Fimela.com, Jakarta Setiap orang punya kisah cinta yang unik. Ada yang penuh warna-warni bahagia tapi ada juga yang diselimuti duka. Bahkan ada yang memberi pelajaran berharga dalam hidup dan menciptakan perubahan besar. Setiap kisah cinta selalu menjadi bagian yang tak terlupakan dari kehidupan seseorang. Seperti kisah Sahabat Fimela yang disertakan dalam Lomba My Love Life Matters ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Arintha Ayu Widyaningrum - Pati
Berkali-kali cuma diberi janji itu menyebalkan. Lebih menyebalkan lagi, yang memberi janji orang yang berbeda-beda. Aku jadi bertanya-tanya, apa dosaku sampai beberapa orang hadir memberikan pengalaman yang sama pahitnya?
Aku berpacaran dengan seorang pria, sebut saja S, selama sekitar 4 tahun. Dan tepat di tahun keempat, ia menyudahi hubungan kami tanpa alasan yang bisa kunalar. Padahal tahun itu, mestinya ia sudah memberiku kepastian pernikahan, minimal lamaran. Namun, rupanya ia ketakutan dan memilih pergi.
Belum genap setahun ketika ia datang lagi, aku menolaknya. Lalu ada si D, sosok yang sempat mengisi kesepianku beberapa lama yang kuharapkan—setidaknya punya rencana menikah, kabur juga. Aku hanya meminta kejelasan hubungan saat itu, belum sampai mengajaknya ke jenjang lebih tinggi. Terakhir, si A. Kawan lamaku yang pernah kutaksir dan menaksirku. Yang satu ini juga tidak berlanjut, menguap begitu saja kabarnya. Kudengar, rupanya ia menghubungiku hanya karena baper mengetahui mantan kekasihnya segera menikah.
Advertisement
Cinta Bisa Terasa Begitu Pahit
Dari ketiganya, aku menemukan satu kesamaan yaitu, mereka adalah cinta yang aku paksakan. Aku seolah-olah mengejar sesuatu yang berlari menjauh, tak peduli pada apa yang sedang ada di depan mata. Diriku sendiri. Aku lupa peduli, lupa mencintai diriku sendiri demi mereka. Pantas saja, Tuhan menjauhkanku dari ketiganya, dan mengganti dengan pengalaman lain yang akan kukenang sepanjang umurku.
Aku melakukan perjalanan. Beberapa kali traveling ke tempat-tempat baru yang belum pernah kudatangi. Aku merekatkan persahabatan, menjalin pertemanan baru, dan saling berbagi hal-hal yang remeh sampai yang paling berat sekalipun. Dari situ aku sadar, mencintai diri sendiri adalah satu-satunya hal yang terpenting sebelum kita menginginkan cinta dari orang lain. Dan bersama sahabat-sahabat baikku, kami berbagi hal itu.
Kurasa, jika kita membagikan cinta, akan ada seseorang di luar sana yang ingin memberi cintanya juga. Akan ada orang yang ingin memiliki cinta kita, dan memberikan cintanya pada kita. Seseorang itu mesti tahu, cinta bukan sebatas perasaan atau hubungan yang terjalin antara pria dan wanita saja. Cinta itu tentang membersamai tanpa pamrih.
#GrowFearless with FIMELA