Fimela.com, Jakarta Masing-masing dari kita memiliki cara dan perjuangan sendiri dalam usaha untuk mencintai diri sendiri. Kita pun memiliki sudut pandang sendiri mengenai definisi dari mencintai diri sendiri sebagai proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti tulisan yang dikirim Sahabat Fimela untuk Lomba My Self-Love Matters: Berbagi Cerita untuk Mencintai Diri ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Lia Permana - Gianyar, Bali
“I deserve love and kindess. I deserve to feel happy, healthy, and hopeful. I am loved." Kutipan ini sudah jadi makanan sehari-hari buat saya, menjadikannya lockscreen dengan harapan saya bisa lebih mencintai diri sendiri. Belum lagi, postingan di Instagram yang cukup banyak menyentil saya akan self-love. Awalnya saya bertanya-tanya, hal apa sih yang bakalan saya dapat saat mencintai diri sendiri? Seberpengaruh itukah self-love dalam hidup ini hingga semua orang menggemakannya dengan lantang?
Pertanyaan itu perlahan-lahan terjawab. Menurut saya self-love itu ketika kamu mencintai diri kamu sendiri tanpa alasan, berani berkata “tidak” saat seseorang mulai memanfaatkan kamu dan ya memperhatikan diri sendiri.
Dulu, saya tidak pernah yang namanya memperhatikan diri sendiri. Bahkan untuk berkaca pun enggan, muncul pemikiran bahwa saya ini tidak cukup cantik untuk dipandang. Apalagi melihat teman-teman di sekeliling yang sebagian sudah terlihat memiliki kecantikannya masing-masing. Dari segi fisik saya merasa tak memiliki keunggulan, keadaan tubuh yang kurus dan cenderung jangkung bahkan kerap kali menjadikan saya objek body shaming di lingkungan sekitar. Bahkan secara tidak sadar karena rasa insecure, saya justru menjadi pelaku body shaming atas diri saya sendiri. Miris, ya.
Advertisement
Menghargai Diri Sendiri
Insecure membayangi saya semasa SMP dan awal masa SMA, seperti remaja pada umumnya yang pasti memiliki ketertarikan pada lawan jenis. Saya pun merasakannya, tapi rasa insecure membuat saya menekankan langkah untuk memiliki perasaan pada lawan jenis. Hingga teman saya mengatakan kutipan kalimat di atas, memang awalnya saya merasa semua itu hanya omong kosong. Namun, ketika dilihat lebih dalam lagi, saya merasa ada benarnya juga ya kutipan itu. Ditambah pengetahuan saya akan dunia luar makin meluas, saya mulai kenal yang namanya skin care dan make up. Kemudian pertanyaan lain muncul, “Kata self-love kok pakai make up segala?” Ya tujuan saya menggunakan make up dan yang lainnya ya untuk itu, membuat saya lebih menghargai diri sendiri sekaligus mengapresiasi tubuh yang saya miliki.
Kalau kita sendiri saja masih belum bisa mencintai dan berdamai dengan diri sendiri bagaimana orang lain? Hal yang cukup mendistraksi saya dari rasa insecure di antaranya membaca novel dan fangirling. Ya, memang sebenarnya sesederhana itu mencintai diri sendiri. Sesimpel kamu menghargai diri dan tubuh kamu.
#GrowFearless with FIMELA