Fimela.com, Jakarta Meghan Markle menjadi salah satu tokoh yang tampil di majalah Vogue. Bukan sekadar tampil, Meghan Markle pun digandeng sebagai editor tamu majalah Vogue untuk edisi September.
Dalam penggarapannya, terungkap bahwa Meghan Markle menampilkan 15 perempuan yang dipilih sebagai Forces for Change di sampul dan artikel yang menjadi milik Meghan untuk diisi.
Advertisement
BACA JUGA
Responnya pun sebagian besar positif. Namun ada beberapa orang yang mengkritik perempuan pilihan Meghan dan memilih Meghan Markle sebagai editor tamu. Mereka yang mengkritik mempertanyakan apakah anggota keluarga kerajaan harus mengedit sebuah majalah.
Mendengar kritik ini, Edward Enninful selaku editor Vogue Inggris menyebut bahwa serangan terhadap Meghan Markle dan masalah di majalahnya merupakan bagian dari rasisme.
Â
Advertisement
Perdebatan model yang masuk ke halaman sampul
Pengangkatan Edward Enninful di Vogue Inggris pun dilakukan setelah Vogue dianggap tidak cukup beragam. Kemudian Naomi Campbell mengunggah foto tim editorial Vogue di bawah Alexandra Shulman, yang tidak merekrut orang kulit hitam.
Dalam sebuah wawancara, Enninful pun menjelaskan bagaimana representasi yang lebih besar mendorong visinya untuk Vogue Inggris. Artis seperti Rihanna, Gugu Mbatha-Raw, dan Halima Aden, yang menjadi model hijab prtama yang muncul di sampul Vogue.
"Pekerjaan saya selalu melibatkan dokumentasi apa yang ada di sekitar saya, dan untuk menormalkan yang terpinggirkan," ungkap Enninful.
Setiap bulan, ia bersama tim tidak mempertimbangkan warna kulit, bentuk tubuh, dan ras untuk mengisi halaman sampul. Vogue berusaha merepresentasikan diri untuk semua orang.
Ingin tahu lebih banyak tentang body positivity? Daftarkan dirimu segera dan dapatkan kesempatan untuk hadir di Fimela Fest 2019 di sini!
Simak video berikut ini
#GrowFearless with Fimela