Fimela.com, Jakarta Setiap orang punya kisah cinta yang unik. Ada yang penuh warna-warni bahagia tapi ada juga yang diselimuti duka. Bahkan ada yang memberi pelajaran berharga dalam hidup dan menciptakan perubahan besar. Setiap kisah cinta selalu menjadi bagian yang tak terlupakan dari kehidupan seseorang. Seperti kisah Sahabat Fimela yang disertakan dalam Lomba My Love Life Matters ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Diana - Tangerang
Awal itu kali pertama aku melihat seorang yang berbeda dari yang lain. Melihat sebuah senyuman yang tulus dari lelaki yang begitu meluluhkan hati. Setiap hari kucoba memberanikan diri untuk mencoba mengenali, responsnya begitu meyakini. Jika kutanya ia menjawab, jika aku tersenyum ia membalas dan jika aku memberi ia teramat gembira. Aku begitu tersenyum dan bahagia mengenalnya, hariku bukan lagi tentang diriku tapi tentang dia yang mulai meyakiniku.
Sikapnya teramat baik seolah-olah menjadikanku sebagai wanita pujaan hatinya, tidak hanya memperhatikan tapi ia begitu menghargaiku. Tutur katanya yang lembut tak pernah menyakiti, bahkan nada keras pun tak pernah terdengar di telingaku. Kembali aku meyakininya bahwa ini merupakan jawaban Tuhan bagiku, doa malamku seolah dijawab inilah waktunya kalau Tuhan mempertemukanku dengan pria terbaikku.
Namun, tak bertahan lama. Seperti sebuah uap yang hilang dengan mudahnya, begitu pun dengannya. Pagiku seakan mati, untuk pertama kalinya aku menangis untuk orang yang tidak ada ikatan denganku, ia berhasil membuatku menjadi ratu namun menjatuhkanku bagaikan batu. Aku seperti menyesal karena telah melihat fotonya di media sosial, ia mendeklarasikan hubungannya dengan seorang wanita, aku jatuh-sejatuhnya. Kali pertama aku begitu kecewa dengan diriku sendiri, menyesali dan mengasihani diriku sendiri, untuk kesekian kalinya aku gagal menemukan pria terbaikku.
Advertisement
Dia Baik kepada Semua Orang
Respons dan perhatiannya selama ini hanya sebuah bentuk karakternya, ia begitu baik dengan semua orang termasuk denganku. Lima tahun sudah aku menyimpan sakit hati ini, tapi tidak seperti biasanya, darinya aku belajar banyak hal, belajar untuk memantaskan diri dengannya, dan berjuang menjadi sepadan dengannya. Banyak hal yang kulakukan untuk membuatnya layak denganku.
Beberapa pencapaian kulakukan untuk meyakininya untuk menoleh ke arahku sejenak saja, tapi aku tak bisa memaksakan perasaan itu kepadaku, saat ini aku menjadi pribadi yang lebih baik setelah mengenalnya. Entah akan menjadi seperti apa, yang pasti sampai saat ini aku tak pernah membenci dan menyesal telah mengenalnya. Aku belajar banyak darinya, jika memang akan berakhir indah aku masih tetap membayangkannya. Jika tidak, mungkin dia ditakdirkan Tuhan hanya untuk mengubahku bukan untuk memilikiku. Akan lebih berhati-hati ke depannya.
#GrowFearless with FIMELA