Fimela.com, Jakarta Diabetes merupakan masalah epidemi global. Di Indonesia, hasil laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS0 tahun 2018 menunjukan prevelensi penyakit tidak menular seperti diabetes mengalami kenaikan 5 tahun terakhir dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen.
Sehingga estimasi jumlah pengidap di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang. Data Federasi Diabetes Internasional Atlas 2019 pun mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara peringkat keenam di dunia dengan jumlah penyandang diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang akan bertambah menjadi 16,7 juta orang di tahun 2045, dengan mayoritas penderita tinggal di daerah perkotaan.
Salah satu penyebab meingkatkanya angka pengidap diabetes adalah minimnya kesadaran masyarakat akan penyakit ini dan kurang paham pencegahan serta penanggulangnnya yang sesuai.
Advertisement
BACA JUGA
Dr. Cut Putri Arianie, MHkes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), KEMENKES RI mengatakan diabetes sangat mungkin dicegah dengan melakukan pencegahan faktor risiko. Dan perlu komitmen perubahan prilaku dan bertanggung jawab pada kesehatan dirinya.
"Perubahan prilaku bisa dilawan dengan rajin melakukan aktivitas fisik, kendalikan konsumsi makanan yang mengandung gula. Dan deteksi diri," paparnya di Jakarta.
Advertisement
Diabetes Your Type
Menyambut hari diabetes sedunia, yang jatuh pada 14 November 2019, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) bekerja sama dengan Sanofi Indonesia berkomitmen melalui kampanye 'Diabetes Your Type' untuk masyarakat mendapatkan akses perawatan tepat didasarkan kebutuhan individu.
dr. Mary Josephine, Head of Medical Sanofi Indonesia mengatakan, kampanye tersebut memiliki empat pilar, yakni program edukasi, pengobatan, kemitraan untuk menyediakan akses terbaik ke layanan kesehatan, dan solusi terintegrasi.
"Kami berharap kempanye ini dapat membantu penyandangn diabtes dapat melakukan perawatan tepat sesuai kebutuha agar dapat menjalani hidup," ujarnya.
Prof. DR. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD, selaku ketua Umum PB PERKENI juga menyanpaikan bicara mengenai perawatan khusus penangan penderita diabetes tidak sama pada semua penderita, tergantung pada kondisi, gaya hidup, dan lainnya. Oleh karena itu pengobatan diabetes sangatlah bersifat individual.
"Penting sekali seorang pengidap diabetes untuk selalu berdiskusi dengan dokternya untuk mengevalusi pilihan pengobatan yang cocok untuk masing-masing individu agar dapat mencapai pengendalian gula dara yang baik," paparnya.
Dalam menidaklanjuti penangan diabetes, peran lingkungan sekitar turut diperlukan sebagai upaya memberikan pengaruh positif terhadap pasien. Pasalnya, keberhasilan pengelolaan diabetes mendiri membutuhkan partisipasi aktif pasien, keluarga, tim kesehatan, masyarakat, dan pemerintah.
"Peran pasien dan keluarga sangat penting untuk kesembuhan, 98 persen sembuh karena itu. Dokter perannya hanya dua persen. Jadi pentingnya pasien untuk upgrade kesehatannya," papar Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., M.Kes., Sp.PD., K-EMD., FINASIM - Ketua Umum PB PERSADIA (Persatuan Diabetes Indonesia).
Pendekatan individual seperti gaya hidup yang baik, olahraga teratur, cek darah sebelum makan jadi mengetahui apa yang boleh dan tidak dimakan.
#Growfearless with Fimela