Fimela.com, Jakarta Hal-hal buruk, luka, dan trauma yang terjadi di masa lalu memang tak bisa dihapus begitu saja. Semua sudah jadi bagian dari hidup kita. Kita tak bisa sungguh-sungguh melupakannya tapi kita punya kemampuan untuk mengambil hikmah dan pelajaran dari semua yang telah berlalu.
Kita punya pilihan dan kebebasan. Bisa terus terjebak di masa lalu atau berupaya untuk lebih fokus melakukan hal-hal terbaik hari ini untuk masa depan yang lebih berwarna. Kita punya kebebasan untuk lebih fokus memperbaiki hari ini untuk masa depan yang lebih indah. Memperkuat jiwa yang dulu pernah rapuh mungkin tak semudah kata orang, tapi bukan berarti kita tak bisa melakukannya, bukan?
1. Berdamai dengan Luka, Hapus Semua Benci
Advertisement
“If you want to forget something or someone, never hate it, or never hate him/her. Everything and everyone that you hate is engraved upon your heart; if you want to let go of something, if you want to forget, you cannot hate.” ― C. JoyBell C.
Sering tidak disadari bahwa hal yang membuat kita sulit untuk berdamai dengan masa lalu adalah karena masih ada benci di dalam diri kita. Jika ingin mengikhlaskan sesuatu, maka harus bisa menghapus kebencian di dalam dada. Lepaskan beban kebencian agar ada ruang dalam hati menerima kelapangan.
2. Terima Masa Lalu sebagai Bagian dari Hidupmu
“Letting go means to come to the realization that some people are a part of your history, but not a part of your destiny.” ― Steve Maraboli
Ada hal-hal yang akhirnya hanya menjadi bagian dari sejarahmu. Sadari hal itu. Semua luka dan rasa sakitnya mungkin masih terasa sampai saat ini, tapi kita masih bisa menciptakan hal-hal baik dari berbagai kejadian yang masih ada dalam kendali kita. Kita punya kebebasan membuat pilihan berbeda saat ini dengan harapan memiliki masa depan yang jauh lebih baik dari luka yang pernah ada di masa silam.
BACA JUGA
Advertisement
3. Maafkan Diri, Izinkan Dirimu Pulih
“Accept yourself, love yourself, and keep moving forward. If you want to fly, you have to give up what weighs you down.” ― Roy T. Bennett, The Light in the Heart
Kita sebenarnya punya kebebasan untuk memaafkan diri. Hanya saja memaafkan diri sendiri seringkali jauh lebih sulit daripada memaafkan orang lain. Izinkan diri untuk bersedih. Boleh saja menangis, tapi tak usahlah sampai berlarut-larut. Masih ada realita yang harus kita hadapi. Masih ada kenyataan yang harus diperjuangkan. Hidup kita belum berhenti. Luka yang pernah ada merupakan motivasi kita untuk menjadi sosok yang lebih kuat lagi di masa depan.
4. Ambil Satu Langkah Baru untuk Membuat Perubahan
“Incredible change happens in your life when you decide to take control of what you do have power over instead of craving control over what you don't.” ― Steve Maraboli, Life, the Truth, and Being Free
Kita tak bisa memutar waktu kembali ke masa lalu. Tak bisa menembus dimensi waktu dan membuat kita kembali ke zaman kita dahulu. Kesalahan dan luka yang dulu ada sudah tak bisa lagi dicegah. Itu memang di luar kendali kita. Tapi masih ada hal-hal yang masih dalam kendali kita, yaitu keputusan dan pilihan yang kita buat hari ini. Saatnya untuk mengambil langkah baru membuat perubahan yang lebih positif.
Semuanya akan berproses. Segalanya jelas butuh waktu untuk berubah pelan-pelan. Jiwa yang kini rapuh bisa kembali kuat. Kita punya kebebasan untuk membuat hidup kita lebih baik hari.
#GrowFearless with FIMELA