Fimela.com, Jakarta Kacamata Ion marak diperjualbelikan sejak Februari 2018 secara online dan kini menjadi fenomenal sekaligus kontroversial. Kacamata ion awalnya dipasarkan secara multi-level marketing yang merambah lewat marketplace online dengan kisaran harga mulai Rp400 ribuan.
Jika kita mencari "Kacamata ion" di search engine, maka akan bermunculan klaim fenomenal yang menyembuhkan berbagai penyakit mata. Di antaranya kelainan refraksi (mata minus atau plus), silinder, mata kering, buta warna, diabetik, retinopati, glaukoma, hingga katarak.
Advertisement
BACA JUGA
Dalam rangkaian perayaan anniversary ke-90, Optik Tunggal pun menggelar pembahasan fenomena maraknya kacamata ion dan fakta di balik hal tersebut. Menggandeng dr. Gitalisa Andayani Sp.M (K) bersama Chairman of Optik Tunggal Alexander F. Kurniawan di GoWork, Plaza Indonesia, berikut faktanya.
dr. Gitalisa Andayani Sp.M (K) menjelaskan jika hingga kini tidak ditemukan spesifikasi dari kacamata ion yang bisa dijelaskan dari sisi ilmiah untuk menyembuhkan. Termasuk cara kerja kacamata ion yang mengeluarkan gelombang ion dan sinar infra merah gelombang jauh dan jika dipakai selama delapan jam sehari bisa mengobati deretan penyakit yang disebut di atas.
Advertisement
Ajak Masyarakat Objektif Nilai Kacamata Ion
"Ada yang bilang dari frame-nya mungkin ada coating khusus UV atau dari lensanya, yang pasti tidak bisa dijelaskan dari sisi ilmiah dan kalau tidak bisa dibuktikan termasuk hoax kesehatan. Saya mengajak masyarakat untuk objektif dan menilai sendiri," ujar Gitalisa Andayani Sp.M di GoWork, Plaza Indonesia (18/11).
Sementara itu soal material Thermoplastic Rubber (TR) dengan teknologi Nano juga disebut tidak memiliki efek dari sisi medis. Kelebihannya adalah dari sisi produksi dan harga jual yang lebih ramah kantong.
"TR bukan bahan yang spesial, banyak kacamata yang memakai material seperti plastik tersebut. Memang pembuatannya lebih gampang dan murah, tapi tidak ada efek sama sekali," timpal Alexander F. Kurniawan.
Solusi terbaik jika kamu terdeteksi penyakit mata adalah melakukan pemeriksaan dengan dokter mata. Sedangkan untuk miopi atau hipermetropi harus diperiksa di optik dan mendapatkan kacamata sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
"Optik Tunggal memiliki alat pengecekan berteknologi tinggi yang bisa melakukan pengecekan mata secara akurat untuk kelainan rekfraksi pada mata dan penyakit lainnya secara gratis. Karena sudah seharusnya gangguan dan penyakit mata ditangani sesuai kondisi dan penyebab serta berkonsultasi pada dokter atau optik untuk kebenaran klaimnya," tutup Alexander.
Simak Video Menarik Berikut Ini;
#GrowFearless with FIMELA