Fimela.com, Jakarta Memiliki sosok pahlawan yang sangat berjasa dalam hidupmu? Punya pengalaman titik balik dalam hidup yang dipengaruhi oleh seseorang? Masing-masing dari kita pasti punya pengalaman tak terlupakan tentang pengaruh seseorang dalam hidup kita. Seperti pengalaman Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Hero, My Inspiration ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Nana Maulina - Langsa, Aceh
Semua hal menjadi berbeda ketika aku menikah dan telah berkeluarga seperti sekarang ini. Betapa tidak, sekarang aku telah menjadi seorang istri dan ibu untuk anakku. Setelah putri kecilku lahir, aku seolah-olah tak pernah melirik ke arah lain. Mata, hati, dan pikiranku hanya tertuju padanya, tentunya di luar perhatian untuk suamiku itu punya cerita yang berbeda.
Aku banyak belajar dari putriku. Aku belajar banyak kesabaran darinya, karena aku merasa sebelum aku menikah, aku merupakan pribadi yang kurang sabar dalam menghadapi segala sesuatu. Ya, sabar, sekarang rasa sabar itu sedang ada dalam diri ini, sedang sabar merawatnya, sedang sabar mendidiknya, segala hal yang aku lakukan bersamanya harus disertai dengan kesabaran.
Semenjak putriku lahir aku memutuskan untuk tidak bekerja, aku ingin menikmati hari-hari bersama putri kecilku. Kalau dulu aku hanya memikirkan diriku sendiri, sekarang ada anakku yang butuh perhatian dariku, bahkan dalam mengendalikan emosipun aku belajar darinya.
Pernah, ketika anakku melakukan GTM (gerakan tutup mulut) sama sekali tidak mau makan apa pun, maunya hanya ASI saja, aku sampai hampir stres menghadapinya. Aku begitu takut jika anakku mengalami pertumbuhan yang tidak optimal, kekurangan ini dan itu. Hari demi hari aku membacanya, membaca tingkah lakunya. Aku mencari penyebab dirinya tak mau makan, sehingga aku menemukan jawabannya. Dari memvariasikan menu makannya sampai mengerti kalau ternyata giginya sedang tumbuh, gusinya sedang sakit dan sebagainya.
Kegigihannya dalam berjuang ketika belajar jalan, masyaallah ini merupakan perjuangan yang sangat berarti bagi dia maupun bagiku, karena langkah kaki kecil itu akan terus dia lakukan untuk masa depannya. Jatuh bangun tetap ia lewati sampai akhirnya langkah demi langkah terlalui meskipun masih tertatih. Ini yang terus membuatku berjuang dan bersemangat untuk membesarkannya dan meneruskan kehidupan ini.
Advertisement
Bayi Kecilku yang Terus Tumbuh
Ketika ia belajar berbicara, waktu itu aku hafal sekali, kata pertama yang ia bisa ucapkan adalah “kakak” dan itu fasih sekali. Hingga sekarang ini usianya 20 bulan sudah banyak sekali kosakata yang dia kuasai walaupun belum semuanya fasih ketika diucapkan. Kalian tahu? Anakku suka sekali meniru, ya memang di umurnya semua anak seusia sedang gemar-gemarnya meniru. Dia suka sekali meniru apa saja yang aku katakan serta orang-orang yang ada di sekitarnya.
Putriku adalah sosok teman 24 jamku, betapa tidak 24 jam dia bersamaku, itulah alasan mengapa seorang ibu merupakan sekolah pertama bagi anaknya. Banyak hal yang aku lakukan bersamanya. Alhamdulillah aku sangat bersyukur diipilih Allah untuk menjadi seorang ibu. Dialah penghilang kesedihanku, pelebur rasa lelahku, permata hatiku.
Aku ingat ketika dia bisa meminta maaf pertama kali, saat itu aku sedang membalas chat temanku, ia sedang bermain, begitu ia melihatku ia memukul pahaku, “Adek kok pukul Umi?” Kemudian ia memukul lagi, “ Ya udah Umi marah sama adek!” Aku ingin menunjukkan bahwa hal itu merupakan kesalahan, kemudian ia terdiam, dan aku melanjutkan, “Kalau Adek nggak minta maaf, Umi nggak mau kawan Adek. Salam Umi, bilang, ‘Maaf, mi’." MasyaAllah, tindakannya kemudian benar-benar di luar dugaanku, dia langsung menyodorkan tangannya dan mengatakan, “Lalam Mi, a ap,” aku sangat terharu ketika dia mengucapkan itu.
Bayi itu, bayi yang dulu tidak bisa apa-apa, sekarang sudah besar, sudah bisa berjalan, mulai bisa berbicara, dan sekarang dia sudah bisa minta maaf kepada ibunya. Dan sekarang, setiap perbuatan yang dia merasa bersalah, dia selalu menyalamiku, agar aku memaafkannya. Bukan hanya aku, aku juga mengajarkannya untuk meminta maaf kepada orang lain ketika dia salah. Ini juga merupakan pelajaran untukku, untuk mudah meminta maaf kepada orang lain, untuk tidak egois dan merasa benar sendiri.
Belajar Banyak Hal sebagai Seorang Ibu
Kalian tahu? Anakku berhati lembut, waktu itu aku akan pergi ke luar kota, untuk menjalani operasi, aku berniat untuk menitipkannya di neneknya selama aku menjalani masa pemulihan. Aku tidak pernah meninggalkannya berhari-hari, aku selalu bersamanya. Sangat tidak mungkin aku membawanya bersamaku di saat aku sedang sakit, dan itu di rumah sakit, waktu itu aku hanya pergi berdua bersama suamiku.
Ketika akan berangkat aku berpesan kepadanya dan itu sangat membuatku sedih. Aku tidak bersamanya sampai aku tidak tahu kapan dan akan berapa lama aku harus dirawat di sana. Aku berpesan, “Adek baik-baik ya, Nak sama Jidah (panggilannya untuk neneknya). Jangan nakal, apa yang dibilang Jidah, Adek harus dengerin, jangan malas-malas makan, Umi mau pergi dulu." Di sini tangisku pecah. Aku melihat matanya mulai berkaca-kaca dan berkata, “Ya, Mi,” dan tangisnya pun pecah. Aku memeluknya dan aku merasa akan sangat lama aku berpisah dengannya.
Alhamdulillahilladzi bini’mati tathimushoolihat masa pemulihanku pasca operasi hanya dua hari, dan aku diizinkan pulang. Waktu itu aku sangat tidak sabar ingin pulang dan bertemu dengan putri kecilku, karena aku tidak pernah meninggalkannya lebih dari dua jam.
Putri kecilku adalah tempat aku belajar menjadi seorang ibu, karena dia lahir aku bisa menjadi seorang ibu. Dia adalah inspirasiku, penyemangat hidupku di kala aku merasa sangat down dengan permasalahan yang ada. Dia penerbit senyum di wajahku. Dia penghilang lelah dan emosi yang ada, hanya dengan melihatnya rasa bahagia langsung menyelimuti hati. Semoga engkau putriku menjadi anak yang sholehah, tetaplah menjadi inspirasi dalam hidup umi, tetaplah jadi penyemangat umi, dan abi, sehat terus ya sayang. Barakallahu fiik.
#GrowFearless with FIMELA