Fimela.com, Jakarta Perayaan Hari Guru Nasional setiap tanggal 25 November sejatinya merupakan bentuk apresiasi bagi guru-guru yang telah memberikan baktinya untuk mencerdaskan anak bangsa. Sebagai ujung tombak dalam menciptakan generasi emas yang berkualitas, saat ini guru ditantang untuk terus mengaktualisasi diri.
Namun, apakah para guru telah berevolusi dalam mengajar agar tetap relevan dengan kemajuan teknologi dan membekali siswa menghadapi tuntutan zaman yang penuh dengan ketidakpastian?
Akselerasi Pendidikan dengan teknologi Berdasarkan Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2017, guru di Indonesia mendapatkan nilai rata-rata dibawah 70 sebagai standar skor minimum yang ditargetkan.
Advertisement
BACA JUGA
Selain itu penguasaan teknologi dan kekurangan guru juga menjadi polemik yang menyebabkan pendidikan di Indonesia masih jauh dari target yang diharapkan. Namun, dilantiknya Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dilansir menjadi sebuah simbol harapan.
“Quipper dibangun tidak hanya untuk fokus pada kebutuhan siswa, tapi juga untuk memberdayakan guru. Sejak 2015 hingga saat ini kami telah memberikan pelatihan gratis bagi lebih dari 15.000 guru di lebih dari 1.000 sekolah yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Kami berharap hal tersebut dapat memberi kontribusi bagi akselerasi pendidikan lewat teknologi,” kata Ruth Ayu Hapsari Business Development Manager pionir Edu Tech Quipper Indonesia.
Sebagai pionir yang memperkenalkan guru dengan teknologi manajemen kelas digital atau Learning Management System (LMS) yaitu Quipper School, Quipper melahirkan banyak guru-guru inspiratif. Salah satunya seorang guru Bahasa Indonesia dari SMAN 7 Sidrap Sulawesi Selatan, Zainal Lanto, S.Pd., S.Kom, berhasil meraih penghargaan “My Teacher My Hero” pada ajang Indonesia Digital Learning 2016.
“Untuk membangkitkan minat siswa terhadap E-Learning, Saya memperkenalkan Quipper School dan memasukan tugas ke dalamnya sehingga siswa bisa mengerjakan tugas secara mandiri. Saya juga jadi punya lebih banyak waktu untuk memberikan bimbingan dan fokus pada pengembangan karakter siswa,” kata Zainal Lanto.
Advertisement
Inovasi yang dihadirkan para guru dengan teknologi
Di SMAN 22 Surabaya pengguna Quipper School bernama Aries Eka Prasetya juga punya prestasi. Aries aktif menyebarkan gerakan SAMISANOV (Satu Minggu Satu Inovasi) di sekolahnya dan sukses menjadi runner up dalam ajang “My Teacher My Hero” 2016 bersama Zainal Lanto.
Melalui inovasinya memadukan teknologi digital, sinematografi, travelling, dan literasi dalam proses pembelajaran, siswa jadi lebih tertarik belajar Sejarah. Lain halnya dengan I Kadek Darshika, guru dari SMAN Bali Mandara tersebut berhasil mengajak guru lain di sekolahnya untuk memaksimalkan pengajaran melalui Quipper School.
Guru berprestasi
Kegigihannya dalam mengedukasi rekan guru untuk memanfaatkan e-learning berhasil menginspirasi para guru se-Pulau Bali untuk beralih menggunakan teknologi. Selain itu, I Kadek Darshika juga mendapat mandat khusus dari Gubernur Bali untuk memberikan pelatihan penggunaan Quipper School.
Beberapa kisah inspiratif dari para guru tersebut diharapkan dapat membakar semangat seluruh guru dan calon guru di Indonesia untuk terus mengakselerasi diri. Karena dari tangan para guru kompeten yang penuh dedikasi, akan lahir generasi penerus bangsa yang dapat membawa Indonesia menjadi lebih maju.
#GrowFearless with FIMELA