Fimela.com, Jakarta Beberapa waktu lalu ada seorang teman yang curhat di akun media sosial. Mungkin lebih tepatnya mengungkapkan kekesalannya. Dia menceritakan pengalamannya ada teman lama yang menyapa dan menanyakan statusnya (sudah menikah atau belum) dan sudah punya anak berapa. Begitu dia bilang belum menikah di usia yang sudah lewat kepala tiga, temannya itu bilang itu gara-gara dirinya terlalu sibuk bekerja.
Jelas saja teman saya itu merasa kesal. Dia memang sibuk bekerja tapi rasanya itu bukan berarti dia menduakan urusan jodoh. Bisa jadi memang ada hal yang lebih dulu perlu diprioritaskan. Serta ya memang belum menemukan orang yang tepat saja.
Bekerja atau tidak bekerja, setiap perempuan berhak membuat keputusan terbaik untuk dirinya. Bila memang belum menemukan jodoh di usia yang (kata orang-orang) sudah matang, mau diapakan lagi. Sibuk bekerja atau berkarier tak serta merta bisa dijadikan alasan jodoh yang datang terlambat.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
I want to be thoroughly used up when I die, for the harder I work, the more I live. Life is no ‘brief candle’ to me. It is a sort of splendid torch which I have got hold of for a moment, and I want to make it burn as brightly as possible before handing it on to the future generations. – George Bernard Shaw
Bekerja bisa menjadi salah satu cara terbaik kita untuk menunjukkan dan mengoptimalkan eksistensi kita. Menggunakan potensi dan kemampuan kita untuk melakukan hal-hal yang lebih positif dan bermakna dalam hidup. Menjadi perempuan yang tangguh dengan terus mengembangkan diri menjadi perempuan yang mandiri.
The best way to not feel hopeless is to get up and do something. Don’t wait for good things to happen to you. If you go out and make some good things happen, you will fill the world with hope, you will fill yourself with hope. ― Barack Obama
Mungkin ada sedikit benarnya bahwa saat kita terlalu fokus pada pekerjaan, kita jadi tak punya banyak waktu untuk memikirkan jodoh. Atau mungkin karena tak mau salah pilih atau menjalin hubungan yang salah, kita jadi lebih berhati-hati dalam menerima hati seseorang. Kondisi dan situasi setiap perempuan berbeda satu sama lain.
Kita tak bisa mengendalikan atau mengatur-atur kata yang diucapkan orang lain. Selalu saja ada sisi "buruk" diri kita yang bisa disudutkan oleh orang lain. Tak perlu berkecil hati bila disudutkan atau merasa tersinggung dengan kata-kata orang lain yang terlalu menyudutkanmu. Yang paling tahu apa yang terbaik untuk hidupmu adalah dirimu sendiri.
#GrowFearless with FIMELA