Fimela.com, Jakarta Kebakaran hutan hujan Amazon kini sedang disoroti dunia. Bukan hanya karena Amazon adalah salah satu paru-paru dunia, tulis Reuters, namun kebakaran hutan ini merupakan kebakaran terbesar sepanjang sejarah sejak tahun 2013. Padahal, beberapa bulan terakhir, Brasil mengumumkan keadaan darurat karena meningkatnya jumlah kebakaran di wilayah tersebut.
Sepanjang tahun ini, hampir 73.000 kebakaran di Brazil terdeteksi oleh pusat penelitian luar angkasa Brasil, INPE. Lantas, apa yang menyebabkan hutan terbesar di dunia ini dilahap oleh api?
Advertisement
BACA JUGA
CNet melaporlkan, hutan hujan Amazon biasanya basah dan memiliki tingkat humidity yang tinggi. Namun, sepanjang Juli dan Agustus merupakan bulan-bulan yang paling kering.
Direktur program nirlaba Amazon Watch, Christian Poirier mengatakan kepada CNN, kalau api memang kerpa digunakan untuk membuka lahan pertanian dan peternakan. Namun, Presiden Brasil Jair Bolsnaro mengatakan di depan umum kebakaran hutan hujan Amazon tersebut dilakukan oganisasi non-pemerintah (LSM).
Terlepas dari politik dan kepentingan, kebakaran hutan hujan Amazon merupakan cambuk bagi seluruh umat manusia di Bumi. Pasalnya, kebakaran ini memiliki koneksi dengan perubahan iklim.
Advertisement
Dampak Buruk pada Perubahan Iklim
Pada Kamis (22/8), Greenpeace mengeluarkan rilis. Di dalamnya, mereka menyatakan kebakaran hutan dan perubahan iklim beroperasi dalam lingkaran setan. Pasalnya, CNet menulis, jumlah kebakaran yang terus meningkat akan meningkatkan emisi gas rumah kaca pula.
Sehingga, suhu keseluruhan Bumi naik. Di saat yang hampir bersamaan, cuaca ekstrem seperti kekeringan besar akan lebih sering terjadi.
"Selain meningkatkan emisi, deforestrasi berkontribusi langsung pada perubahan pola curah hujan di wilayah yang terkena dampak. (Juga) memperpanjang musim kemarau, memengaruhi hutan, keanekaragaman hayati, pertanian, dan kesehatan manusia," jelas pihak Greenpeace dalam rilisnya, seperti dikutip dari CNet.
Karena itu, kebakaran Amazon bukan hanya urusan mereka yang tinggal di sekitar Brasil saja. Tetapi menjadi tanggung jawab seluruh dunia, karena akan berdampak buruk pada perubahan iklim yang dapat mengancam kehidupan satwa, tumbuhan, serta manusia.
#Growfearless with FIMELA