Fimela.com, Jakarta Stres dan perempuan nampaknya begitu lekat ketika melihat angka persentase stres perempuan lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Pakar Ilmu Sosial, Budaya, dan Komunikasi, Dr. Devie Rachmawati, M. Hum., CPR mengatakan masalah sudah muncul sejak tahun 1986. Bukan hanya terjadi di Indonesia saja, tingkat stres yang tinggi pada perempuan juga terjadi di seluruh dunia.
Menurutnya, ada tiga faktor yang mendorong angka stres ini begitu tinggi di kalangan peremuan. Pertama, faktor biologis yang salah satunya ditandai dengan usia haid pertama yang semakin belia.
"Perempuan haid pertama SMP-SMA itu sudah biasa, jangan heran kalau mendengar ada anak perempuan duduk di bangku SD yang sudah haid," jelasnya saat ditemui di konferensi pers Sunsilk #Takterhentikan di kawasan Jakarta Selatan, Senin (7/10/2019).
Advertisement
BACA JUGA
Sementara itu, juga ada faktor sikologis yang biasanya dialami perempuan remaja. Kini, remaja di seluruh dunia pun mengalami stres yang dipicu oleh hilangnya life purpose. Kehidupan di dunia media sosial, menurut Devie, membuat mereka terobesesi untuk mendapatkan likes sebanyak-banyaknya.
Sisi sosiologis anak pun memengaruhi tingkat stres. Anak-anak muda kini, baik generasi Y dan Z, sibuk untuk tampil dengan casing terbaik. Namun menurut Devie, mereka lupa untuk memperkaya pengalaman dan kemampuan mereka. Sehingga, ada dorongan besar dalam diri mereka untuk semakin sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Faktor sosiologis ini jelas mampu menurunkan rasa penghargaan terhadap diri mereka sendiri.
Advertisement
Meningkatkan Penghargaan terhadap Diri Sendiri
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain tentu saja menjadi tembok besar bagi perempuan untuk memberikan penghargaan bagi diri mereka masing-masing. Sangat terkait dengan kebahagiaan, memberikan penghargaan kepada diri sendiri yang kerap disebut self-esteem ini sebenarnya juga mampu menurunkan tingkat stres yang begitu tinggi di kalangan perempuan seluruh dunia.
Meskipun tidak semudah membalikkan telapak tangan, ada beberapa trik untuk membangun self esteem pada dirimu sendiri. Dimulai dari membangun optimisme kepada diri sendiri, dengan melihat sisi positif dari segala sesuatu yang terhadi dalam kehidupan.
Namun, dilansir dari Very Well Mind, optimisme bukan hanya sekadar melihat sisi baiknya saja, tetapi juga bisa dengan melakukan self-talk lebih banyak. Artinya, bukan hanya melakukan diskusi dengan orang lain yang merangkul dan mendukungmu, tetapi juga melakukan sebuah diskusi dengan dirimu sendiri, untuk bisa lebih memahami dan mencintai diri sendiri dengan lebih ikhlas.
***
Cari tahu lebih banyak bagaimana menanggulangi stres dan membangun self esteem demi menumbuhkan rasa cinta terhadap diri sendiri di talkshow "Self Love and Be Good to Yourself" with Andra Alodita dan Tara de Thouars. Yuk, Grow Fearless bersama Fimela. Segera daftarkan dirimu di sini dan dapatkan undangan FIMELA FEST 2019.
#Growfearless with FIMELA