Fimela.com, Jakarta Beberapa minggu belakang ini, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan pemberitaan tiga pelajar SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengan menemukan khasiat getah bajakan yang dapat digunakan untuk obat kanker.
Indonesia pun dibuat bangga dengan tiga pelajar tersebut karena mereka berhasil memenangkan lomba dan meraih medali emas untuk obat kanker dari alam di World Invention Creativity Olympic (Olimpiade Kreativitas Penemuan Dunia) di Seoul, Korea Selatan akhir Juli lalu.
Mereka berhasil mendapatkan penghargaan tersebut setelah mempresentasikan riset tentang efek akar kayu bajakah terhadap kanker pada mencit (jenis tikus kecil putih).
Advertisement
Dilansir dari theconversation, mereka menguji coba pada dua ekor mencit yang telah distimulasi untuk terjadi kanker. Setelah muncul benjolan-benjolan yang disebut sebagai kanker, mencit diberi air rebusan bawang Dayak dan air rebusan bajakah selama lima puluh hari dan dibandingkan efek dari kedua jenis air tersebut.
Hasilnya, menurut riset siswa ini mencit yang diberi air bawang Dayak mati, sedangkan mencit yang diberi air bajakah malah sehat, bahkan bisa berkembang biak. Lalu disimpulkan bahwa kayu bajakah mengandung zat anti-kanker.
BACA JUGA
Metode dan hasil penelitian ini sangat baik untuk tingkat SMA. Namun secara ilmiah, dalam tingkat dasar pun riset ini belum memenuhi syarat untuk dapat disimpulkan bahwa bajakah mempunyai efek pada sel kanker. Apalagi untuk dapat direkomendasikan sebagai obat yang terukur, perjalanannya masih jauh.
Menurut Dr. Ari Fahrial Syam Akademisi dan praktisi klinik penelitian yang dilakukan baru pada binatang atau uji pra klinik, masih memerlukan waktu yang panjang untuk mengetahui komponen apa dari getah Bajakah yang berefek positif pada sel kanker.
"Disisi lain sudah ada korban pasien-pasien yang termakan info atas khasiat getah Bajakah ini sehingga menunda jadwal kemoterapi atau operasi, alasannya menunda karena mau mencoba akar Bajakah ini," paparnya.
Tentu dari sisi medis penundaan pengobatan memunkinkan kanker terus berkembang. "Saya sebagai akademisi dan peneliti mengapresiasi penemuan siswa ini. Diawali minat yang besar oleh siswa SMA ini ingin meneliti herbal yang diketahui sebelumnya membawa dampak baik untuk kesehatan dan dilakukan penelitian dengan binatang dan ternyata membawa hasil yang positif," ungkapnya
Advertisement
Bagaimana selanjunya?
Dr. Ari mengatakan penemuan ini harus difollow up, FKUI punya pengalaman yang cukup banyak dalam meneliti herbal dan melihat dampak kesehatan pada manusia.
Saat ini salah satu tim Human Cancer FKUI yang dipimpin oleh Prof Dr. rer. physiol. dr. Septelia Innawati PhD baru saja mendapat 3 paten seputar terapi kanker payudara. Salah satunya paten kerja senyawa bahan alam Andrografolida yang awalnya bersumber dari daun sambiloto yg dapat meningkatkan apoptosis sel punca kanker payudara melalui penekanan protein survivin (studi in silico dan in vitro).
Saat ini mahasiswa S3 Biomedik FKUI akan melakukan uji in vivo dengan Andrografolida. Pengalaman utk patennya ini saja membutuhkan 4 tahun.
"Saya tentu berharap terus dilakukan penelitian untuk melihat kandungan apa yang ada pada getah Bajakah ini, dilakukan isolasi dan setelah ditemukan komponen aktifnya dilakukan penelitian in vitro di tingkat sel dan jika terbukti efektif lanjut kepenelitian in vivo dengan animal," paparnya.
Setelah penelitian getah Bajakah ini lolos pada uji pra klinik ini bisa berlanjut ke uji klinik. Uji Klinik sendiri akan melakukan 4 tahap dimulai dari orang normal sampai dampak obat ini setelah sampai di market.
"Butuh waktu dan kalau kita fokus dan memang menghasilkan sesuatu tentu ini akan membawa manfaat untuk penemunya dan bermanfaat untuk orang banyak," tambahnya.
Butuh beberapa tahap
Dilansir dari theconversation, suatu bahan atau zat dapat direkomendasikan sebagai bahan pengobatan perlu beberapa tahapan penelitian yang mendapatkan hasil yang bermakna. Tahapan tersebut mulai dari penelitian dasar, termasuk penelitian pada hewan coba bahan alam langsung, ekstraksi zat kandungan bahan alamnya, uji efektivitas zat yang terkandung pada hewan coba.
Tahap selanjutnya, zat itu harus diuji klinis atau uji obat pada manusia, yang terdiri dari empat tahap. Uji klinis mencakup tiga tahapan utama, yaitu uji keamanan obat, uji coba efektivitas pada manusia dan mencari dosis yang sesuai, uji efektivitas dan membandingkan dengan pengobatan yang sudah ada.
Lalu, zat itu juga mesti dilakukan uji klinis tahap keempat, untuk memastikan keamanan dan efektivitas obat pada populasi yang luas setelah produksi dan dipasarkan.
Menjadikan kayu bajakah sebagai obat utama, terutama untuk kanker yang sudah didiagnosis oleh dokter pada stadium lanjut sangat tidak disarankan.
Advertisement
Simak video berikut
#Growfearless with FIMELA