Fimela.com, Jakarta Kritik yang membangun juga diperlukan dalam dunia kerja. Demi mencapai tujuan bersama, kesalahan perlu diperbaiki dan arahan yang tepat perlu jadi pegangan. Hanya saja kadang kita masih kesulitan dalam menyampaikan kritik yang baik. Bila kritikan disampaikan dengan cara yang salah, bukannya bisa memperbaiki keadaan, yang ada malah akan memperburuk situasi yang ada.
Menyampaikan kritik kepada rekan kerja juga ada seninya. Dikutip dari buku Emotional Intelligence, Harry Lavinson, seorang psikoanalis yang menjadi konsultan perusahaan punya arahan yang baik dalam menyampaikan kritik. Selengkapnya, langsung simak di sini, ya.
1. Langsung pada Sasaran
Advertisement
"Kejelasan," kata Lavinson, "penting bagi pujian sebagaimana halnya penting bagi kritik. Saya tidak akan mengatakan bahwa pujian yang setengah-setengah tidak berpengaruh sama sekali, melainkan dampaknya hanya sedikit, dan Anda tidak belajar apa-apa darinya." dalam menyampaikan kritik, kita perlu langsung pada sasaran. Kita perlu segera menyodorkan insiden yang nyata, sutau kejadian yang menggambarkan masalah utama yang membutuhkan perubahan untuk suatu kekurangan.
Seringkali orang yang tahu dirinya dikritik akan langsung patah semangat atau bersedih. Tapi dengan memaparkan apa yang sudah dilakukan dengan baik, apa saja yang masih kurang, dan cara memperbaikinya, maka kritik akan diterima dengan lebih terbuka. Tak perlu berbelit-belit tapi juga perlu penjelasan yang tegas mengenai masalah apa yang perlu diperbaiki.
2. Tawarkan Suatu Solusi
Mengkritik tidaklah sama dengan menyalahkan. Kritik yang baik perlu disampaikan dengan menawarkan suatu solusi. Kritik perlu dipahami sebagai umpan balik yang bermanfaat. Kritik dapat membukakan pintu ke arah alternatif lainnya yang tidak disadari oleh rekan kerja kita. Ada kekurangan yang perlu diperbaiki dan solusinya bisa ditemukan bersama.
BACA JUGA
Â
Â
Advertisement
3. Lakukan Secara Tatap Muka
Sama halnya dengan pujian, kritik akan sangat efektif bila dilakukan secara tatap muka dan dalam suasana pribadi. Sebaiknya kritikan disampaikan dengan bertemu langsung, tidak hanya sekadar menggunakan memo atau via pesan teks. Dengan pertemuan langsung tatap muka, kita bisa memberi peluang orang yang menerimanya untuk menyampaikan respons dan penjelasan.
4. Peka
Para manajer yang memiliki kepekaan dan empati yang rendah, kata Levinson sering kali menyampaikan umpan balik dengan cara menyakitkan hati. Jangan sampai efek kritik malah bersifat destruktif. Kritik sejatinya untuk membuka jalan menuju perbaikan. Bukan menciptakan reaksi keliru seperti rasa benci, sakit hati, sikap defensif, dan menjauh.
Menyampaikan kritik juga perlu dilakukan dengan empati. Apakah mudah? Bagi sebagian orang mungkin akan terasa sangat sulit. Tapi demi kebaikan bersama dan kemajuan perusahaan, kritik yang membangun diperlukan untuk membuat perubahan yang lebih baik.
#GrowFearless with FIMELA