Fimela.com, Jakarta Masing-masing dari kita memiliki cara dan perjuangan sendiri dalam usaha untuk mencintai diri sendiri. Kita pun memiliki sudut pandang sendiri mengenai definisi dari mencintai diri sendiri sebagai proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti tulisan yang dikirim Sahabat Fimela untuk Lomba My Self-Love Matters: Berbagi Cerita untuk Mencintai Diri ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Billy Halim - Medan
Mencintai Diri Sendiri itu Sebenarnya Sederhana, Coba Terapkan 5 Tips Ini
Kasus bunuh diri artis K-pop Choi Jin-Ri alias Sulli beberapa waktu yang lalu memang mengejutkan dunia. Lagi-lagi, depresi menjadi “setan” yang akhirnya membuat dia mengakhiri hidupnya.
Kejadian ini sekaligus menarik perhatian orang pada dunia kesehatan mental. Apakah dunia ini memang sedang krisis kesehatan mental?
Menurut data WHO (World Health Organization) tahun 2019, dalam 1 tahun, ada 800 ribu orang yang melakukan bunuh diri. Artinya, dalam 40 detik, ada 1 orang yang bunuh diri.
Di Indonesia sendiri, ada 1 orang yang melakukan bunuh diri setiap 1 jam, demikian data WHO tahun 2018. Selain itu, mengutip dari beritagar.id, sudah ada 302 kasus bunuh diri yang terjadi sepanjang Januari hingga September 2019. Data di atas menunjukkan betapa gentingnya dunia kesehatan mental, terutama depresi. Depresi adalah momok menakutkan yang membuat orang berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
Yang mengejutkan lagi, WHO memprediksi bahwa depresi akan menjadi penyakit dengan kasus terbanyak setelah penyakit jantung. Jika depresi dibiarkan begitu saja, tidak menutup kemungkinan bunuh diri akan menjadi ujung tombak keputusan seseorang.
Oleh karena itu, pembahasan tentang depresi, bunuh diri, dan dunia kesehatan mental, kembali lagi ke diri kita sendiri. Apakah kita benar-benar mencintai diri kita sendiri? Apakah kita menganggap diri kita berharga?
“Mencintai diri sendiri mungkin lebih susah daripada mencintai orang lain," begitulah sepotong kalimat dari lagu Answer: Love Myself dari BTS. Apakah kita setuju dengan kalimat tersebut? Jawaban ada diri kita masing-masing.
Menurut saya, kita harus mencintai diri sendiri dulu sebelum mencintai orang lain, baik itu dalam hubungan asmara, persahabatan, maupun sosial. Mencintai diri sendiri bukanlah hal yang bersifat egoistik.
Saya tidak setuju jika self-love itu sama dengan egois. Jika ada garis yang menghubungkan egoisme dengan altruisme, maka self-love berada di tengah-tengahnya.
Kita dididik untuk tidak bersikap egois dan selalu mementingkan kepentingan orang lain. Kita dididik untuk membantu orang lain yang susah dan menderita. Namun, kalau kita tidak mencintai diri kita sendiri, bagaimana kita bisa terus membantu orang lain?
Misalnya, kita terus membantu orang-orang yang tidak mampu sampai-sampai kita lupa akan kesehatan sendiri, tidak makan dan tidak istirahat. Apa akibatnya? Kita jatuh sakit. Ketika sudah jatuh sakit, apa kita masih mampu membantu orang lain?
Itulah pentingnya mencintai diri sendiri. Self-love adalah garis start untuk mencintai atau membantu orang lain.
Saya kira sudah cukup pemaparan tentang self-love. Sekarang, bagaimana caranya melatih mencintai diri sendiri? Saya membagikan beberapa cara sederhana yang sudah saya terapkan dan bisa kamu coba. Sangat sederhana!
Advertisement
1. Penuhi Kebutuhan Sehari-hari
Ini adalah yang paling awal dan paling utama. Lakukan apa yang seharusnya kita lakukan yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penuhi kebutuhan fisik, mental, dan rohani secara teratur.
