebih mematikan daripada obesitas. Dengan kata lain, rasa kesepian lebih mematikan dibandingkan gaya hidup yang tak sehat.
Advertisement
Advertisement
Kesepian Juga Memicu Penyakit Fisik
Bukan berarti orang bisa merokok dan makan sepuasnya hingga obesitas, dalam hal ini lebih ditekankan bahwa rasa kesepian tak bisa lagi diabaikan kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan nyawa seseorang.
Selama ini rasa kesepian hanya dianggap emosi yang berhubungan dengan kesehatan mental, namun sangat masuk akal jika merasa kesepian juga dapat diterjemahkan ke dalam penyakit fisik karena ternyata merasa kesepian bukan hanya memberi rasa sakit secara emosional dan psikologis, namun juga menimbulkan penyakit fisik.
Merasa Kesepian Berbahaya untuk Kesehatan
Penelitian menemukan, kesepian yang berlangsung lebih dari dua minggu mampu memicu tekanan darah tinggi, penyakit jantung, Alzheimer dan stroke di antara kondisi-kondisi fisik lainnya. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan peradangan yang secara berlebihan karena stres kesepian.
Itulah mengapa setiap orang harus bersosialisasi, berteman menjalin hubungan dengan banyak orang, karena pada kenyataannya rasa kesepian tak bisa diabaikan.
#GrowFearless with FIMELA