Fimela.com, Jakarta Memiliki sosok pahlawan yang sangat berjasa dalam hidupmu? Punya pengalaman titik balik dalam hidup yang dipengaruhi oleh seseorang? Masing-masing dari kita pasti punya pengalaman tak terlupakan tentang pengaruh seseorang dalam hidup kita. Seperti pengalaman Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Hero, My Inspiration ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Risa Mutia Hidayanti - Jambi
Ada orang-orang yang dilahirkan dengan hidup yang penuh dengan dinamika, ujian dan perjalanan yang begitu sulit. Saat mereka berhasil menaklukkan semua tantangan itu, tantangan lain kembali hadir dan membuat mereka harus kembali menguras seluruh energi untuk berjuang. Hingga akhirnya mereka menjadi inspirasi untuk semangat pantang menyerah, ketabahan dan tetap tersenyum walau badai selalu membayang. Mereka adalah pahlawan bagi sesama. Dan inilah satu di antara kisah itu.
Aku dilahirkan sebagai anak bungsu dari empat bersaudara yang kesemuanya perempuan. Memiliki jarak usia yang terpaut cukup dekat membuat kami akrab satu sama lain. Tetapi tetap saja kedekatan antar saudara berdasarkan kesamaan pandangan dan hobi membuat aku lebih dekat dengan kakak pertamaku yang memiliki usia enam tahun lebih tua dariku.
Masa kecil kami bisa dibilang sangat sederhana. Di rumahku, selain ada kami, bapak dan ibu, masih ada nenek, keponakan bapakku, sepupu bapakku dan sepupu ibuku. Dengan sedemikian banyaknya anggota keluarga, orangtuaku melakukan satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga kami, yakni bekerja keras demi mencari uang. Bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit di daerah kami, kedua orangtuaku bekerja dengan sistem shift.
Jarang berinteraksi dengan kedua orangtua yang sibuk membuatku dekat dengan kakak pertamaku yang bernama Kak Rima. Meski kebersamaan kami hanya sekitar 12 tahun dari sejak aku lahir, tetapi Kak Rima telah banyak mewarnai kehidupanku dengan hal-hal yang membuatku selalu bersyukur karena diberikan kakak seperti kak Rima.
Ketika aku akan memasuki sekolah dasar, Kak Rima yang mengajari aku membaca dengan buku yang terkenal di masa itu dengan jargon “Ini Ibu Budi”. Saat aku mendapat tugas sekolah, Kak Rima dengan sigap membantuku mengerjakannya dengan sebisanya. Saat beliau duduk di bangku SMP, karena jam masuk sekolahnya saat itu di siang hari, maka tugas Kak Rimalah yang menjemputku pulang sekolah dari SD.
Saat itu, jika aku kesal dengan Kak Rima, maka aku akan mengacak-ngacak rak bukunya, tetapi Kak Rima tidak pernah marah. Dia akan duduk di lantai dan merapikan kembali buku-bukunya yang berserakan. Seingatku Kak Rima tidak pernah memarahiku. Sikapnya sangat mengayomi dan melindungi, membuatku merasa sangat kehilangan saat dia merantau ke Jakarta setamatnya dari kuliah. Cita-cita kami untuk tinggal berdekatan ketika telah berkeluarga seketika menguap bersamaan di kemudian hari Kak Rima menikah dan menetap di sebuah kota di Pulau Borneo.
Advertisement
Kakak yang Selalu Berusaha Kuat
Semasa sekolah, karena kurangnya sarana belajar ditambah kurangnya pemahaman untuk memahami bakat seorang anak, kecerdasan Kak Rima menjadi kurang tereksplorasi. Nilai-nilai merah pernah menghiasi rapornya, ranking satu hanya pernah dikecapnya ketika duduk di bangku sekolah menengah pertama. Sisanya, Kak Rima hanya dikenal sebagai anak yang biasa-biasa saja dalam pencapaian prestasi akademisnya.
