Fimela.com, Jakarta Masing-masing dari kita memiliki cara dan perjuangan sendiri dalam usaha untuk mencintai diri sendiri. Kita pun memiliki sudut pandang sendiri mengenai definisi dari mencintai diri sendiri sebagai proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti tulisan yang dikirim Sahabat Fimela untuk Lomba My Self-Love Matters: Berbagi Cerita untuk Mencintai Diri ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Novia Nur Aini - Yogyakarta
Pada awalnya, aku akan memperkenalkan kepribadianku terlebih dahulu. Aku adalah sosok yang overthinking terhadap banyak hal. Mudah berprasangka buruk dengan kemungkinan yang akan terjadi, walaupun aku sendiri belum tahu apakah kemungkinan tersebut akan terjadi atau tidak. Mengganggap suatu masalah selalu menjadi beban sehingga kehidupanku akan selalu terasa memberatkan setiap harinya. Atau jika ingin diumpakan, maka dapat dikatakan bahwa, “Ragaku beristirahat, tapi pikiranku tidak."
Orang lain mungkin tidak pernah mengetahui kondisiku yang sebenarnya karena aku selalu berusaha dalam kondisi yang baik setiap harinya. Walaupun sejujurnya sangat melelahkan untuk selalu tersenyum dengan hati yang runyam. Suatu kelemahan itu cukup disimpan sendiri dan tidak perlu ditunjukkan kepada orang lain, katanya.
Bahkan, setiap hari aku akan selalu merasa bersalah apabila dalam waktu 24 jam aku melakukan secuil kegiatan yang dirasa tidak bermanfaat. Hal ini akan semakin memuncak, apabila pada akhirnya deadline yang telah kubuat mundur dari jadwal yang seharusnya atau hasil yang kudapatkan tidak sesuai dengan harapanku. Aku pribadi adalah seseorang dengan ambisi yang teramat besar, akan tetapi ambisi ini pun berhasil membuahkan kekecewaan yang begitu mendalam.
Pada akhirnya, aku berpikir bahwa hal-hal tersebut justru akan semakin menyulitkanku karena pada dasarnya hidup sendiri memang sudah menyulitkan.
Yang lalu, renungkanlah.
Yang sekarang, jalanilah.
Yang ke depan, perjuangkanlah.
Advertisement
Yang ke Depan, Perjuangkanlah
Aku pun menemukan sebuah solusi menarik untuk mengatasi kegelisahan yang ada. Sebenarnya, aku hanya perlu membagi hariku menjadi dua bagian. Satu bagian digunakan untuk berproduktif ria dan satu bagian lain digunakan untuk refreshing serta menenangkan diri. Setelah kucoba beberapa kali, aku merasa menjadi pribadi yang jauh lebih tenang karena waktu yang kugunakan terasa telah termaksimalkan dengan baik dan di sisi lain aku juga dapat menikmati waktu yang ada dengan menjalankan hobi yang kusenangi. Sehingga mulai saat ini, tidak ada lagi rasa bersalah yang mendalam dalam hidupku.
Memikirkan banyak kemungkinan yang akan terjadi merupakan antisipasi yang baik. Akan tetapi, jangan terlalu mengkhawatirkan banyak hal secara berlebihan karena hidup itu hanya sebuah persinggahan singkat yang cukup untuk dinikmati. Percayalah, aku pasti dapat melakukan sesuatu yang terbaik setiap harinya.
Percayalah, Tuhan selalu adil dalam bertindak. Tuhan akan memberikan masalah kepada umat-Nya dengan porsinya masing-masing. Apa pun yang akan aku hadapi, aku percaya dapat menjadi hebat untuk melaluinya karena Tuhan saja percaya dengan kemampuanku. Maka diriku sendiri pun harus jauh lebih percaya diri pada kemampuan yang aku punya. Stay positive and love myself.
***
Sudah siap untuk hadir di acara FIMELA FEST 2019? Pilih kelas inspiratifnya di sini.
#GrowFearless with FIMELA