Untuk kebutuhan fisik, makanlah secara teratur, tidurlah yang cukup selama 6-8 jam sehari, dan mandilah untuk membersihkan tubuh. Selain itu, santap makanan yang sehat, berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh, dan jangan lupa istirahat.
Untuk kesehatan mental, aturlah jadwal sehari-hari, buat to-do list, lakukan pekerjaan atau aktivitas yang produktif, dan bersosialisasi dengan orang lain. Kembangkan diri dengan belajar hal-hal atau skill baru. Jangan lupa liburan juga ya. Penuhi juga kebutuhan rohani dengan beribadah rutin atau bermeditasi.
2. Tentukan Tujuan Hidup
Tujuan hidup (life purpose) adalah apa yang ingin kita capai dalam kehidupan. Kata Billy Boen, tujuan hidup itu harus bermakna dan memiliki manfaat untuk orang lain. Misalnya, ingin selalu berbagi dengan orang lain, membantu anak-anak yang tidak bisa bersekolah, membantu orang yang menderita penyakit, dan lain-lain.
Setiap orang tentu memiliki tujuan hidup yang berbeda-beda. Tujuan hidup-lah yang akan mengarahkan diri kita ke jalan yang benar ketika ada kejadian buruk yang menimpa kita. Buat juga target apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan hidup tersebut. Target tersebut haruslah SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Timely).
Dengan memiliki tujuan hidup, apapun yang terjadi meskipun itu musibah, kita selalu bisa mengendalikan diri untuk bangkit kembali dan menjalankan target-target dalam hidup kita.
Advertisement
3. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Hiduplah dengan bertumpu pada standar hidup yang kita mampu, bukan standar orang lain. Jangan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Itu hanya membuat hidup kita menjadi complicated.
Terimalah diri kita apa adanya. Belajar memaafkan diri sendiri dan selalu bersyukur. Jangan terusik dengan komentar-komentar negatif yang dilemparkan kepada kita.
Jalani saja hidup semampu kita, asalkan itu bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Jangan bersembunyi di balik topeng yang memaksa kita untuk berperilaku yang sebenarnya tidak sesuai dengan kita.
Salah satu cara supaya tidak terpancing dengan standar orang lain adalah dengan membatasi penggunaan media sosial. Cukup konsumsi konten-konten yang positif di internet. Saya rekomendasikan kalian untuk membaca buku karya Mark Manson yang berjudul Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat.
“Why do you keep trying to hide under your mask? Even all the scars from your mistakes make up your constellation.”
- BTS’s Answer: Love Myself
4. Belajar Beradaptasi terhadap Perubahan
Separah apa pun musibah yang menimpa kita, yakinlah bahwa itu pasti akan berlalu. Seberat apapun depresi kita, yakinlah “setan” itu akan pergi dari diri kita. Selalu ingat apa tujuan hidup kita. Dengan begitu, kita tidak akan berpikiran buruk dan bisa bangkit pelan-pelan untuk menjalani hidup kembali.
Belajarlah untuk beradaptasi terhadap perubahan. Sesuatu yang positif bisa aja berubah menjadi negatif. Kesenangan bisa berubah menjadi kesedihan. Kemenangan bisa berubah menjadi kekalahan. Bukan hanya sebaliknya.
“Now let’s forgive ourselves. Our lives are long, trust yourself when in a maze. When winter passes, spring always comes”
- BTS’s Answer: Love Myself
Advertisement
5. Kelilingi Diri dengan Orang-Orang yang Positif
Tips terakhir yang bisa saya bagikan adalah bergaullah dengan orang-orang yang positif. Lingkungan akan mempengaruhi cara kita berperilaku dan merasakan. Bergaul dengan orang-orang positif akan mendatangkan energi positif ke dalam diri kita.
Itulah lima tips dari saya tentang cara mencintai diri sendiri. Cara-cara di atas bukanlah sesuatu yang instan, tetapi juga butuh proses. Jadi, latihlah cara-cara tersebut secara rutin hingga menjadi sebuah kebiasaan.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk semua orang.
***
Sudah siap untuk hadir di acara FIMELA FEST 2019? Pilih kelas inspiratifnya di sini.
#GrowFearless with FIMELA