Titik balik dalam kehidupannya dimulai ketika beliau tinggal di Jakarta. Terkena gelombang PHK di tahun 1998, beliau berhasil diterima di sebuah rumah sakit ternama di Jakarta setelah berjibaku mengikuti tes masuk yang terbilang cukup sulit, apalagi bagi seorang anak dari daerah. Melanjutkan perjuangannya, beliau kemudian mengikuti tes penerimaan pegawai negeri sipil dan berhasil diterima. Tak lama kemudian, beliau memutuskan melanjutkan kembali kuliah untuk mendapatkan gelar sarjana.
Setelah tujuh tahun berada di Jakarta, beliau kemudian menikah dan mengikuti suaminya menetap di kota asal sang suami. Di sini, perjuangan beliau berlanjut. Aku tak pernah tahu pasti bagaimana beliau berusaha hingga mencapai kedudukannya saat ini. Yang kutahu bahwa kini tidak hanya mengemban amanah sebagai Kasi Perlindungan Perempuan DPPPA, terbilang sederet pekerjaan juga dipegangnya. Mulai dari konselor keluarga, motivator, pembicara di berbagai seminar khususnya yang membahas masalah parenting dan pernikahan, penulis buku, sekretaris gabungan organisasi kewanitaan, ketua sebuah organisasi kewanitaan, pengisi materi di radio dan televisi lokal hingga pengasuh komunitas yang membahas parenting, keluarga dan kesehatan. Beliau juga melanjutkan pendidikannya hingga mendapatkan gelar magister.
Sang suami sendiri adalah seorang dekan di sebuah universitas swasta. Memiliki tiga orang anak, dengan penghasilan bulanan yang lebih dari cukup, kehidupan Kak Rima terbilang sukses. Tapi bukannya kehidupan jika tanpa ujian. Semakin tinggi pohon, semakin kuat pula angin yang berhembus. Walau Kak Rima tak pernah menceritakan secara terbuka kepadaku, beberapa kali kehidupannya ditimpa ujian yang sangat berat. Ujian yang kuyakin tak akan mampu kuhadapi seandainya aku berada di posisinya.
Kadangkala dia hanya memintaku mendoakannya agar kuat. Padahal aku sering curhat kepadanya dan menceritakan masalah-masalah yang kuhadapi. Dan Kak Rima selalu memberikan jawaban dan solusi yang mampu menyejukkan pikiranku. Dan itu semua kutahu bukanlah sebuah teori semata. Semua yang disampaikannya karena beliau telah mengalami ujian yang jauh lebih berat dari yang kualami.
Bersinar di Jalan Hidupnya
Sebuah nasihat bijak yang acapkali disampaikannya kepadaku adalah tentang filosofis garam. Saat sesendok garam dimasukkan ke dalam segelas air maka air tersebut akan terasa sangat asin. Tetapi jika airnya ditambah dalam wadah yang jauh lebih besar. Maka tingkat keasinannya akan berkurang. Maka, besarkanlah wadah tersebut yakni kelapangan hatimu, maka tak ada masalah yang tak bisa dihadapi.
Kak Rima telah begitu banyak berjuang dalam hidupnya. Dari seorang anak dengan nilai-nilai standar di rapor, menjadi seorang tokoh masyarakat yang menginspirasi, memberi manfaat bagi masyarakat, membantu banyak orangtua dan calon orangtua agar lebih baik lagi dalam mendidik anak-anak mereka. Dan beliau telah menjadi pahlawan tersendiri di hatiku dengan kesabaran, kekuatannya menghadapi ujian hidup, perjuangan pantang menyerahnya dalam mengubah hidup dan terus menginspirasi serta bersinar di jalan hidup yang dipilihnya dalam menebar kebaikan untuk sesama.
Pahlawan itu tak harus berkata kepada dunia bahwa dia telah banyak melakukan hal-hal hebat. Pahlawan akan tampil menginspirasi sesama melalui perjuangannya untuk melalui berbagai ujian dalam hidupnya, menginspirasi berkat sikap pantang menyerah serta hidup dengan menebar manfaat bagi sesama. Karena pahlawan adalah seseorang yang tidak hanya baik tetapi juga berbuat baik bagi orang lain. Pahlawan bagiku adalah kakak pertamaku, Kak Rima. My sister, my hero, my inspiration.
#GrowFearless with FIMELA